Kanker lambung adalah kanker yang terjadi akibat pertumbuhan sel lambung yang tidak normal dan tidak terkendali. Pertumbuhan sel abnormal ini terjadi karena sel di lambung mengalami perubahan genetik.
Pada stadium awal, kanker lambung jarang menimbulkan gejala spesifik. Gejalanya dapat berupa perut kembung atau nyeri ulu hati, dan sering kali hanya dianggap sebagai sakit maag atau menyerupai gejala penyakit lambung pada umumnya.
Kondisi tersebut membuat kanker lambung sulit untuk dideteksi lebih awal dan umumnya baru terdiagnosis setelah masuk stadium akhir. Hal ini tentunya akan memengaruhi peluang kesembuhan.
Penyebab Kanker Lambung
Kanker lambung terjadi akibat adanya perubahan (mutasi) genetik pada sel-sel di lambung. Mutasi tersebut menyebabkan sel-sel tersebut tumbuh secara tidak normal dan tidak terkendali sehingga menjadi sel kanker.
Penyebab terjadinya perubahan genetik pada sel lambung tersebut belum diketahui dengan pasti. Namun, ada beberapa faktor yang diketahui bisa meningkatkan risiko seseorang untuk mengalami kanker lambung, yaitu:
- Merokok
- Berusia 55 tahun ke atas
- Berjenis kelamin laki-laki
- Memiliki anggota keluarga dengan riwayat kanker lambung
- Pernah menjalani operasi pada lambung
Kanker lambung juga lebih berisiko terjadi pada orang yang pernah mengalami penyakit di bawah ini:
- Infeksi bakteri pylori
- Infeksi virus Epstein-Barr (EBV)
- Radang lambung kronis
- Polip di dalam lambung
- Anemia akibat kekurangan vitamin B12
- Daya tahan tubuh lemah, misalnya karena menderita HIV/AIDS atau menggunakan obat-obatan imunosupresif dalam jangka panjang
- Kanker jenis lain, seperti limfoma, kanker esofagus, kanker usus, kanker prostat, dan kanker serviks
Selain faktor-faktor tersebut, gaya hidup dan pola makan juga dapat meningkatkan risiko seseorang terkena kanker lambung, antara lain:
- Sering makan daging, terutama daging olahan
- Sering makan makanan olahan dan tinggi garam
- Sering mengonsumsi minuman beralkohol
- Tidak menyimpan dan memasak makanan dengan benar
- Jarang berolahraga
- Jarang makan sayur dan buah
- Berat badan berlebih atau obesitas
Gejala Kanker Lambung
Kanker lambung pada stadium awal sering kali tidak menimbulkan gejala. Jika muncul, gejala umumnya dianggap sebagai keluhan sakit maag biasa. Berikut ini adalah beberapa gejala yang dapat dialami oleh penderita kanker lambung pada stadium awal:
- Perut kembung dan sering bersendawa
- Nyeri ulu hati
- Naiknya asam lambung (heartburn)
- Cepat kenyang saat makan
- Mual
- Muntah
Kanker lambung stadium lanjut akan menimbulkan gejala yang lebih berat. Pada tahap inilah umumnya penderita baru datang berobat ke dokter. Beberapa gejala kanker lambung pada stadium lanjut adalah:
- Muntah darah
- BAB berwarna hitam atau BAB berdarah
- Kurang darah atau anemia
- Sakit kuning
- Nafsu makan berkurang
- Penurunan berat badan
- Tubuh terasa lemas
- Pembengkakan di perut karena penumpukan cairan
Kapan harus ke dokter
Jika sering mengalami keluhan sakit maag atau gangguan pencernaan berulang, sebaiknya konsultasikan dengan dokter. Dokter akan melakukan teropong lambung (gastroskopi), untuk melihat kondisi dalam lambung.
Muntah darah atau BAB berdarah dapat membuat penderita kanker lambung mengalami syok yang bisa berakibat fatal. Segera ke IGD rumah sakit terdekat bila mengalami keluhan tersebut untuk mendapatkan penanganan.
