Punya rekan kerja yang toxic memang menjengkelkan banget, ya? Ini bisa membuat mood berantakan hingga menurunkan produktivitas kerja. Agar tidak mengganggu pekerjaan, ada beberapa cara bijak nih yang bisa kamu coba untuk menghadapi rekan kerja yang toxic.
Perlakuan toxic dari rekan kerja bisa berupa ucapan atau perbuatan, misalnya meremehkan, menghakimi, tidak menghargai, provokator, menyuruh-nyuruh, bullying, pelecehan, memanfaatkan, dan manipulatif. Selain itu, membuat drama dan gosip juga termasuk ke dalam ciri rekan kerja yang beracun.
Cara Menghadapi Rekan Kerja yang Toxic
Bekerja dengan rekan yang toxic dapat menyebabkan burnout yang bisa membuat hilangnya semangat bekerja, sulit berkonsentrasi, peforma kerja menurun, hingga akhirnya membenci pekerjaan yang sedang digeluti.
Jika tidak ditangani dengan baik, perlakuan toxic dari rekan kerja dapat memicu seseorang untuk melampiaskan rasa kesalnya pada kebiasaan yang tidak baik, seperti konsumsi minuman beralkohol dan obat-obatan terlarang. Bahkan, kondisi ini berisiko menimbulkan penyakit fisik dan mental, seperti depresi.
Nah, agar kamu terhindar dari dampak buruk akibat memiliki rekan kerja yang toxic, berikut ini adalah beberapa cara yang bisa kamu lakukan untuk menghadapinya:
1. Tetapkan batasan
Memang agak sulit ya untuk membuat batasan dengan orang di lingkungan yang sama. Tetapi, ini penting dilakukan supaya kamu tidak terlalu dekat dengannya dan terhindar dari perlakukan toxic-nya.
Sebisa mungkin tidak melibatkan diri terlalu dalam di pertemanan mereka. Urusanmu dengannya cukup terkait pekerjaan saja, ya.
2. Kontrol reaksimu
Apa yang dibicarakan atau dilakukan orang yang toxic bisa membuatmu merasa tidak nyaman bahkan kesal. Tetapi, tahan dulu, ya. Jika kamu terbawa emosi, itu hanya akan membuat situasi menjadi sulit bagi dirimu sendiri.
Menghadapi rekan kerja yang toxic tidak melulu harus dengan emosi, kok. Ucapan dan tindakan mereka memang tidak bisa dikontrol, tapi kamu masih bisa mengontrol emosimu. Kamu juga bisa menyiapkan beberapa argumen yang bisa membuat mereka “sekakmat” jika sewaktu-waktu kamu “diserang”.
3. Katakan jika merasa keberatan
Terkadang, seseorang tidak sadar kalau ucapan atau tindakannya sudah menyakiti dan cenderung toxic. Nah, jika kamu menjadi korbannya, tunjukkan bahwa kamu merasa keberatan dengan mengatakannya secara tenang dan sopan namun tegas. Ini dilakukan agar mereka tahu kalau perlakuannya sudah melebihi batas.
4. Libatkan pihak ketiga
Jika perlakuan orang-orang toxic ini sudah merugikan dan menggangu kinerjamu, sebaiknya laporkan pada atasan kerja atau pihak yang berwenang dalam menangani keluhan karyawan. Dengan begitu, mereka akan ditindak sesuai dengan aturan yang berlaku.
5. Fokus pada diri sendiri
Cobalah untuk tidak terlalu ambil pusing pada apa yang mereka lakukan. Lebih baik, alihkan pikiranmu untuk fokus pada dirimu saja, ya. Selesaikan apa yang menjadi tanggung jawabmu sebelum kamu terlibat urusan dengan orang lain.
Kamu juga bisa mencoba teknik relaksasi, seperti meditasi atau yoga, untuk mencegah stres kerja serta menumbuhkan rasa ketenangan dan kedamaian diri.
Jika kamu memiliki rekan kerja yang toxic, jangan merasa rendah diri atau bahkan langsung resign, ya. Di mana pun kamu bekerja, kemungkinan mendapatkan rekan kerja yang toxic itu pasti ada. Yang paling penting adalah kamu bisa menghadapinya dengan baik supaya terhindar dari stres kerja dan dampak buruk lainnya.
Akan tetapi, jika segala upaya telah kamu lakukan namun tidak membuahkan hasil dan justru membuatmu menjadi stres berat, mungkin resign adalah solusi terbaik. Bagaimanapun kamu harus berada di tempat yang bisa menghargai dan menyayangimu.
Bila perlu, kamu bisa melakukan konsultasi dengan psikolog atau psikiater untuk mendapatkan saran terbaik agar bisa keluar dari permasalahanmu.