Salep kortikosteroid digunakan untuk mengurangi peradangan dan iritasi pada kulit. Berdasarkan tingkat kekuatannya dalam meredakan masalah kulit, salep ini dikelompokkan dalam empat jenis.
Salep kortikosteroid kerap digunakan untuk mengobati sebagian besar masalah kulit, seperti pembengkakan, kemerahan, dan gatal, terutama pada area lipatan tubuh. Kortikosteroid bekerja dengan cara mengaktifkan zat alami di kulit yang berperan dalam mengurangi peradangan dan menekan respons imun.
Jenis-Jenis Salep Kortikosteroid
Salep kortikosteroid dikelompokkan menjadi empat jenis menurut tingkatan potensinya, mulai dari rendah, sedang, tinggi, hingga sangat tinggi. Berikut ini adalah penjelasannya:
1. Potensi rendah
Salep kortikosteroid yang memiliki potensi rendah bisa ditemukan di apotek dan dibeli bebas tanpa resep dokter. Contoh kelompok salep golongan rendah ini adalah alclometasone dipropionate, desonide, dan hydrocortisone.
2. Potensi sedang
Obat-obatan yang termasuk dalam kortikosteroid potensi sedang hanya bisa didapatkan dengan resep dokter. Ada pun obat atau salep kortikosteroid yang memiliki potensi sedang adalah betamethasone valerate, clocortolone pivalate, fluocinolone acetonide, flurandrenolide, hydrocortisone butyrate, dan mometasone.
3. Potensi tinggi
Salep kortikosteroid yang termasuk dalam kelompok ini hanya bisa dibeli dengan resep dokter. Ada beragam jenis kortikosteroid yang memiliki potensi tinggi, yaitu amcinonide, desoximetasone, halcinonide, dan triamcinolone acetonide.
4. Potensi sangat tinggi
Sama seperti salep kortikosteroid potensi tinggi, salep kortikosteroid dengan potensi sangat tinggi juga membutuhkan resep dokter untuk mendapatkannya.
Obat-obatan yang termasuk dalam golongan kortikosteroid potensi sangat tinggi ini di antaranya adalah betamethasone dipropionate, clobetasol propionate, diflorasone diacetate, fluocinonide, dan halobetasol propionate.
Kondisi yang Bisa Ditangani dengan Salep Kortikosteroid
Ada beberapa gangguan pada kulit yang umum ditangani dengan salep kortikosteroid, antara lain:
- Eksim
- Dermatitis kontak alergi
- Dermatitis atopik
- Psoriasis
- Vitiligo
- Lichen planus
- Discoid lupus erythematosus
Namun perlu diingat, penggunaan salep kortikosteroid ini biasanya hanya untuk meringankan gejala yang muncul, bukan untuk menyembuhkan gangguan kulit secara menyeluruh.
Salep ini tergolong aman digunakan oleh orang dewasa maupun anak-anak. Akan tetapi, jika memiliki infeksi, luka terbuka, rosacea, atau jerawat, Anda tidak dianjurkan untuk menggunakan salep kortikosteroid kecuali atas petunjuk dokter.
Penggunaan Salep Kortikosteroid yang Tepat
Salep kortikosteroid biasanya hanya perlu dioleskan sebanyak 1–2 kali sehari selama 1–2 minggu. Gunakan salep hanya seujung jari tangan dan oleskan secara merata ke atas permukaan kulit yang bermasalah hingga terserap seluruhnya.
Selalu gunakan salep kortikosteroid sesuai dengan petunjuk yang tertera di kemasan atau mengikuti saran dokter, guna mengurangi risiko terjadinya efek samping. Pastikan pula untuk tidak menggunakan salep ini melebihi waktu yang disarankan oleh dokter, apalagi untuk jangka panjang.
Ibu hamil atau menyusui sebaiknya berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu sebelum menggunakan obat ini guna memastikan keamanannya.
Efek Samping yang Ditimbulkan oleh Salep Kortikosteroid
Munculnya sensasi seperti terbakar atau tersengat adalah efek samping yang paling sering dirasakan saat pertama kali mengoleskan salep kortikosteroid. Namun, kondisi ini tidak berbahaya dan akan membaik seiring penggunaannya.
Penggunaan salep kortikosteroid juga mungkin menimbulkan beberapa efek samping lain, yaitu:
- Kulit menjadi lebih tipis, sehingga rentan terhadap cedera seperti memar
- Dermatitis kontak
- Perubahan warna kulit
- Folikulitis
- Rosacea
- Stretch mark
- Jerawat memburuk
- Infeksi kulit semakin parah
- Pertumbuhan rambut yang berlebihan di area kulit yang diolesi salep
Risiko terjadinya efek samping lebih mungkin terjadi jika Anda mengoleskan salep kortikosteroid dengan tingkatan potensi yang sangat tinggi. Selain itu, penggunaan jangka panjang dan luasnya area tubuh yang diolesi salep juga dapat meningkatkan risiko terjadinya efek samping ini.
Jika digunakan dalam jangka panjang, salep kortikosteroid juga dapat menyebabkan diabetes, tekanan darah tinggi, osteoporosis, bahkan glaukoma.
Jika masalah kulit yang Anda alami tidak kunjung membaik setelah menggunakan salep kortikosteroid, atau bahkan menjadi makin parah, sebaiknya konsultasikan ke dokter untuk mendapatkan pengobatan lebih lanjut.