Saat sedang emosi dan marah, tidak sedikit orang tua yang suka berteriak kepada anaknya. Padahal, kebiasaan ini bisa berdampak buruk pada anak. Yuk, ketahui dampak negatif apa saja yang bisa terjadi pada anak akibat kebiasaan berteriak yang dilakukan oleh orang tua dan cara menghindarinya.
Bunda dan Ayah, membesarkan dan mendidik anak memang tidak mudah, ya. Saat sedang frustrasi dan marah, banyak orang tua yang kerap menjadi tidak sabar, sehingga suka berteriak atau mungkin berkata kasar pada anaknya.
Namun, faktanya, tindakan disiplin yang terlalu keras, seperti sering berteriak atau memarahi anak, justru bisa membawa dampak negatif bagi tumbuh kembang dan pembentukan karakter anak di masa depan, lho. Sering berteriak saat bertengkar dengan pasangan di depan anak juga tidak baik.
Beragam Dampak Berteriak pada Anak
Berikut adalah beberapa dampak berteriak pada anak yang bisa terjadi:
1. Membuat perilaku anak semakin buruk
Jika Bunda atau Ayah berpikir bahwa berteriak pada anak akan membuat perilakunya berubah menjadi baik, hal ini salah. Penelitian menyebutkan bahwa berteriak justru bisa membuat sikap Si Kecil makin buruk.
Ketika sering diteriaki dan dimarahi, anak bahkan bisa menjadi suka membangkang dan lebih agresif. Berteriak pada anak juga bisa menyebabkan ia merasa tertekan sehingga meningkatkan risiko anak berperilaku menyimpang.
2. Menurunkan kepercayaan diri anak
Kebiasaan orang tua berteriak pada anak juga bisa menurunkan harga diri dan kepercayaan diri anak. Pasalnya, bila sering dimarahi dengan cara diteriaki, anak mungkin akan merasa bahwa orang tuanya tidak menyayanginya.
Lebih parahnya lagi, anak mungkin akan merasa bahwa dirinya tidak berharga atau bahkan membenci dirinya sendiri. Karena stres dan merasa tertekan akibat sering diteriaki, anak juga mungkin akan menjadi sulit konsentrasi, sehingga hal ini berdampak negatif pada prestasinya di sekolah.
3. Mengganggu kesehatan mental anak
Dampak negatif lain dari sering meneriaki anak adalah bisa membuat anak stres dan hidup dalam ketakutan. Agar tidak lagi dimarahi, anak juga mungkin akan menjadi perfeksionis.
Lama-kelamaan, hal ini bisa meningkatkan risiko anak untuk mengalami gangguan mental tertentu, seperti gangguan kecemasan dan depresi. Bahkan, pada beberapa kasus, depresi yang dialami oleh anak bisa menyisakan luka batin dan trauma yang terus ia pendam hingga dewasa.
4. Mengganggu kesehatan fisik anak
Stres yang dialami oleh anak akibat terlalu sering diteriaki tidak hanya berdampak pada kesehatan mentalnya, tetapi juga bisa membawa dampak negatif bagi kesehatan fisiknya.
Hal tersebut dibuktikan oleh penelitian yang menyebutkan bahwa kekerasan verbal pada masa kecil dapat menyebabkan kondisi nyeri kronis, seperti sakit kepala, sakit leher, atau sakit punggung.
Ketika merasa stres karena sering dimarahi dan diteriaki, anak juga mungkin akan menjadi tidak nafsu makan atau justru makan berlebihan karena stress eating.
5. Menghilangkan rasa hormat anak
Ketika sering mendapatkan perlakukan yang kurang menyenangkan, seperti dimarahi atau diteriaki, anak-anak mungkin akan menjadi sulit menanamkan rasa percaya dan hormat pada orang yang kerap memarahinya, tidak terkecuali orang tuanya.
Tips Mendisiplinkan Anak Tanpa Perlu Berteriak
Mendidik dan mendisiplinkan anak tidak selalu harus dilakukan dengan cara marah dan berteriak kok, Bunda. Berikut adalah beberapa tips mendisiplinkan anak yang bisa dilakukan untuk menghindari kebiasaan berteriak atau melakukan kekerasan verbal pada anak:
- Coba tenangkan diri setiap kali melihat tingkah laku Si Kecil yang kurang disukai. Lalu, nasihati ia dengan bijak.
- Tarik napas panjang atau pergi sejenak, setiap kali Bunda dan Ayah merasa ingin berteriak.
- Berikan peringatan yang jelas dan tegas, tanpa menggunakan kalimat yang menyakitkan.
- Berikan konsekuensi yang tegas saat Si Kecil tidak mau menurut, misalnya dengan larangan bermain selama beberapa hari ke depan.
- Berikan penjelasan dan alasan kepada Si Kecil mengapa Bunda dan Ayah tidak suka dengan perilakunya. Ini akan membantunya memahami kesalahannya dan berusaha untuk tidak mengulanginya lagi.
Itulah beberapa informasi seputar dampak berteriak pada anak dan tips yang bisa dilakukan untuk mencegahnya. Namun, apabila Bunda atau Ayah sudah telanjur sering berteriak pada Si Kecil dan hal ini membuatnya stres, cobalah untuk berbicara dengan lebih sabar dan minta maaf kepadanya.
Jika masih memiliki pertanyaan seputar cara mendidik anak tanpa harus sering berteriak, Bunda dan Ayah juga bisa berkonsultasi melalui chat secara online dengan tenaga ahli untuk mendapatkan solusi yang tepat.