Diagnosis Kanker Lambung
Bila pasien mengalami muntah darah, dokter akan melakukan penanganan terlebih dahulu untuk menstabilkan kondisi pasien. Setelah kondisi pasien stabil, dokter akan menanyakan gejala yang dirasakan, serta riwayat kesehatan dan penyakit dalam keluarga pasien, khususnya penyakit kanker.
Selanjutnya, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik pada perut pasien untuk melihat adanya pembengkakan dan nyeri saat perut ditekan. Dokter juga dapat melakukan pemeriksaan colok dubur untuk mendeteksi adanya BAB berdarah.
Untuk memastikan apakah seseorang terkena kanker lambung, dokter akan melakukan pemeriksaan lanjutan berupa:
-
Gastroskopi
Gastroskopi atau teropong lambung dilakukan dengan memasukkan selang berkamera ke dalam lambung melalui mulut. Alat ini dapat membantu dokter untuk melihat kondisi lambung, sekaligus mengambil sampel jaringan lambung guna diteliti di laboratorium. -
Foto Rontgen
Foto Rontgen dapat membantu dokter untuk melihat adanya kelainan pada lapisan lambung. Agar hasilnya lebih jelas, pasien akan diminta meminum larutan khusus sebagai zat pewarna sebelum pemeriksaan dilakukan. -
Tes darah
Tes darah di laboratorium dilakukan untuk mengetahui apakah ada infeksi H. pylori, serta untuk memeriksa fungsi organ tubuh lain, seperti hati dan ginjal. -
Tes tinja
Dokter akan mengambil sampel tinja pasien untuk memeriksa adanya darah dalam tinja. -
USG perut
Pemeriksaan dengan menggunakan gelombang ultrasoundini bertujuan untuk melihat apakah kanker lambung telah menyerang organ lain di sistem pencernaan, khususnya hati. -
CT scan
Pemeriksaan CT scan dilakukan untuk mengetahui perkembangan dan penyebaran kanker. -
Bedah laparoskopi
Prosedur pemeriksaan ini dilakukan dengan alat seperti pada gastroskopi, tetapi dimasukkan melalui irisan kecil di dinding perut. Bedah laparoskopi bertujuan untuk mengetahui penyebaran jaringan kanker lambung.
Stadium Kanker Lambung
Berdasarkan tingkat keparahan serta penyebarannya, kanker lambung dibagi menjadi 4 stadium, yaitu:
-
Stadium 1
Pada tahap ini, kanker berada pada lapisan dalam rongga lambung dan sudah menyebar ke kelenjar getah bening di sekitarnya. -
Stadium 2
Pada tahap ini, kanker sudah menyerang ke lapisan otot lambung dan menyebar makin banyak ke kelenjar getah bening. -
Stadium 3
Pada tahap ini, seluruh lapisan lambung sudah digerogoti kanker atau banyak pertumbuhan kanker kecil yang menyebar luas ke kelenjar getah bening. -
Stadium 4
Penyebaran kanker lambung pada tahap ini sudah makin parah dan mencapai organ tubuh lain.
Penentuan stadium kanker lambung dilakukan melalui pemeriksaan-pemeriksaan yang dijabarkan sebelumnya. Penentuan stadium ini akan membantu dokter untuk memberikan metode pengobatan yang sesuai.
Pengobatan Kanker Lambung
Metode pengobatan kanker lambung tergantung pada stadium kanker dan kondisi kesehatan pasien secara umum. Sedangkan peluang untuk sembuh dari kanker lambung tergantung pada stadium kanker saat awal terdiagnosis, serta kondisi kesehatan dan usia pasien.
Metode pengobatan yang dapat dijalani antara lain operasi, kemoterapi, radioterapi, dan terapi obat bertarget. Keempat metode tersebut sering kali dikombinasikan agar sel-sel kanker pada lambung dapat dibasmi secara maksimal.
Berikut adalah penjelasan mengenai metode pengobatan kanker lambung:
1. Operasi
Operasi lambung bertujuan untuk mengangkat jaringan kanker dari lambung. Jenis operasi yang dilakukan tergantung pada stadium kanker. Jika kanker masih stadium awal dan baru berkembang di lapisan dalam lambung, operasi dapat dilakukan dengan bantuan gastroskopi.
