Kanker kelenjar getah bening adalah kondisi ketika sel darah putih limfosit pada sistem limfatik berubah menjadi sel kanker. Sel tersebut tumbuh secara tidak terkendali dan tidak normal sehingga tidak bisa berfungsi dengan baik.
Sistem limfatik terdiri dari kelenjar getah bening dan pembuluh yang bekerja sama mengalirkan cairan getah bening ke seluruh tubuh. Cairan getah bening tersebut mengandung banyak limfosit, yaitu sel darah putih yang berfungsi menyerang atau melawan mikroorganisme penyebab infeksi yang masuk ke dalam tubuh.
Limfosit terbagi tiga, yaitu sel B (limfosit B), sel T (limfosit T), dan sel natural killer. Pada kanker kelenjar getah bening, limfosit di kelenjar getah bening bermutasi (mengalami perubahan) dan menjadi sel kanker yang tumbuh tidak terkendali. Tidak layaknya sel darah yang normal, sel kanker ini tidak mati dan bisa menyebar.
Meski jumlahnya makin banyak, limfosit yang terbentuk tidak matang secara sempurna, bahkan kehilangan kemampuannya untuk melawan mikroorganisme penyebab infeksi. Akhirnya, tubuh malah menjadi lebih rentan terkena berbagai infeksi.
Jenis Kanker Kelenjar Getah Bening
Kanker kelenjar getah bening memiliki lebih dari 70 jenis yang dikategorikan menjadi dua jenis utama, yaitu limfoma Hodgkin dan Non-Hodgkin. Penjelasannya adalah sebagai berikut:
Limfoma Hodgkin
Pada limfoma Hodgkin, terdapat sel kanker berukuran besar bernama sel Reed-Sternberg. Sel ini berasal dari sel B yang mengalami mutasi. Sel Reed-Sternberg akan meningkat jumlahnya seiring dengan perkembangan penyakit.
Limfoma Hodgkin biasanya muncul pada kelenjar getah bening di dada, leher, dan ketiak. Dengan penanganan yang tepat, kanker ini memiliki tingkat kesembuhan yang tinggi.
Limfoma Non-Hodgkin
Kanker jenis ini lebih sering terjadi daripada limfoma Hodgkin. Limfoma Non-Hodgkin dapat memengaruhi sel B, sel T, dan sel natural killer. Bila dibandingkan dengan Limfoma Hodgkin, Limfoma Non-Hodgkin sulit untuk disembuhkan. Kanker ini dapat ditemukan pada kelenjar getah bening di seluruh tubuh.
Penyebab dan Faktor Risiko Kanker Kelenjar Getah Bening
Penyebab kanker kelenjar getah bening belum diketahui secara pasti. Namun, ada beberapa faktor yang diketahui dapat meningkatkan risiko terjadinya kondisi ini, yaitu:
- Berusia 60–80 tahun untuk limfoma non-Hodgkin
- Berusia 15–40 tahun atau di atas 55 tahun untuk limfoma Hodgkin
- Berjenis kelamin pria
- Memiliki keluarga yang menderita kanker kelenjar getah bening
- Pernah terkena infeksi virus Epstein-Barr, misalnya demam kelenjar
- Memiliki daya tahan tubuh yang lemah akibat kondisi tertentu, seperti HIV
- Menderita kelainan imun dari lahir, seperti rheumatoid arthritis, lupus, atau sindrom Sjögren
- Memiliki berat badan berlebih atau obesitas
- Mengonsumsi obat imunosupresan
- Pernah menjalani kemoterapi atau radioterapi untuk menangani kanker jenis lain
- Terpapar bahan kimia secara terus-menerus, seperti pestisida atau pupuk
- Pernah terkena limfoma Hodgkin atau non-Hodgkin
Gejala Kanker Kelenjar Getah Bening
Kanker kelenjar getah bening dapat menimbulkan berbagai gejala berikut:
- Benjolan kelenjar getah bening di leher, ketiak, atau selangkangan yang tidak menimbulkan sakit
- Demam di atas 39,50 Celcius selama lebih dari 2 hari, atau demam yang kambuh-kambuhan
- Batuk
- Nyeri dada
- Sesak napas (dyspnea)
- Berkeringat lebih banyak, terutama pada malam hari
- Berat badan turun tanpa alasan yang jelas
- Gatal-gatal di seluruh tubuh yang tidak kunjung hilang
- Merasa lelah, bahkan meski sudah tidur
- Nafsu makan berkurang
- Mudah memar atau berdarah
- Sering terkena infeksi
Kapan harus ke dokter
Konsultasikan ke dokter jika Anda mengalami gejala di atas, terutama jika terdapat pembesaran kelenjar getah bening yang tidak hilang setelah 6 minggu. Meski gejala ini bisa saja merupakan tanda dari penyakit selain kanker, sebaiknya periksakan diri ke dokter untuk memastikan penyebabnya.
