Vaksin pneumonia merupakan salah satu vaksin yang penting untuk diberikan kepada bayi, anak-anak, dan orang dewasa. Hal ini dikarenakan seseorang yang belum mendapatkan vaksin tersebut akan rentan terkena berbagai penyakit yang dapat menyebabkan komplikasi berbahaya, bahkan kematian.
Vaksin pneumonia adalah vaksin yang diberikan untuk melindungi tubuh dari penyakit pneumonia dan penyakit infeksi lain yang disebabkan oleh Streptococcus pneumoniae atau bakteri pneumokokus.
Pemberian vaksin ini berfungsi untuk merangsang sistem kekebalan tubuh dalam menghasilkan antibodi atau daya tahan tubuh yang dapat melawan penyakit akibat infeksi bakteri pneumokokus.
Selain pneumonia, vaksin pneumonia juga dapat melindungi tubuh dari bronkopneumonia, meningitis dan infeksi berat lain, seperti bakteremia dan sepsis. Penyakit-penyakit tersebut dapat menyebabkan komplikasi berbahaya, mulai dari gagal napas, kelumpuhan, kerusakan otak, dan bahkan kematian.
Siapa Saja yang Perlu Menerima Vaksin Pneumonia?
Vaksin pneumonia ditujukan bagi mereka yang memiliki risiko tinggi terserang bakteri pneumokokus, yaitu anak berusia di bawah 5 tahun dan para lansia. Selain anak-anak dan lansia, vaksin pneumonia juga perlu diberikan kepada orang-orang yang memiliki penyakit atau kondisi medis tertentu, seperti:
- Daya tahan tubuh lemah, misalnya karena infeksi HIV dan efek samping kemoterapi
- Kelainan bawaan lahir (kelainan kongenital), seperti penyakit jantung bawaan
- Penyakit kronis, seperti asma, diabetes, dan gagal ginjal kronis
- Kelainan darah, seperti thalasemia dan anemia sel sabit
- Riwayat operasi, seperti operasi implan koklea, transplantasi organ, atau pengangkatan limpa
- Kebiasaan merokok
Meski berperan penting untuk mencegah penyakit pneumonia dan beragam infeksi, pemberian vaksin pneumonia sebaiknya ditunda atau tidak diberikan pada ibu hamil dan menyusui, orang yang sedang sakit atau demam, serta orang yang memiliki riwayat alergi terhadap vaksin.
Jenis-Jenis Vaksin Pneumonia
Terdapat 2 jenis vaksin pneumonia dan pemberian vaksin tersebut disesuaikan dengan usia dan kondisi kesehatan secara menyeluruh. Kedua jenis vaksin pneumonia tersebut meliputi:
Pneumococcal conjugate vaccine (PCV) atau PCV13
PCV 15 atau Pneumococcal conjugate vaccine 15. PCV 15 merupakan varian baru dari vaksin pneumonia yang diketahui bisa memberikan perlindungan terhadap 15 jenis Streptococccus pneumonia yang bisa menyebabkan pneumonia. Dosis dan frekuensi pemberiannya tidak jauh berbeda dengan varian sebelumnya.
Vaksin PCV adalah jenis vaksin pneumonia yang biasanya diberikan pada anak-anak yang berusia kurang dari 2 tahun. Vaksin ini juga dapat diberikan pada anak di atas 2 tahun dan orang dewasa yang berisiko terkena infeksi pneumokokus. Vaksin PVC mampu melindungi anak-anak dan orang dewasa dari 13 jenis bakteri penyebab pneumonia.
Pneumococcal polysaccharide vaccine (PPV) atau PPSV23
PPV atau PPSV23 mengandung molekul polisakarida yang menyerupai bagian dari dinding sel bakteri pneumokokus. PPV adalah jenis vaksin yang diberikan pada lansia, orang dewasa, dan anak berusia lebih dari 2 tahun yang dianggap berisiko tinggi terkena infeksi pneumokokus.
Vaksin pneumonia jenis PPV memiliki efektivitas sekitar 50–70% dalam mencegah infeksi pneumokokus dan mampu melindungi penerimanya dari 23 jenis bakteri pneumokokus.
Jenis Vaksin Lain Sebagai Vaksin Pneumonia
Selain bakteri pneumokokus, pneumonia dan meningitis juga bisa disebabkan oleh infeksi bakteri Haemophilus influenzae type B (Hib). Bahkan di beberapa negara berkembang, termasuk Indonesia, bakteri ini adalah salah satu penyebab utama penyakit pneumonia dan meningitis.
Di Indonesia, vaksin Hib (dalam bentuk vaksin kombinasi DPT-HB-Hib) ini tergolong sebagai vaksin pneumonia yang termasuk dalam jenis vaksin yang perlu diberikan pada bayi dan anak-anak.
Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menyarankan pemberian vaksin Hib pada anak secara bertahap mulai usia 2 bulan, 3 bulan, 4 bulan, dan dosis pengulangan diberikan antara usia 15–18 bulan.
Selain vaksin Hib, vaksin Campak juga termasuk dalam vaksin untuk mencegah pneumonia. Pasalnya, pneumonia merupakan salah satu komplikasi dari penyakit campak.
Pneumonia juga bisa disebabkan oleh komplikasi penyakit lain seperti influenza, pertusis, dan cacar air. Oleh karena itu, vaksin lain, seperti vaksin influenza, vaksin DPT, dan vaksin varicella dapat digunakan sebagai vaksin pneumonia.
Jadwal Pemberian Vaksin Pneumonia
Pemberian vaksinasi pneumokokus pada tiap orang berbeda-beda tergantung usia. Pada anak-anak, vaksin pneumonia diberikan pada anak berusia di bawah 1 tahun dengan jadwal pemberian sebanyak 3 kali, yaitu saat anak berusia usia 2 bulan, 4 bulan, dan 6 bulan. Dosis pengulangan diberikan pada usia 12–15 bulan.
Pada orang dewasa, pemberian vaksin dibagi menjadi 2 tahap. Vaksin pneumonia yang pertama diberikan adalah vaksin jenis PCV, sedangkan vaksin pneumonia jenis PPV diberikan dengan jeda waktu 1 tahun setelah pemberian vaksin PCV.
Efek Samping Vaksin Pneumonia
Seperti vaksin pada umumnya, pemberian vaksin pneumonia juga dapat menimbulkan efek samping, seperti demam ringan serta nyeri dan bengkak di area penyuntikan vaksin. Namun, efek samping tersebut umumnya hanya bersifat ringan dan biasanya dapat membaik dengan sendirinya dalam waktu sekitar 2–3 hari.
Terkadang, vaksin penumonia bisa menimbulkan efek samping berupa reaksi alergi atau bahkan alergi berat (anafilaksis). Namun, efek samping serius ini sangat jarang terjadi.
Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa pemberian vaksin pneumonia merupakan langkah yang aman dan efektif untuk mencegah infeksi bakteri pneumokokus yang berbahaya.
Anda disarankan untuk berkonsultasi ke dokter jika efek samping vaksin pneumonia tidak kunjung membaik dalam waktu lebih dari 2 hari atau jika muncul reaksi alergi berat, seperti sesak napas, lemas, atau pingsan setelah mendapatkan vaksin pneumokokus.
Di Indonesia, vaksin pneumonia masih merupakan imunisasi pilihan dan Anda bisa mendapatkannya di klinik atau rumah sakit terdekat yang menyediakannya.