Jenis makanan untuk penderita diabetes perlu diperhatikan agar kadar gula darah tetap stabil dan terhindar dari komplikasi. Cara mengonsumsinya pun tidak sembarangan dan perlu disesuaikan dengan jadwal serta jumlah asupannya.
Seseorang dikatakan menderita diabetes bila kadar gula darahnya lebih dari 126 mg/dL saat puasa atau lebih dari 200 mg/dL bila tidak puasa. Bila tidak dikendalikan, kadar gula berlebih bisa menyebabkan komplikasi berupa gangguan penglihatan, gagal ginjal, penyakit jantung, dan gangguan saraf.
Diabetes atau kencing manis umumnya muncul akibat kurangnya aktivitas fisik dan pola makan yang salah. Oleh karena itu, dalam menangani diabetes, sangat penting untuk menerapkan gaya hidup sehat, termasuk mengatur jenis dan jumlah makanan.
Jumlah Asupan dan Jadwal Makan untuk Penderita Diabetes
Jumlah asupan yang dimaksud adalah jumlah kalori yang dikonsumsi. Jumlah kalori yang dianjurkan adalah 25–30 kalori per kilogram berat badan ideal setiap harinya. Misalnya, seseorang dengan berat badan ideal 50 kg memerlukan 1.250–1.500 kalori dalam sehari.
Perlu diingat bahwa berat badan ideal bukanlah berat badan saat ini. Untuk penderita diabetes yang juga mengalami obesitas, sangat dianjurkan untuk menurunkan berat badan guna mencegah timbulnya komplikasi.
Jumlah kalori yang dianjurkan bagi penderita obesitas dihitung dari asupan sebelumnya, kemudian dikurangi 500 kalori per hari.
Selain jumlah, jadwal makan yang sudah ditentukan oleh dokter gizi juga harus dipatuhi untuk menjaga kadar gula darah tetap stabil. Penderita diabetes dianjurkan untuk makan besar 3 kali sehari dan makan kecil atau selingan 2–3 kali sehari. Jarak antara waktu makan besar dan selingan berkisar 2,5–3 jam.
Jenis Makanan untuk Penderita Diabetes
Penderita diabetes perlu menentukan jenis makanan apa saja yang baik untuk dikonsumsi dan makanan yang sebaiknya dihindari. Berikut ini adalah beberapa jenis nutrisi yang harus diperhatikan oleh penderita diabetes:
1. Karbohidrat
Untuk karbohidrat, porsi yang dianjurkan adalah 45–65% dari total kalori atau minimal 130 gram per hari. Pilihlah sumber karbohidrat kompleks yang berserat tinggi, seperti kentang, sayuran, buah, gandum, jagung, dan kacang-kacangan.
Hindari karbohidrat sederhana, seperti jus buah, gula pasir, gula batu, dan permen, serta produk olahan tepung misalnya kue kering. Gula pasir masih boleh dikonsumsi maksimal 5% dari total kalori atau kurang lebih 4 sendok teh per hari. Pemanis buatan rendah kalori pun aman digunakan selama tidak melebihi batas aman.
2. Serat
Jumlah asupan serat yang dianjurkan minimal 5 porsi sayur dan buah, dengan ukuran 1 porsi setara 1 mangkuk kecil. Beberapa jenis makanan berserat yang dapat Anda konsumsi meliputi alpukat, oatmeal, bayam, brokoli, apel, pir, pisang, kacang almond, dan kacang pistachio.
3. Protein
Bagi penderita diabetes, protein juga sangat penting untuk dikonsumsi. Jumlah asupan protein yang dianjurkan adalah 10–35% dari total kalori. Pilihlah sumber protein yang baik, seperti ikan, telur, ayam tanpa kulit, daging sapi tanpa lemak, tahu, tempe, kacang-kacangan, dan produk susu rendah lemak.
4. Lemak
Porsi asupan lemak yang dianjurkan adalah 20–25% dari total kalori. Pilihlah bahan makanan yang mengandung lemak baik, misalnya ikan atau lemak dari tumbuhan, serta hindari lemak jenuh yang banyak terkandung dalam gorengan dan lemak dari hewan.
Sementara itu, asupan garam hanya diperbolehkan maksimal 1 sendok teh garam dapur dalam sehari atau setara dengan 2.300 mg natrium per hari. Hindari makanan yang mengandung natrium tersembunyi, seperti vetsin, dan makanan yang diawetkan atau ditambahkan bahan pengawet.
Diabetes merupakan penyakit yang berpotensi menimbulkan komplikasi dan dapat menurunkan kualitas hidup penderitanya. Tentu saja ini dapat dicegah dengan menjaga kadar gula darah agar tetap dalam batas normal.
Caranya adalah dengan rutin mengonsumsi obat-obatan untuk diabetes dan menerapkan gaya hidup sehat.
Penderita diabetes harus hati-hati dalam memilih jenis dan jumlah makanan. Apabila membutuhkan saran mengenai menu atau porsi makanan untuk penderita diabetes, jangan ragu berkonsultasi dengan dokter.
Ditulis oleh:
dr. Monique C. Widjaja, MGizi, SpGK