Kanker anus adalah kanker atau tumor ganas yang tumbuh dengan cepat dan tidak terkendali di anus. Kanker anus merupakan jenis kanker yang cukup jarang terjadi. Kondisi ini dapat menimbulkan nyeri dan perdarahan di anus.
Anus merupakan saluran pendek di ujung rektum yang menjadi jalur keluarnya feses. Salah satu penyakit yang dikaitkan dengan kanker anus adalah infeksi HPV (human papilloma virus).
Kanker anus memiliki kemungkinan untuk sembuh, terutama jika terdeteksi pada stadium awal dan segera ditangani.
Penyebab Kanker Anus
Kanker anus disebabkan oleh perubahan (mutasi) genetik pada sel-sel anus. Mutasi tersebut menyebabkan sel-sel anus berubah menjadi ganas. Sel-sel anus ini tumbuh secara tidak normal dengan cepat dan tidak terkendali, kemudian merusak jaringan sekitarnya dan dapat menyebar ke bagian tubuh lain (metastasis).
Seperti yang telah disebutkan, kanker anus sering dikaitkan dengan infeksi HPV (human papillomavirus). Meski demikian, tidak berarti setiap penderita infeksi HPV akan terkena kanker anus.
Infeksi virus HPV menghasilkan protein yang dapat menonaktifkan tumor suppressor proteins dalam sel normal sehingga sel-sel bisa tumbuh tidak terkendali.
Jenis-Jenis Kanker Anus
Berdasarkan jenis sel yang berubah menjadi ganas, kanker anus dapat dibagi menjadi beberapa macam, yaitu:
- Karsinoma sel skuamosa, yaitu kanker yang bermula dari sel-sel kulit yang ada di saluran anus
- Adenokarsinoma, yaitu kanker yang berasal dari kelenjar yang ada di sekitar anus
- Karsinoma sel basal, yaitu kanker yang bermula dari sel-sel kulit di lapisan perbatasan antara lubang anus dan kulit luar anus
Selain kanker anus, tumor jinak yang berkembang menjadi ganas (pra-kanker) juga bisa muncul di anus. Contohnya adalah anal intraepithelial neoplasia (AIN) dan anal squamous intraepithelial lesions (SILs).
Faktor risiko kanker anus
Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan seseorang lebih berisiko mengalami kanker anus, antara lain:
- Berusia lebih dari 50 tahun
- Sering berganti pasangan seksual
- Sering menjadi penerima seks anal
- Memiliki riwayat penyakit kanker serviks
- Memiliki kutil di anus yang bisa disebabkan oleh infeksi HPV
- Memiliki daya tahan tubuh lemah, akibat menderita AIDS, menggunakan obat imunosupresan, atau menjalani kemoterapi
- Memiliki kebiasaan merokok
Gejala Kanker Anus
Pada beberapa penderita, kanker anus awalnya tidak menimbulkan gejala apa pun. Namun, pada sebagian besar penderita kanker anus, dapat muncul gejala berupa:
- Rasa gatal dan nyeri di anus
- Perdarahan dari rektum atau anus
- Benjolan atau pembengkakan di anus
- Keluarnya cairan seperti lendir atau nanah dari anus
- Perubahan pola buang air besar
Kapan harus ke dokter
Segera periksakan diri ke dokter jika mengalami gejala seperti yang disebutkan di atas, terutama bila Anda menderita penyakit atau kondisi yang dapat meningkatkan risiko munculnya kanker anus. Makin cepat kanker anus diobati, maka keberhasilan pengobatan akan makin besar.
Diagnosis Kanker Anus
Untuk mendiagnosis kanker anus, dokter akan menanyakan gejala dan riwayat penyakit pasien. Selanjutnya, dokter akan memeriksa rektum dan anus pasien, untuk melihat ada tidaknya benjolan yang menjadi pertanda kanker.
Pemeriksaan tersebut dapat dilakukan dengan teknik colok dubur dan dilanjutkan dengan bantuan anuskop, yaitu alat seperti corong yang dilengkapi dengan lampu. Dengan bantuan alat ini, dokter dapat melihat anus dan rektum dengan lebih jelas.
