Bayi sering kaget kerap membuat orang tua merasa khawatir. Terlebih, bila kaget juga dialami bayi saat sedang tidur. Namun, Bunda tidak perlu cemas, karena kondisi ini umum dialami bayi. Selain itu, ada beberapa cara yang bisa Bunda lakukan untuk mengurangi rasa kaget pada bayi.
Ketika bayi kaget, ia akan tampak mengangkat kedua tangannya secara tiba-tiba, lalu beberapa saat kemudian tangannya kembali lagi ke samping tubuh. Hal ini akan berlangsung hingga bayi berusia 3–4 bulan, namun ada juga yang terjadi sampai bayi berusia 6 bulan.
Kondisi ini menunjukkan bahwa bayi dalam keadaan normal yang menggambarkan refleks Moro, yaitu refleks yang umum dimiliki oleh bayi. Bahkan, dokter atau tenaga medis umumnya melakukan tes refleks Moro pada bayi yang baru lahir.
Pemeriksaan Refleks Moro
Untuk melakukan tes refleks Moro, dokter akan terlebih dulu membaringkan bayi di tempat yang empuk dan nyaman.
Setelah itu, kepala bayi akan diangkat dengan tubuh bayi masih tetap dibaringkan di tempat tidur. Selanjutnya, kepala bayi sedikit agak dijatuhkan dan segera ditangkap kembali. Pada bayi normal, kedua tangan bayi langsung terangkat saat bayi dikejutkan.
Jika saat tes bayi tidak memperlihatkan refleks yang normal, hal ini mungkin menandakan bahwa bayi mengalami masalah kesehatan tertentu.
Jika bayi hanya mengangkat sebelah tangannya saat tes refleks Moro dilakukan, hal ini kemungkinan menandakan bahwa bayi mengalami cedera saraf atau patah tulang pada bahu.
Sementara, jika bayi tidak memberi respons pada kedua sisi tubuhnya, dokter akan memeriksa kondisi bayi lebih lanjut. Ada kemungkinan bayi mengalami hal yang lebih serius, yaitu gangguan pada tulang belakang atau adanya masalah pada otak.
Tips agar Bayi Tidak Sering Kaget
Refleks Moro hanyalah salah satu dari sekian banyak refleks yang wajar dialami oleh bayi. Meski refleks Moro menunjukkan bahwa bayi dalam keadaan sehat dan normal, sebagian orang tua mungkin merasa tidak tenang jika bayi sering kaget.
Bayi yang sering terkejut akan membuatnya menjadi sulit tidur. Bahkan, dalam kondisi tidur pun bayi bisa saja terbangun karena efek terkejut. Akibatnya, kualitas tidur bayi kurang baik dan tentu saja berdampak buruk bagi kesehatannya. Agar hal ini tidak terjadi, Bunda dapat melakukan beberapa tips berikut ini:
Membedong bayi dengan lembut
Untuk mengurangi bayi sering kaget, Bunda dapat membedong bayi. Tubuh yang dibedong akan membuat bayi merasa nyaman seperti ketika berada di dalam rahim. Dengan kenyamanan seperti di dalam rahim, bayi akan terlelap lebih lama.
Saat membedong, gunakan kain lembut yang tidak terlalu tebal, tetapi cukup lebar. Letakkan kain di tempat tidur dengan salah satu ujung dilipat ke dalam. Letakkan bayi di atas kain tersebut, lalu lilit tubuhnya. Biarkan bagian leher dan kepala tetap terbuka.
Menempatkan bayi di dekat orang tua
Agar bayi tetap nyaman, ketika ia akan mulai tidur, usahakan tubuhnya dekat dengan tubuh Bunda. Bunda juga bisa memangku atau menggendong bayi sampai ia tertidur.
Ketika bayi sudah terlelap, letakkan di tempat tidur bayi secara perlahan sampai menyentuh alas tidur. Hindari melakukan gerakan kencang atau sentakan mendadak yang dapat membuat bayi kaget.
Sebuah penelitian juga menyarankan bahwa sebaiknya orang tua menggendong bayi, dan menenangkan dengan suara halus ketika bayi tampak sering kaget. Hal ini dikarenakan kaget yang dialami bayi mungkin menggambarkan rasa takut atau tidak nyaman.
Semakin bertambah usia, gerakan bayi sudah mulai berbeda. Gerakannya sudah lebih banyak dan terarah, sehingga hampir tidak ada lagi gerakan-gerakan menyentak. Pada usia 4 atau 6 bulan, umumnya gerakan bayi sering kaget sudah semakin berkurang bahkan hilang.
Bila setelah berusia 6 bulan, bayi masih sering kaget atau justru rasa kaget semakin sering terjadi, segera bawa Si Kecil ke dokter anak agar pemeriksaan dan penanganan dapat dilakukan secara tepat sesuai penyebabnya.