Kanker hidung adalah tumor ganas yang terbentuk akibat pertumbuhan sel-sel di rongga hidung yang tidak terkendali. Karena lokasinya yang berdekatan, kanker hidung sering kali menyebar ke sinus paranasal, yaitu rongga udara di tengkorak yang terhubung langsung dengan rongga hidung.
Kanker hidung yang paling sering terjadi adalah kanker jenis karsinoma sel skuamosa. Jenis kanker ini terbentuk dari sel yang melapisi bagian dalam sinus paranasal dan rongga hidung.
Apa pun jenisnya, kanker hidung dapat terjadi dengan cepat dan bisa menyebar ke bagian tubuh lain (metastasis). Karena letak hidung dekat dengan otak, kanker ini berisiko menyebar ke organ tersebut dan menyebabkan komplikasi yang lebih sulit ditangani.
Penyebab Kanker Hidung
Pertumbuhan sel yang tidak terkendali pada kanker hidung bisa terjadi akibat mutasi atau perubahan pada materi genetik (DNA). Namun, penyebab pasti mutasi itu sendiri belum diketahui.
Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang terkena kanker hidung adalah:
- Usia di atas 40 tahun
- Kebiasaan mengonsumsi makanan yang diawetkan, termasuk ikan asin
- Tinggal di tempat dengan pencemaran udara yang tinggi
- Paparan polusi dari lingkungan pekerjaan dalam jangka panjang, seperti debu kayu, debu tekstil, atau debu dari kulit binatang
- Polusi dari asap rokok atau tembakau
- Paparan bahan kimia, seperti senyawa nikel, kromium, formaldehida (formalin), dan isopropyl alkohol
- Infeksi virus Epstein-Barr (EBV) atau human papillomavirus (HPV)
- Radioterapi di daerah wajah, misalnya untuk terapi retinoblastoma
Gejala Kanker Hidung
Gejala kanker hidung yang paling umum adalah:
- Hidung tersumbat yang tidak kunjung membaik
- Mimisan
- Hidung berair
- Sakit kepala
- Pangkal tenggorokan dan bagian belakang hidung terasa berlendir (post-nasal drip)
- Nyeri dan rasa tekanan di salah satu telinga
Beberapa gejala di atas mirip dengan kondisi yang lebih umum dan tidak serius, seperti flu atau sinusitis. Namun, biasanya gejala-gejala tersebut akan sangat sering berulang atau bertahan lama jika disebabkan oleh kanker hidung.
Pada stadium lanjut, kanker hidung bisa menimbulkan gejala berikut:
- Nyeri atau mati rasa di wajah, terutama pada pipi, yang tak kunjung hilang
- Pembengkakan kelenjar getah bening di leher
- Kesulitan membuka mulut
- Gangguan penglihatan dan pendengaran
- Mata berair terus menerus
- Benjolan yang tumbuh di wajah, hidung, atau di dalam rongga mulut.
Kapan harus ke dokter
Karena gejala awal kanker hidung dapat disalahartikan dengan kondisi lain yang tidak berbahaya, sebaiknya periksakan ke dokter jika ada gejala yang bertahan lama, sering kambuh, atau tidak sembuh dengan pengobatan dari dokter.
Segera periksakan diri ke dokter bila muncul gejala di bawah ini:
- Berat badan turun tanpa direncanakan
- Kesemutan hingga mati rasa di sekitar wajah
- Tidak bisa mencium bau atau merasakan makanan
- Pandangan kabur atau penglihatan ganda (diplopia)
Diagnosis Kanker Hidung
Dokter akan mendiagnosis kanker hidung dengan menanyakan:
- Gejala yang dialami
- Berapa lama keluhan tersebut berlangsung
- Gaya hidup yang dijalani pasien, seperti kebiasaan merokok
- Penyakit yang pernah dialami, baik pada pasien maupun keluarganya
Selanjutnya, dokter akan melakukan pemeriksaan lanjutan di bawah ini untuk memastikan diagnosis:
Pemeriksaan fisik
Dokter akan mengecek area kepala dan leher, termasuk rongga hidung, dengan memasukkan cermin kecil yang bergagang panjang untuk melihat kondisi hidung. Selanjutnya, dokter akan memeriksa area leher untuk melihat apakah terjadi pembengkakan pada kelenjar getah bening.
