Pemeriksaan mata secara rutin penting dilakukan untuk memastikan kondisi mata dan fungsi indra penglihatan Anda tetap sehat dan terjaga. Saat menjalaninya, ada beberapa tes dan pemeriksaan mata yang dapat dilakukan oleh dokter spesialis mata.
Kesehatan mata sangat penting untuk dijaga. Ada banyak cara yang bisa dilakukan agar mata tetap sehat, mulai dari konsumsi makanan bergizi, rutin berolahraga, tidak merokok, membatasi waktu di depan layar, hingga menggunakan kacamata hitam ketika beraktivitas di bawah terik matahari.
Selain beberapa cara tersebut, upaya untuk memelihara kesehatan mata juga perlu dilakukan dengan menjalani pemeriksaan mata secara rutin.
Tenaga Kesehatan yang Berperan Dalam Pemeriksaan Mata
Pemeriksaan mata berfungsi untuk memantau kondisi kesehatan mata agar penyakit mata dan gangguan fungsi penglihatan dapat dideteksi sedini mungkin. Dengan demikian, langkah penanganan pun bisa segera dilakukan apabila terdapat masalah pada mata.
Pemeriksaan mata bisa dilakukan oleh dokter spesialis mata dan dibantu oleh tenaga kesehatan lain, yaitu:
Optometris
Optrometris bertugas untuk menjalankan visus mata, yaitu pemeriksaan untuk menentukan apakah jarak pandangan mata masih normal atau tidak. Dengan pemeriksaan ini, seorang optometris dapat mengetahui apakah pasien mengalami kelainan refraksi mata.
Ahli kacamata (Optisien)
Optisien bertugas untuk membuat kacamata atau menyiapkan lensa kontak berdasarkan resep dari dokter mata. Selain membuat kacamata, optisien juga dapat melakukan pemeriksaan guna menentukan apakah kacamata yang sedang digunakan oleh pasien masih cocok dipakai atau perlu diganti.
Berbagai Jenis Pemeriksaan Mata
Ketika Anda menjalani pemeriksaan mata, dokter akan melakukan serangkaian pemeriksaan dan tes penunjang untuk mengevaluasi kinerja seluruh bagian mata beserta fungsinya.
Berikut ini adalah beberapa jenis pemeriksaan mata yang umum dilakukan:
1. Pemeriksaan fisik mata
Pertama-tama, dokter akan menanyakan terlebih dahulu apakah pasien memiliki keluhan pada mata atau penglihatan.
Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik mata, seperti bagian dalam kelopak mata, kornea, sklera, lensa mata, pupil, iris, serta cairan di dalam bola mata. Sedangkan, bagian mata yang lebih dalam, seperti pembuluh darah, saraf mata, dan retina, akan dilakukan dengan menggunakan alat oftalmoskop.
2. Pemeriksaan gerakan otot mata
Tes ini bertujuan untuk menilai kekuatan otot mata dalam menggerakkan bola mata. Pada pemeriksaan ini, dokter akan meminta pasien menutup dan membuka kelopak mata lalu mengikuti gerakan jari dokter atau objek lainnya.
3. Tes ketajaman penglihatan (uji refraksi)
Prosedur ini bertujuan untuk mengetahui seberapa jelas penglihatan pasien ketika melihat suatu objek pada jarak tertentu. Tes ketajaman penglihatan umumnya dilakukan menggunakan kartu Snellen yang terdiri dari beberapa huruf dan angka dengan ukuran yang bervariasi.
Saat menjalani tes ini, pasien akan diminta membaca huruf atau angka pada kartu Snellen yang diletakkan dengan jarak sekitar 6 meter dari tempat duduk pasien.
Jika terdapat kelainan refraksi pada mata, pemeriksa kemudian akan menggunakan alat mirip kacamata yang disebut phoropter guna menentukan ketebalan lensa kacamata yang cocok digunakan oleh pasien.
4. Pemeriksaan lapang pandang
Tujuan pemeriksaan ini adalah menilai kemampuan mata pasien dalam melihat suatu benda di sekitar ketika mata terfokus pada satu titik.
Pada pemeriksaan ini, pasien akan diminta duduk dan menutup salah satu matanya menggunakan tangan. Kemudian, dokter akan mengarahkan pasien untuk memfokuskan pandangan pada satu titik di depan mata yang terbuka.
Setelah itu, dokter akan menggerakkan jarinya atau benda tertentu dari berbagai sisi dan pasien biasanya akan diminta mengatakan “iya” ketika benda tersebut atau jari dokter mulai terlihat.
5. Tes buta warna
Tes buta warna paling sering dilakukan dengan metode Ishihara. Pada metode ini, pasien akan diminta menyebutkan tampilan angka atau pola tertentu yang muncul di kartu berwarna khusus.
Apabila penglihatan normal, maka pasien dapat melihat angka yang tertera pada kartu tersebut. Namun, jika pasien mengalami buta warna, maka angka tersebut akan tidak terbaca atau tampak seperti angka lainnya.
6. Tonometri
Tonometri merupakan tes untuk mengukur tekanan di dalam bola mata atau tekanan intraokular (TIO). Fungsi tes ini adalah memeriksa apakah ada penyakit yang dapat meningkatkan tekanan bola mata, misalnya glaukoma.
Metode pemeriksaan tonometri yang umum dilakukan ada dua, yaitu:
-
Tonometri aplanasi
Pada pemeriksaan ini, dokter akan memberikan obat tetes mata yang berisi anestesi lokal di kedua mata pasien dan pewarna khusus pada mata. Setelah beberapa menit, ketika efek obat bius lokal sudah mulai bekerja, pasien akan diminta duduk di depan slit-lamp dengan mata terbuka.
Setelah itu, dokter akan menempelkan alat khusus di kedua permukaan bola mata pasien guna menilai tekanan di dalam bola.
-
Tonometri nonkontak
Tonometri nonkontak menggunakan udara yang ditiupkan ke mata. Pada pemeriksaan ini, tidak ada alat yang ditempelkan ke bola mata, jadi tidak terasa sakit.
Itulah beberapa pemeriksaan mata yang akan dilakukan saat Anda melakukan check-up kesehatan mata. Ingat, meski Anda tidak memiliki keluhan atau penyakit mata, tetap jalani pemeriksaan mata setidaknya setiap 2 tahun sekali. Jika Anda mengalami keluhan pada mata, sebaiknya segera berkonsultasi ke dokter.