Diagnosis Kanker Kelenjar Getah Bening
Untuk mendiagnosis kanker kelenjar getah bening, dokter akan bertanya mengenai gejala yang dialami pasien, serta riwayat kesehatan pasien dan keluarganya. Setelahnya, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik, terutama untuk mengecek benjolan kelenjar getah bening di leher, ketiak, dan selangkangan.
Guna memastikan diagnosis, dokter juga akan menjalankan tes penunjang lain, seperti:
- Biopsi kelenjar getah bening, untuk memastikan ada atau tidaknya sel kanker
- Tes darah, untuk mengecek kesehatan secara umum, seperti kadar sel darah merah dan putih, trombosit, atau fungsi hati dan ginjal
- Pemindaian dengan Rontgen dada, CT scan, MRI, dan PET scan, untuk melihat penyebaran sel kanker ke kelenjar getah bening yang terletak lebih dalam atau ke organ lain
- Tes lumbal pungsi, untuk memeriksa apakah cairan tulang belakang mengandung sel kanker
- Biopsi sumsum tulang, untuk memastikan apakah limfoma sudah menyebar ke sumsum tulang
Pengobatan Kanker Kelenjar Getah Bening
Pengobatan kanker kelenjar getah bening yang dialakukan oleh dokter tergantung pada jenis limfoma dan tingkat keparahannya. Berikut adalah beberapa tindakan untuk menangani kondisi ini:
- Kemoterapi, untuk menghancurkan sel kanker menggunakan obat-obatan
- Terapi radiasi, untuk membunuh sel kanker dengan memanfaatkan sinar radiasi berkekuatan tinggi
- Imunoterapi, untuk merangsang sistem imun tubuh pasien agar menyerang sel kanker
- Terapi target, untuk membunuh sel kanker dan mencegahnya untuk tumbuh kembali tanpa merusak sel yang masih sehat
- Transplantasi sumsum tulang, untuk mengganti sel kanker dengan sel punca (stem cell) yang sehat dari sumsum tulang pasien
Pada kasus tertentu, kanker kelenjar getah bening bisa tumbuh dengan lambat dan tidak menimbulkan gejala. Pada tipe kanker yang seperti ini, dokter dapat menunda pengobatan. Namun, pasien tetap perlu menjalani kontrol secara rutin.
Komplikasi Kanker Kelenjar Getah Bening
Komplikasi yang dapat terjadi akibat kanker kelenjar getah bening antara lain:
- Sistem imun yang melemah sehingga tubuh lebih berisiko terserang infeksi
- Sel kanker menyebar ke bagian tubuh yang lain (metastasis)
- Depresi atau gangguan kecemasan
- Kematian
Pengobatan kanker kelenjar getah bening juga dapat meningkatkan risiko terjadinya kondisi lain, seperti:
- Kemandulan
- Kanker jenis lain
- Penyakit jantung
- Penyakit paru-paru
Meski begitu, risiko terjadinya komplikasi di atas bisa dikurangi. Salah satu caranya adalah dengan menerapkan pola hidup sehat selama menjalani kemoterapi atau radioterapi untuk kanker kelenjar getah bening.
Pencegahan Kanker Kelenjar Getah Bening
Karena penyebab kanker kelenjar getah bening belum diketahui secara pasti, cara yang bisa Anda lakukan untuk mencegah kanker ini adalah dengan menghindari faktor risikonya. Beberapa hal yang dapat dilakukan adalah:
- Tidak merokok atau berhenti merokok
- Menjaga berat badan ideal
- Menurunkan berat badan jika mengalami obesitas atau berat badan berlebih
- Berolahraga secara rutin
- Menggunakan alat pelindung diri yang lengkap saat bekerja, terutama jika ada risiko terpapar zat kimia atau radiasi
- Menghindari penggunaan narkoba
- Menggunakan kondom setiap berhubungan seksual dan tidak berganti-ganti pasangan seksual
- Menerapkan pola makan yang sehat dan bergizi seimbang, salah satunya dengan mencukupi asupan buah dan sayur
- Tidak berbagi barang pribadi dengan orang lain, seperti alat makan dan minum, serta sikat gigi