Endoskopi hidung
Prosedur ini bertujuan untuk melihat kondisi kanker dengan memasukkan endoskop ke dalam hidung. Endoskopi adalah pemeriksaan dengan selang tipis berkamera yang terhubung ke monitor. Melalui gambar yang ditampilkan di monitor itulah dokter dapat melihat rongga hidung dengan jelas.
Biopsi
Biopsi adalah pengambilan sampel dari sel atau jaringan yang tidak normal. Sampel tersebut kemudian dibawa ke laboratorium untuk diperiksa di bawah mikroskop.
Pemindaian
Pemeriksaan ini dapat dilakukan dengan CT scan, PET scan, atau MRI. Tujuan semua pemeriksaan ini sama, yaitu untuk mengetahui ukuran, lokasi, dan tingkat penyebaran kanker baik ke area di sekitar hidung maupun area tubuh yang jauh dari hidung.
Stadium Kanker Hidung
Pemeriksaan di atas akan digunakan dokter untuk menentukan stadium kanker hidung. Tujuannya adalah untuk menentukan metode pengobatan yang akan diberikan.
Kanker hidung terbagi dalam 4 stadium, yakni:
-
Stadium 0
Stadium ini disebut juga kanker in situ. Pada stadium ini, muncul sel abnormal yang melapisi rongga hidung atau sinus dan dapat menyebar ke sekitarnya.
-
Stadium 1
Sel atau jaringan abnormal berubah menjadi kanker yang bisa menyebar ke sekitar tulang wajah.
-
Stadium 2
Kanker membesar atau sudah menyebar di dua rongga hidung atau sinus yang berdekatan. Kanker juga mungkin telah menyebar ke tulang
-
Stadium 3
Kanker sudah menyebar ke jaringan di bawah kulit, tulang pipi, langit-langit mulut, dan rongga sinus.
-
Stadium 4
Kanker telah menyebar ke jaringan atau organ tubuh lain, seperti otak, mata, mulut, kelenjar getah bening, bahkan hingga ke paru-paru
Pengobatan Kanker Hidung
Pengobatan kanker hidung tergantung pada kondisi pasien dan stadium kanker yang dideritanya. Pilihan pengobatannya antara lain:
1. Operasi
Tujuan utama operasi adalah untuk mengangkat kanker secara maksimal. Meski begitu, operasi perlu diikuti kemoterapi atau terapi radiasi untuk membunuh sisa sel kanker yang tidak terangkat saat operasi.
2. Terapi radiasi
Terapi radiasi (radioterapi) memanfaatkan sinar-X berkekuatan tinggi untuk membunuh sel kanker dan mencegahnya tumbuh kembali. Pelaksanaan terapi radiasi disesuaikan dengan jenis dan stadium kanker.
3. Kemoterapi
Kemoterapi adalah pemberian obat untuk membunuh sel kanker atau menghentikan penyebarannya. Obat kemoterapi yang diberikan dokter bisa dalam bentuk oral (minum) atau disuntikkan ke pembuluh darah.
4. Imunoterapi
Imunoterapi adalah pemberian obat yang merangsang sistem kekebalan tubuh untuk melawan sel kanker. Salah satu jenis obat imunoterapi yang dapat diresepkan oleh dokter adalah pembrolizumab.
Komplikasi Kanker Hidung
Komplikasi kanker hidung terjadi bila kanker menjalar ke kelenjar getah bening di area leher. Selain ke leher, kanker juga dapat menyebar (metastasis) ke bagian tubuh atau organ lain yang jauh dari hidung, seperti tulang, paru-paru, dan hati.
Pencegahan Kanker Hidung
Belum ada cara untuk mencegah kanker hidung. Namun, ada upaya yang bisa dilakukan untuk menurunkan risiko terkena kanker hidung, antara lain:
- Menghindari konsumsi makanan yang diawetkan, seperti ikan asin, daging kalengan, dan sosis
- Tidak merokok
- Tidak mengonsumsi minuman beralkohol
- Memperbanyak asupan sayuran dan buah-buahan
- Menggunakan masker untuk melindungi diri dari polusi atau bahan kimia di lingkungan pekerjaan