Bunda dan Ayah mungkin merasa panik dan khawatir saat melihat mata Si Kecil nampak juling. Namun pada sebagian kondisi, mata juling pada bayi ternyata normal ditemui, kok. Untuk mengetahui penjelasan lengkapnya, yuk simak pada artikel ini.
Juling atau strabismus adalah kondisi saat posisi bola mata tidak selaras atau tidak lurus, baik mengarah ke dalam atau ke luar. Kondisi ini dapat membuat pandangan menjadi tidak fokus. Mata juling bisa berkembang sejak masa anak-anak, bahkan sejak bayi dan balita.
Mata Juling Palsu pada Bayi
Pada rentang usia 0–6 bulan, bila mata Si Kecil nampak juling, terutama saat ia sangat lelah, Bunda tidak perlu khawatir.
Ini karena, beberapa bayi terlahir dengan lipatan kulit ekstra pada sudut dalam matanya, sehingga menyebabkan bayi terlihat juling, padahal sebenarnya tidak. Fenomena ini disebut pseudoesotropia atau juling palsu, dan cukup umum terjadi pada bayi, terutama bayi Asia yang memiliki tulang hidung kecil dan hampir datar.
Pseudoesotropia biasanya akan tampak saat mata bayi fokus pada benda yang sangat dekat. Jarak antara kedua pupil mata yang terlalu dekat akan memberi efek juling palsu semakin jelas.
Umumnya, seiring bertambahnya usia, lipatan di sudut mata bayi akan menghilang dan tulang hidungnya pun semakin terbentuk. Setelah menginjak usia 6 bulan, mata Si Kecil seharusnya tidak nampak juling lagi dan sudah mampu fokus pada suatu benda.
Cara Mengatasi Mata Juling pada Bayi
Bila Si Kecil sudah berusia 6 bulan tetapi matanya tetap nampak juling atau disertai dengan ciri-ciri bayi tidak bisa melihat, Bunda perlu membawanya ke dokter mata untuk diperiksa.
Beberapa kondisi bisa menjadi penyebab hal tersebut, seperti adanya gangguan pada otot mata atau pada saraf yang mengontrol gerakan mata, kelainan genetik, serta kondisi medis tertentu (misalnya cerebral palsy). Selain itu, bayi prematur atau lahir dengan berat badan rendah juga lebih berisiko mengalami mata juling.
Mata juling perlu ditangani sedini mungkin. Pasalnya jika dibiarkan, mata juling dapat memicu terjadinya mata malas yang akan mengganggu penglihatan Si Kecil.
Sejumlah penanganan yang bisa menjadi pilihan untuk menangani mata juling adalah:
- Penggunaan kacamata khusus, untuk memperbaiki posisi bola mata bayi, agar kembali lurus.
- Penggunaan penutup mata (eye patch) selama beberapa jam per hari. Cara ini dapat melatih otot mata yang juling, sehingga kondisi juling dapat berkurang.
- Penggunaan obat tetes mata dengan kandungan atropin, yang diteteskan pada mata yang tidak juling agar pandangannya kabur, sehingga mata yang juling dilatih untuk melihat dengan fokus.
- Terapi penglihatan, untuk melatih koordinasi otot-otot mata.
- Operasi pada otot mata, agar posisi bola mata menjadi lurus dan gerakan kedua bola mata bisa selaras.
Walaupun mata juling pada bayi bisa disebabkan oleh hal yang normal, namun Bunda tetap perlu memerhatikan kondisi mata Si Kecil dan memeriksakannya ke dokter secara teratur. Pemeriksaan mata dianjurkan mulai dari 3 hari setelah bayi lahir, dan setiap 5–6 bulan, hingga usianya 1 tahun.