Tak jarang seorang ibu sudah bisa memiliki ikatan batin yang kuat dengan bayinya meski ia masih dalam kandungan. Itu sebabnya saat terjadi keguguran, ibu bisa merasakan kesedihan yang terus menghantui pikiran dan mungkin saja menyebabkan depresi.
Sebagian besar keguguran, terutama yang terjadi pada trimester pertama, disebabkan oleh kelainan genetik. Hal ini tentunya bukanlah kesalahan sang ibu. Meski begitu, peristiwa keguguran selalu menyisakan rasa kehilangan, kecewa, dan rasa bersalah pada wanita yang mengalaminya. Ini adalah hal yang sangat wajar.
Akan tetapi, kamu dianjurkan untuk tidak terlalu lama terlarut dalam kesedihan setelah mengalami keguguran dan pelan-pelan berusaha mengalihkan kesedihanmu pada kegiatan lain. Hal ini agar kesedihanmu tidak berlanjut menjadi depresi yang justru akan membuatmu semakin sulit untuk bangkit kembali.
Mengenali Gejala Depresi Setelah Keguguran
Setiap orang memiliki cara dan waktunya masing-masing dalam menghadapi kesedihan, termasuk kesedihan setelah keguguran. Ada wanita yang cepat pulih dari kesedihannya, namun ada juga yang berlarut-larut. Tidak jarang, kesedihan yang berlarut-larut bisa berlanjut menjadi depresi.
Beberapa gejala yang dapat dikenali sebagai pertanda depresi setelah keguguran adalah:
- Sering merasa sedih atau merasa hampa
- Mudah marah atau frustrasi akan hal-hal yang sebenarnya sederhana
- Tidak bersemangat
- Sulit tidur atau malah terlalu banyak tidur
- Tidak nafsu makan atau malah makan berlebihan
- Sulit konsentrasi atau jadi sering lupa
- Merasa bersalah
- Merasa tidak berharga
- Mengeluhkan nyeri atau sakit fisik yang tidak kunjung hilang tanpa sebab yang jelas, bahkan setelah diobati
Depresi yang dibiarkan, lambat laun juga akan memberi dampak buruk bagi metabolisme sehingga memengaruhi kesehatan tubuh secara keseluruhan. Namun, yang paling patut diwaspadai pada depresi setelah keguguran adalah timbulnya pikiran atau keinginan untuk bunuh diri.
Cara Mengatasi Depresi Pasca Keguguran
Tingkat depresi paling berat biasanya dirasakan sesaat setelah mengalami keguguran, dan berangsur menurun seiring berjalannya waktu. Beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengurangi kemungkinan kondisi tersebut menjadi berkepanjangan di antaranya adalah dengan:
1. Bicara dengan keluarga dan pasangan
Mencurahkan isi hati dengan keluarga maupun orang tua juga bisa membuat pikiranmu lebih tenang. Mintalah pengertian serta doa dan dukungan dari mereka untuk kondisimu saat ini dan yang akan datang.
Selain itu, penting juga untuk selalu berkomunikasi dengan pasanganmu, ceritakan bagaimana perasaanmu dan apa yang kamu inginkan darinya untuk membantumu bangkit dari kesedihan. Mengetahui bagaimana perasaan pasangan juga bisa melegakanmu, karena kamu menjadi sadar bahwa kamu tidak merasakan ini semua sendirian.
2. Tenangkan pikiran
Berikan waktu dan ruang untuk pulih bagi dirimu sendiri. Jangan dengarkan komentar-komentar orang lain yang membuatmu merasa tersudut. Sangat wajar jika kamu ingin meluangkan lebih banyak waktu untuk sendiri dan merenungi apa yang terjadi.
Namun, hindari merenung yang justru dapat membuatmu menyalahkan dan menjelekkan dirimu sendiri. Ingat bahwa kamu berharga dan kamu selalu punya kesempatan lain di masa depan. Jadi, kamu pantas memperlakukan dirimu dengan sebaik-baiknya.
3. Terima dengan ikhlas
Setelah kondisimu membaik, siapkan diri untuk menjalani aktivitas sehari-hari atau untuk kehamilan berikutnya jika kamu dan pasangan sudah siap. Inilah waktunya untuk mengikhlaskan dan memaafkan masa lalu yang merupakan pelajaran berharga bagimu dan pasangan.
4. Atur jadwal konseling
Bila kamu masih kesulitan dalam menghadapi kesedihan pasca keguguran, jangan ragu untuk meminta pertolongan dokter atau psikiater. Dokter akan membantu memberikan jawaban atas pertanyaan yang mungkin membuat pikiranmu tak tenang.
Pada kondisi yang cukup berat, dokter mungkin akan meresepkan obat tertentu. Obat tersebut bertujuan untuk membantu mengurangi gejala depresi yang dirasakan. Psikoterapi juga bisa dianjurkan untuk membantu mengelola emosi dan suasana hati. Langkah-langkah ini dilakukan agar kamu bisa mempersiapkan diri untuk banyak hal indah lainnya yang menanti di masa depan, termasuk kehamilan berikutnya.
Bila kamu dan pasangan sudah siap untuk kembali merencanakan kehamilan, cobalah untuk berkonsultasi kembali dengan dokter kandungan, sehingga bisa dilakukan pemeriksaan yang diperlukan untuk mengetahui apakah terdapat faktor risiko yang mungkin dapat membahayakan kandunganmu.
Hal ini akan membantu dokter untuk menolongmu dalam mempersiapkan kehamilan yang sehat. Jadi, cobalah untuk selalu berpikiran positif dan jangan berputus asa, ya