Metode operasi lain yang dapat dipilih dokter untuk mengatasi kanker lambung adalah gastrektomi. Pada prosedur ini, dokter akan mengangkat sebagian atau seluruh bagian lambung yang terkena kanker.
Gastrektomi dilakukan jika kanker sudah menyebar ke bagian lain di lambung hingga ke jaringan sekitar lambung. Pada gastrektomi, sebagian jaringan di sekitar lambung beserta kelenjar getah bening dapat ikut diangkat.
Tindakan operasi, khususnya gastrektomi, berisiko menimbulkan komplikasi berupa perdarahan, infeksi, dan gangguan pencernaan.
2. Radioterapi
Radioterapi bertujuan untuk membunuh sel-sel kanker menggunakan sinar radiasi. Sinar radiasi dapat berasal dari alat yang dipasang di kulit dekat lambung pasien (radiasi internal), atau menggunakan alat khusus radiasi (radiasi eksternal).
Radioterapi dapat dilakukan sebelum atau sesudah operasi. Radioterapi sebelum operasi bertujuan untuk mengecilkan ukuran kanker. Sedangkan radioterapi setelah operasi bertujuan untuk membunuh sel-sel kanker yang tersisa setelah operasi.
Radioterapi harus dilakukan secara rutin. Meskipun prosedur ini tidak menimbulkan sakit, pasien dapat mengalami efek samping berupa diare, lelah, mual, muntah, dan gangguan pencernaan, setelah menjalani prosedur ini.
3. Kemoterapi
Kemoterapi adalah pemberian obat-obatan untuk membunuh sel-sel kanker. Obat-obatan kemoterapi dapat berbentuk tablet, infus, atau kombinasi keduanya. Dokter biasanya memberikan kombinasi dua atau tiga jenis obat berikut:
- Epirubicin
- Capecitabine
- Cisplatin
- Fluorouracil
- Irinotecan
- Oxaliplatin
Kemoterapi dapat dikombinasikan dengan radioterapi atau operasi. Untuk kanker lambung stadium lanjut yang tidak bisa dioperasi, kemoterapi dapat membantu menghambat perkembangan kanker dan meredakan gejala yang dialami pasien.
Kemoterapi dapat dilakukan selama beberapa minggu hingga beberapa bulan. Prosedur ini akan menimbulkan beberapa efek samping, seperti mual, muntah, diare, anemia, rambut rontok, dan berat badan menurun. Biasanya, efek samping tersebut akan hilang setelah pengobatan kemoterapi berakhir.
4. Terapi target
Terapi target memiliki dua fungsi, yaitu menyerang sel yang mengalami mutasi genetik menjadi sel kanker, atau merangsang sistem kekebalan tubuh untuk membasmi sel-sel tersebut.
Terapi target dapat dikombinasikan dengan kemoterapi. Beberapa jenis obat yang digunakan pada terapi obat bertarget adalah:
- Imatinib
- Regorafenib
- Sunitinib
- Trastuzumab
- Ramucirumab
Pada kanker lambung stadium akhir, pengobatan biasanya hanya difokuskan untuk mengurangi gejala, agar pasien merasa lebih nyaman.
Pencegahan Kanker Lambung
Agar terhindar dari kanker lambung, Anda dapat melakukan beberapa langkah berikut ini:
- Berhenti merokok
- Menerapkan pola makan sehat, misalnya mengonsumsi makanan kaya serat, serta mengurangi makanan asin dan makanan olahan
- Menjaga berat badan ideal
- Berolahraga rutin, minimal 30 menit per hari
Karena gejala kanker lambung hampir sama dengan beberapa gangguan lambung lain, kebanyakan penderita tidak menyadari hingga kanker lambung sudah berada pada stadium akhir.
Oleh sebab itu, bila Anda mengalami gejala sakit maag yang tidak kunjung sembuh, segera periksa ke dokter untuk menjalani deteksi dini. Pengobatan kanker lambung sedini mungkin dapat meningkatkan kemungkinan sembuh.