Rasanya yang manis, membuat soft drink digemari oleh berbagai kalangan, baik anak-anak maupun orang dewasa. Namun, di balik rasa manis yang memanjakan lidah ini, ada bahaya pemanis buatan yang terkandung di dalamnya, lho.
Pemanis buatan dalam soft drink yang dikonsumsi secara rutin diketahui bisa menimbulkan gangguan pada kesehatan gigi dan mulut. Bahkan, tak hanya itu, konsumsi pemanis buatan dalam soft drink secara berlebihan juga dapat memicu munculnya hipertensi, diabetes tipe 2, dan penyakit jantung.
Berbagai Jenis Pemanis Buatan di Dalam Soft Drink
Ada beberapa jenis pemanis buatan yang umum terkandung di dalam soft drink, yaitu:
1. Aspartam
Aspartam adalah zat yang memiliki rasa manis, tetapi tidak mengandung gula alami dan kalori. Pemanis buatan ini terbuat dari asam amino alami, yaitu asam aspartam dan fenilalanin. Aspartam diperkirakan memiliki rasa manis 200 kali lipat daripada gula biasa.
Jika dikonsumsi berlebihan, aspartam bisa menimbulkan efek samping, terutama bagi penderita kondisi kesehatan tertentu. Pada pasien fenilketonuria, aspartam bisa menumpuk dan menyebabkan kerusakan otak. Pada pasien yang menggunakan obat untuk skizofrenia, aspartam bisa memicu kemunculan gejala tardive dyskinesia.
2. Sakarin
Sakarin terbuat dari bahan kimia o-toluene sulfonamide atau phthalic anhydride. Pemanis buatan ini memiliki rasa manis 300–400 kali daripada gula biasa dan tidak mengandung kalori atau karbohidrat.
Namun, sakarin memberikan sedikit rasa pahit, makanya pemanis ini harus dicampur oleh pemanis buatan jenis lainnya. Mengonsumsi sakarin dalam jumlah terlalu banyak bisa memengaruhi bakteri baik di usus.
3. Sukralosa
Dibandingkan dengan aspartam dan sakarin, sukralosa sebenarnya terbuat dari gula murni yang diproses sedemikian rupa. Rasanya yang 600 kali lebih manis dari gula biasa ditambah tidak munculnya rasa lain ketika dikonsumsi, membuat pemanis buatan jenis ini lebih banyak disukai.
Meski demikian, bila dikonsumsi dalam jumlah berlebihan, sukralosa diduga bisa mengganggu keseimbangan bakteri baik yang ada di usus.
4. Sorbitol
Pemanis buatan sorbitol atau gula alkohol biasanya terbuat dari sirup jagung. Sorbitol memberikan rasa sekitar 60% lebih manis dari gula pasir dan mengandung sedikit kalori. Mengonsumsi pemanis buatan jenis ini secara berlebihan bisa menyebabkan perut kembung dan diare.
Risiko Mengonsumsi Soft Drink Terlalu Sering
Walau memiliki rasa yang memanjakan lidah, tetapi konsumsi pemanis buatan tetap tidak boleh berlebihan. Soalnya, pemanis tidak alami ini bisa menimbulkan beberapa gangguan kesehatan, seperti:
1. Diabetes tipe 2
Penelitian mengungkapkan, mengonsumsi minuman yang mengandung pemanis buatan satu kaleng atau lebih per hari bisa meningkatkan risiko terjadinya diabetes tipe 2 sekitar 26%. Sedangkan pada anak-anak, sering minum minuman dengan pemanis buatan, seperti soda dan sirup, bisa menyebabkan pradiabetes.
Hal ini karena pemanis buatan bisa meningkatkan nafsu makan serta menyebabkan gula darah tinggi dan resistensi insulin. Faktor-faktor inilah yang diduga berperan dalam terjadinya diabetes tipe 2 pada orang yang sering mengonsumsi pemanis buatan.
2. Penyakit jantung
Sejumlah studi menemukan adanya keterkaitan antara konsumsi rutin minuman soft drink yang mengandung pemanis buatan dengan meningkatnya risiko peradangan, hipertensi, penyakit jantung koroner, dan stroke.
Wanita yang mengonsumsi minuman soda manis lebih dari dua porsi setiap hari, diketahui memiliki risiko 40% lebih tinggi terkena serangan jantung atau kematian yang diakibatkan oleh penyakit jantung.
Hal tersebut karena pemanis buatan, seperti aspartam, bisa meningkatkan kadar gula darah dan kolesterol serta memicu peradangan yang berkontribusi pada munculnya penyakit jantung.
an pemanis buatan demi memerangi obesitas, sindrom metabolik, dan semua faktor risiko penyakit jantung.
3. Kerusakan gigi
Kebiasaan mengonsumsi soft drink yang mengandung tinggi gula ditambah tidak dijaganya kebersihan gigi dan mulut bisa meningkatkan risiko terjadinya karies gigi. Selain itu, minuman bersoda juga dapat menyebabkan erosi pada lapisan gigi karena asam yang dihasilkan.
Oleh karena itu, jangan terlalu sering mengonsumsi minuman yang mengandung pemanis buatan dan ingat untuk membilas mulut dengan air putih setiap kali selesai meminum minuman yang manis.
4. Kelebihan berat badan
Studi menemukan bahwa sering mengonsumsi soft drink dapat meningkatkan risiko kegemukan atau obesitas. Ini karena soft drink mengandung banyak kalori tetapi minim nutrisi dan tidak membuat kenyang. Risiko obesitas akibat mengonsumsi soft drink juga akan semakin tinggi jika kamu kurang berativitas fisik dan berolahraga.
Jadi, mengonsumsi soft drink sesekali boleh-boleh saja, kok. Namun, hindari mengonsumsinya secara rutin dan dalam jumlah banyak, ya. Selain tidak mengandung nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh, soft drink justru bisa memberikan banyak dampak buruk pada kesehatanmu.
Sebagai pengganti soft drink, kamu bisa minum minuman yang lebih sehat, seperti susu, jus buah murni, dan infused water.
Bila kamu masih bingung dalam menentukan minuman yang baik untuk kesehatanmu, kamu bisa berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan solusi yang tepat.