Setiap obat memiliki dosis dan jarak minum obat yang berbeda. Aturan dan jarak minum obat ini perlu dipahami agar obat aman dikonsumsi dan dapat bekerja dengan efektif.
Jarak minum obat perlu diketahui karena berkaitan dengan paruh waktu obat atau seberapa lama obat bertahan dalam tubuh. Obat yang memiliki waktu paruh pendek cenderung bekerja lebih cepat, tetapi efeknya juga lebih cepat hilang. Obat ini biasanya perlu diminum beberapa kali sehari agar efeknya terus bekerja.
Sementara obat dengan waktu paruh lebih lama, umumnya membutuhkan waktu lebih lama untuk mulai bekerja, tetapi efeknya dapat bertahan lebih panjang. Obat ini biasanya hanya perlu diminum 1 sekali sehari atau bahkan lebih jarang.
Jarak Minum Obat yang Tepat Sesuai Anjuran
Cara minum obat yang baik adalah tepat dosis, tepat waktu, dan tepat cara penggunaan. Obat resep maupun obat bebas bisanya memiliki aturan mengenai dosis atau jarak minum obat yang perlu dipatuhi. Misalnya, obat diminum 3 kali sehari sebanyak 1 tablet atau 1 kali sehari sebanyak 2 tablet.
Sebagian orang mungkin merasa bingung dengan aturan dan jarak minum obat. Berikut ini adalah penjelasan mengenai jarak minum obat:
1. Satu kali sehari (1x1)
Obat yang biasanya diresepkan 1 kali sehari umumnya merupakan obat yang memiliki teknologi extended-release (ER). Istilah ini mengacu pada cara kerja obat.
Obat jenis ER dilepaskan di dalam tubuh secara perlahan atau baru dilepaskan setelah beberapa waktu, dengan tujuan untuk mempertahankan konsentrasi obat di dalam tubuh dan menurunkan risiko terjadinya efek samping.
Karena bisa bertahan lebih lama di dalam tubuh, obat tidak perlu diminum terlalu sering dan biasanya dianjurkan untuk dikonsumsi 1 kali sehari. Anda disarankan untuk minum obat ini di waktu yang sama, misalnya setiap jam 8 malam.
Namun, waktu minum obat yang tepat dapat tergantung pada jenis obat. Ada obat yang sebaiknya diminum di pagi hari atau justru di malam hari. Oleh karena itu, tanyakan pada dokter mengenai waktu terbaik setiap mendapatkan resep obat.
Contoh obat resep dengan jarak minum obat 1 kali sehari adalah obat depresi seperti venlafaxine dan alprazolam, obat jantung seperti bumetanide, dan pil KB.
2. Dua kali sehari (2x1)
Jika diresepkan dengan aturan minum 2x1, obat tersebut berarti perlu dikonsumsi 2 kali dengan jarak minum obat 12 jam sebanyak 1 tablet. Obat ini dapat diminum di waktu yang sama, misalnya setiap jam 7 pagi dan jam 7 malam.
Contoh obat yang diminum 2 kali sehari adalah antibiotik seperti ciprofloxacin dan cefixime, valsartan yang merupakan obat gagal jantung, dan obat pereda nyeri golongan OAINS seperti natrium diklofenak.
3. Tiga kali sehari (3x1)
Obat yang diresepkan dengan aturan minum 3x idealnya diminum setiap 8 jam sekali. Namun, bukan berarti Anda harus bangun di tengah malam untuk minum obat, kecuali dokter menyarankan demikian.
Agar lebih mudah, Anda bisa minum obat pada waktu yang berdekatan dengan waktu bangun tidur. Misalnya, jika Anda bangun pukul 7 pagi dan tidur pukul 10 malam, waktu terbaik untuk minum obat yang diresepkan 3 kali sehari adalah:
- Pukul 7 pagi, tidak lama setelah Anda bangun
- Pukul 2 siang
- Pukul 9 malam atau sebelum tidur
Jika Anda bangun atau tidur pada waktu yang berbeda, maka jarak minum obat perlu disesuaikan agar tidak terlalu berdekatan.
Contoh obat yang diminum 3 kali sehari adalah golongan antibiotik, seperti amoxicillin dan metronidazole, golongan obat pereda nyeri, seperti paracetamol, serta metformin yang merupakan obat diabetes.
4. Empat kali sehari (4x1)
Apabila dokter meresepkan obat untuk diminum 4 kali sehari, jarak minum obat yang ideal adalah setiap 6 jam. Namun, agar lebih mudah, obat yang diminum 4 kali sehari juga bisa dikonsumsi berdekatan dengan waktu bangun tidur.
Jika waktu Anda terjaga adalah 16 jam, obat bisa diminum setiap 4 jam sekali. Berikut ini adalah contoh jadwal minum obat yang dihitung dari waktu bangun pukul 7 pagi dan tidur pukul 10 malam:
- Pukul 7 pagi
- Pukul 12 siang
- Pukul 4 sore
- Pukul 9 malam
Erythromycin (antibiotik) dan propranolol (obat darah tinggi) diminum dengan aturan ini. Konsumsi paracetamol juga dapat dilakukan sebanyak 4 kali sehari, jika memang diperlukan.
Selain memahami jarak minum obat yang tepat, perhatikan juga aturan lain terkait minum obat. Beberapa jenis obat ada yang dianjurkan untuk dikonsumsi sebelum, setelah, atau bersamaan dengan waktu makan.
Selain itu, ada juga obat yang sebaiknya tidak boleh dikonsumsi bersama dengan makanan, minuman, suplemen, atau jenis obat lain untuk menghindari efek interaksi obat.
Hal yang Dilakukan Saat Lupa Minum Obat
Untuk obat dengan jarak minum obat 3 atau 4 kali sehari, jeda antara dosis memiliki sedikit kelonggaran. Ini artinya minum obat 1–2 jam lebih awal atau lebih lambat dari jadwal tidak terlalu berpengaruh pada efektivitas obat.
Akan tetapi, jika Anda lupa minum obat atau melewatkan dosis obat yang seharusnya dikonsumsi, tanyakan pada dokter yang meresepkan obat mengenai saran lebih lanjutnya. Terlambat atau melewatkan minum obat dapat memengaruhi pengobatan yang Anda jalani.
Pada umumnya, ada beberapa ketentuan umum yang berlaku jika Anda lupa minum obat, yaitu:
- Jika jarak dengan jadwal konsumsi obat berikutnya tidak terlalu dekat, atau Anda terlambat kurang dari 2 jam dari jadwal seharusnya, segeralah minum obat begitu Anda ingat.
- Jika Anda lupa hingga lebih dari 2 jam dari jadwal seharusnya, atau jarak minum obat berikutnya sudah dekat, abaikan dosis tersebut dan konsumsilah obat pada jadwal berikutnya untuk mengganti dosis yang terlewatkan.
- Hindari menggandakan dosis obat karena obat memiliki dosis maksimal dalam sekali minum. Menggandakan obat dapat menimbulkan efek samping yang serius, terutama pada beberapa jenis obat.
Setiap obat, baik obat resep maupun obat bebas, memiliki kegunaan, cara kerja, dan efek samping yang berbeda-beda. Oleh karena itu, Anda disarankan untuk selalu mengonsumsi obat dengan dosis, cara pakai, dan jarak minum obat yang sesuai anjuran dokter atau petunjuk pada label kemasan obat.
Jika Anda masih tidak yakin atau masih bingung mengenai cara minum obat yang tepat atau belum memahami aturan obat yang dikonsumsi, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter atau apoteker.