Untuk memastikan diagnosis, dokter juga akan melakukan sejumlah pemeriksaan penunjang berikut:
- Endoskopi, untuk melihat rektum dan anus, serta untuk mendeteksi ada tidaknya jaringan yang tumbuh tidak normal di saluran pencernaan
- USG transrektal, untuk melihat jaringan yang tumbuh di anus dan sekitarnya
- Biopsi dengan mengambil sampel jaringan anus, untuk mengetahui jenis sel dan jaringan yang tumbuh
- Pemindaian dengan CT scan, MRI, dan PET scan, untuk memastikan lokasi, ukuran, dan stadium kanker yang diderita pasien
Stadium Kanker Anus
Berdasarkan klasifikasi TNM (tumor, nodul, dan metastasis), kanker anus dapat dibagi menjadi empat stadium. Berikut adalah penjelasannya:
-
Stadium 0
Kanker hanya ditemukan di bagian mukosa anus. Stadium 0 juga disebut high-grade squamous intraepithelial lesion (HSIL). - Stadium 1
- Kanker anus berukuran ≤2 cm, tidak ada penyebaran ke kelenjar getah bening, dan tidak ada penyebaran ke jaringan atau organ lain.
-
Stadium 2
Kanker anus berukuran >2 cm dan tidak ada penyebaran ke organ lain. -
Stadium 3
Kanker anus sudah menyebar ke kelenjar getah bening di sekitar anus atau ke organ sekitar anus, seperti kandung kemih, saluran kencing (uretra), dan vagina. -
Stadium 4
Kanker anus sudah menyebar ke kelenjar getah bening dan organ lain yang lebih jauh dari anus, seperti hati atau paru-paru.
Pengobatan Kanker Anus
Pengobatan kanker anus akan disesuaikan dengan stadium kanker dan kondisi pasien secara umum. Di bawah ini adalah beberapa metode yang digunakan untuk mengobati kanker anus:
1. Kombinasi kemoterapi dan radioterapi
Untuk meningkatkan efektivitas dan keberhasilan pengobatan kanker, dokter akan mengombinasikan kemoterapi dan radiasi.
Kemoterapi adalah pemberian obat-obatan untuk membunuh sel-sel kanker. Meski efektif, obat ini juga dapat merusak sel sehat, seperti sel-sel yang berada di saluran pencernaan dan folikel rambut.
Sementara radioterapi adalah terapi dengan menggunakan pancaran sinar-X dan proton untuk membunuh sel-sel kanker. Sama seperti kemoterapi, radioterapi juga dapat merusak jaringan sehat di sekitar area pancaran sinar.
2. Operasi
Pada kanker anus stadium awal, dokter akan melakukan operasi untuk mengangkat kanker anus. Bila kanker anus berukuran kecil, prosedur operasi tidak akan merusak terlalu banyak jaringan yang ada di sekitarnya, termasuk otot sfingter anus yang berfungsi mengatur buang air besar.
Untuk menangani kanker anus stadium lanjut, dokter dapat melakukan prosedur abdominoperineal resection. Pada prosedur ini, dokter akan mengangkat saluran anus, rektum, dan sebagian dari usus besar.
Selanjutnya, sisa usus besar akan disambungkan ke lubang di dinding perut (stoma). Stoma ini berfungsi sebagai jalan keluar feses.
3. Imunoterapi
Imunoterapi adalah pemberian obat-obatan untuk meningkatkan daya tahan tubuh dalam melawan sel kanker. Imunoterapi biasanya digunakan untuk mengobati kanker anus stadium lanjut.
4. Terapi paliatif atau terapi pendukung
Terapi ini diberikan untuk meringankan gejala akibat kanker anus dan meredakan efek samping dari pengobatan kanker. Terapi ini akan dilakukan bersamaan dengan metode pengobatan kanker yang lain.
Komplikasi Kanker Anus
Kanker anus adalah salah satu jenis kanker yang jarang menyebar (metastasis) ke bagian tubuh lain yang terletak jauh dari anus. Akan tetapi, jika terjadi metastasis, kanker anus biasanya akan menyebar ke organ hati atau paru-paru.
Pencegahan Kanker Anus
Sampai saat ini, kanker anus belum bisa dicegah. Namun, beberapa langkah berikut bisa dilakukan untuk menurunkan risiko terjadinya kanker anus:
- Menjalani vaksinasi HPV ketika sudah berusia remaja atau dewasa
- Tidak bergonta-ganti pasangan seksual
- Tidak berhubungan seks melalui dubur (anal)
- Menggunakan kondom ketika berhubungan seksual
- Menjalani skrining untuk kanker anus jika memiliki faktor risiko
- Berhenti merokok