Keracunan makanan pada anak tentu saja bisa membuat Bunda dan Ayah khawatir. Tetapi, jangan panik dulu ya, Bun. Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi keracunan makanan pada anak. Yuk, simak informasinya di artikel ini!
Keracunan makanan bisa terjadi pada siapa saja, termasuk anak-anak. Biasanya, keracunan makanan pada anak dialami oleh anak yang berusia di bawah 5 tahun (balita). Hal ini terjadi karena sistem pencernaan dan kekebalan tubuh anak balita belum berfungsi optimal.
Penyebab Keracunan pada Anak
Keracunan makanan terjadi saat anak tidak sengaja mengonsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi bakteri, racun, atau bahan kimia berbahaya, seperti nitrogen cair. Risiko keracunan makanan akan semakin tinggi jika anak tidak rajin mencuci tangan.
Beberapa bakteri yang sering menyebabkan terjadinya keracunan makanan pada anak adalah E.coli, Salmonella, atau Listeria. Susu segar yang belum dipasteurisasi, daging mentah, ikan mentah pada sashimi dan sushi, dan sayur atau buah yang tidak dicuci dengan bersih sebelum dikonsumsi bisa mengandung bakteri-bakteri tersebut.
Pemberian madu pada anak di bawah 1 tahun pun bisa meningkatkan risiko anak mengalami keracunan makanan. Ini karena madu mengandung bakteri Clostridium botulinum yang jika dikonsumsi oleh anak usia kurang dari 1 tahun bisa menyebabkannya mengalami keracunan makanan yang serius.
Cara Tepat Mengatasi Keracunan pada Anak
Keracunan makanan pada anak sering terjadi akibat anak mengonsumsi jajanan yang dijual sembarang dan tidak terjamin kebersihannya. Jajanan tersebut bisa saja terkontaminasi bakteri, racun, atau bahan kimia berbahaya. Risiko keracunan makanan akan semakin meningkat jika anak tidak rajin mencuci tangan.
Keracunan makanan biasanya ditandai dengan gejala, seperti mual, muntah, diare, hilang nafsu makan, demam, atau lemas. Jika diatasi dengan cepat dan tepat, keracunan makanan pada anak bisa sembuh hanya dalam waktu beberapa hari.
Saat Si Kecil mengalami gejala keracunan makanan, ada beberapa cara yang bisa Bunda dan Ayah lakukan untuk membantu meredakan keluhan dan gejalanya, yaitu:
1. Memberinya banyak air putih
Saat keracunan makanan, muntah dan diare yang tidak kunjung berhenti bisa menyebabkan anak mengalami dehidrasi. Untuk mencegahnya, berikan Si Kecil banyak minum air putih. Supaya anak tidak kembung, Bunda bisa memberikan air putih dalam jumlah yang sedikit, tapi dengan frekuensi yang lebih sering.
Selain itu, Bunda juga bisa memberikan Si Kecil oralit. Oralit ini akan menggantikan cairan dan elektrolit yang hilang akibat muntah dan diare yang dialami oleh Si Kecil
Kehilangan cairan akibat muntah dan diare juga bisa meningkatkan risiko terjadinya gangguan elektrolit. Untuk itu, Bunda juga bisa memberikan Si Kecil cairan rehidrasi oral atau minuman yang mengandung elektrolit agar kadar elektrolit di tubuh anak tetap terjaga.
2. Memberinya makan dalam porsi yang kecil
Jika Si Kecil sudah tidak mual, Bunda bisa mulai memberikannya makanan yang mudah dicerna, seperti biskuit tanpa rasa, pisang, roti, atau nasi putih. Namun, pastikan Bunda memberikannya dalam porsi yang kecil, ya. Jika Si Kecil kembali mual, hentikan dulu pemberian makanannya.
3. Memastikan anak cukup istirahat
Mual, muntah, diare, demam, dan dehidrasi akibat keracunan makanan bisa membuat anak menjadi lemas. Oleh karena itu, setelah memastikan anak tidak kekurangan cairan, pastikan juga Si Kecil beristirahat dengan cukup agar kondisinya bisa segera membaik.
Sebisa mungkin ciptakan lingkungan yang nyaman untuk Si Kecil istirahat dan jangan biarkan ia terlalu banyak bermain gadget.
4. Tidak memberikan obat diare yang dijual bebas
Jika Si Kecil mengalami diare akibat keracunan makanan, hindari memberikannya obat diare tanpa pemeriksaan dokter terlebih dahulu. Pasalnya, mengonsumsi sembarang obat justru bisa membuat gejala keracunan makanan semakin parah.
Nah, itulah beragam cara yang bisa Bunda lakukan untuk mengatasi keracunan makanan pada anak. Selama penanganan yang dilakukan tepat, maka keracunan makanan yang dialami anak pun bisa sembuh dengan cepat dan tanpa menimbulkan keluhan yang serius.
Namun, jika diare dan muntah yang dialami anak tidak kunjung berhenti, muncul demam tinggi, atau anak menunjukkan gejala dehidrasi, seperti sangat kehausan, menangis tanpa keluar air mata, mata cekung, lemas, bibir kering, dan sangat mengantuk, segera bawa ia ke dokter agar ditangani lebih lanjut.