Istilah janin tidak berkembang biasanya digunakan untuk menggambarkan kehamilan kosong (blighted ovum). Kondisi ini merupakan salah satu penyebab keguguran di trimester pertama kehamilan.
Tidak semua kehamilan bisa berjalan lancar sesuai yang diharapkan. Terkadang, ada beberapa kondisi yang membuat kehamilan tidak bisa dipertahankan, salah satunya adalah janin tidak berkembang (blighted ovum).
Kondisi ini terjadi ketika sel telur di dalam rahim sudah dibuahi dan kantung kehamilan terbentuk, tetapi tidak berkembang ke tahap selanjutnya menjadi embrio (bakal janin).
Penyebab Janin Tidak Berkembang
Pada kehamilan normal, sel telur yang telah dibuahi umumnya akan membelah dan membentuk embrio pada hari ke-10. Setelah itu, plasenta mulai berkembang dan terjadi peningkatan hormon kehamilan. Namun, pada kasus janin tidak berkembang, sel telur yang telah dibuahi (zigot) gagal membelah diri menjadi embrio atau berhenti berkembang.
Hingga saat ini belum diketahui secara pasti apa yang menyebabkan janin tidak berkembang. Namun, para peneliti meyakini bahwa kondisi ini terjadi akibat adanya kelainan kromosom pada zigot. Kelainan tersebut dapat disebabkan oleh kualitas sel telur atau sperma yang kurang baik.
Dalam beberapa kasus, janin tidak berkembang juga bisa disebabkan oleh infeksi, rendahnya kadar progesteron di tubuh, atau kelainan bentuk rahim.
Gejala Janin Tidak Berkembang
Janin tidak berkembang biasanya baru disadari pada minggu ke-7 dan minggu ke-12 kehamilan. Meski tidak terdapat janin, hasil test pack bisa menunjukkan positif dan menstruasi terhenti.
Selain itu, wanita yang mengalaminya juga akan mengalami morning sickness dan nyeri payudara, seperti kehamilan pada umumnya. Namun, saat zigot berhenti tumbuh dan hormon kehamilan menurun, gejala kehamilan akan hilang.
Gejala kemudian mengarah pada keguguran, seperti flek pada kehamilan atau bahkan pendarahan vagina dan nyeri perut bagian bawah. Namun, ada juga wanita yang tidak mengalami gejala keguguran.
Menangani Janin Tidak Berkembang
Janin tidak berkembang bisa terdeteksi melalui USG kehamilan. Setelah mengetahui adanya kehamilan kosong, dokter biasanya akan menyarankan pasien melakukan hal berikut ini:
- Menunggu sampai keguguran alami terjadi
- Mengonsumsi obat untuk merangsang peluruhan embrio
- Menjalani dilatasi dan kuretase untuk menghilangkan jaringan plasenta dari rahim
Meski bisa menjadi pilihan, menunggu keguguran alami memiliki risiko. Keguguran alami dapat terjadi cukup lama sehingga harus terus di bawah pantauan dokter. Jika setelahnya masih ada jaringan yang tertinggal di rahim pasca keguguran alami, dilatasi dan kuretase tetap dibutuhkan untuk menghindari infeksi.
Apabila test pack menunjukkan hasil positif, segera periksakan diri ke dokter. Dokter akan menggunakan USG abdomen atau USG transvaginal untuk melihat kantung kehamilan.
Perlu diketahui, pada usia kehamilan antara 5 hingga 6 minggu, embrio pada kantung kehamilan umumnya sudah dapat terlihat. Namun pada kasus janin tidak berkembang, kantung kehamilan terlihat kosong.