Kanker laring adalah pertumbuhan sel abnormal secara tidak terkendali di laring atau kotak suara yang merusak jaringan normal di sekitarnya. Kanker laring umumnya ditandai dengan suara serak, sulit atau nyeri saat menelan, dan batuk yang terus-menerus.
Laring adalah bagian dari sistem pernapasan. Organ ini menghubungkan trakea (saluran udara) dan tenggorokan. Selain berperan penting dalam menghasilkan suara, laring juga berfungsi mencegah makanan dan minuman masuk ke saluran pernapasan.
Tingkat kesembuhan kanker laring berbeda pada tiap orang. Hal ini tergantung pada lokasi dan keparahan kanker. Makin cepat kanker laring terdeteksi dan tertangani, makin besar pula peluang pasien untuk sembuh.
Penyebab dan Faktor Risiko Kanker Laring
Penyebab kanker laring adalah perubahan atau mutasi DNA pada sel-sel yang sehat di kotak suara. Perubahan ini mengakibatkan sel-sel tersebut tumbuh secara tidak normal dan tidak terkendali.
Belum diketahui mengapa mutasi pada sel-sel laring terjadi. Namun, kondisi tersebut diduga terkait dengan beberapa faktor berikut:
- Memiliki kebiasaan merokok dan mengonsumsi minuman beralkohol
- Memiliki keluarga yang pernah menderita kanker tenggorokan
- Menderita kelainan genetik tertentu, seperti anemia Fanconi
- Memiliki pola makan yang terlalu banyak daging, serta kurang buah dan sayur
- Terpapar debu asbes dalam jangka panjang atau asbestosis
- Menderita infeksi human papillomavirus (HPV)
Gejala Kanker Laring
Gejala kanker laring umumnya mudah terdeteksi dibandingkan jenis kanker lain. Keluhan yang muncul bisa berupa:
- Suara serak
- Sakit tenggorokan
- Disfagia atau sulit menelan
- Nyeri saat menelan
- Sakit telinga
- Berat badan turun drastis tanpa direncanakan
- Batuk terus-menerus, bahkan disertai dengan batuk berdarah
- Muncul benjolan atau bengkak di leher
- Sesak napas
Kapan harus ke dokter
Gejala-gejala di atas bisa saja disebabkan oleh penyakit selain kanker laring. Oleh sebab itu, untuk memastikannya, lakukan pemeriksaan ke dokter jika mengalami gejala tersebut, terutama jika telah berlangsung lebih dari 2 minggu atau makin memburuk.
Diagnosis Kanker Laring
Untuk mendiagnosis kanker laring, dokter akan terlebih dahulu menanyakan gejala, keluhan, dan riwayat penyakit pasien. Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik secara menyeluruh, termasuk melihat bagian luar dan dalam tenggorokan untuk mendeteksi benjolan.
Usai sesi tanya jawab dan pemeriksaan fisik, dokter akan melakukan pemeriksaan penunjang guna memastikan diagnosis. Pemeriksaan penunjang tersebut antara lain:
-
Endoskopi
Endoskopi bertujuan untuk melihat kondisi tenggorokan dan kotak suara. Prosedur ini dilakukan dengan memasukkan selang kecil berkamera (endoskop) melalui lubang hidung (nasoendoskopi) atau melalui mulut (laringoskopi).
-
Biopsi
Biopsi dilakukan dengan mengambil sampel jaringan yang dicurigai sebagai kanker untuk kemudian diperiksa menggunakan mikroskop. Sampel jaringan dapat diambil dari kotak suara melalui endoskopi atau dari benjolan di leher melalui tindakan aspirasi.
-
Pemindaian
Pemindaian untuk mendiagnosis kanker laring dapat dilakukan dengan USG, CT scan, PET scan, atau MRI. Selain bertujuan untuk mengetahui ukuran kanker, pemindaian juga berfungsi untuk mendeteksi penyebaran kanker ke kelenjar getah bening atau organ lain.
Stadium Kanker Laring
Hasil pemeriksaan di atas akan menjadi acuan bagi dokter untuk menentukan stadium atau tingkat keparahan kanker laring. Berikut ini adalah stadium-stadium kanker laring:
-
Stadium 0
Sel abnormal muncul di laring dan belum menyebar ke organ lain. Sel ini dapat berkembang menjadi kanker dan menyebar ke organ lain.
-
Stadium I
Sel abnormal di laring telah berubah menjadi kanker. Sel ini masih berukuran kecil dan belum menyebar.
-
Stadium II
Sel kanker bertambah besar, tetapi belum menyebar ke organ lain.
-
Stadium III
Kanker makin bertambah besar dan mulai menyebar ke kelenjar getah bening atau organ terdekat.
-
Stadium IV
Kanker telah menyebar (metastasis) ke organ tubuh lain yang jauh dari laring.
Pengobatan Kanker Laring
Pengobatan kanker laring tergantung pada letak dan ukuran kanker, serta kondisi kesehatan pasien. Pada kanker laring yang masih stadium awal, dokter akan memilih tindakan operasi atau radioterapi. Sementara itu, kanker laring stadium lanjut dapat ditangani dengan kombinasi operasi, radioterapi, dan kemoterapi.
Semua metode pengobatan tersebut dilakukan untuk mengangkat atau membunuh sel kanker, sekaligus meredakan gejala yang dialami pasien. Berikut ini adalah penjelasan dari masing-masing pengobatan kanker laring:
Radioterapi
Radioterapi adalah prosedur yang menggunakan radiasi untuk membunuh sel kanker atau menghentikan pertumbuhannya. Radioterapi dapat dilakukan sebelum operasi untuk memperkecil tumor agar mudah diangkat. Bisa juga dilakukan setelah operasi untuk mencegah sel kanker tumbuh kembali jika masih ada yang tersisa.
Kemoterapi
Kemoterapi adalah pemberian obat-obatan untuk membunuh atau menghentikan pertumbuhan sel kanker. Sama seperti radioterapi, kemoterapi dapat dilakukan sebelum atau setelah operasi. Kemoterapi juga bisa dilakukan bersamaan dengan radioterapi jika opsi bedah tidak dapat dilakukan.
Bedah
Ada tiga jenis operasi atau prosedur bedah untuk menangani kanker laring. Metode bedah yang dipilih oleh dokter akan disesuaikan dengan kondisi pasien. Berikut ini adalah jenis bedah yang dapat dilakukan:
1. Reseksi endoskopi
Reseksi endoskopi dilakukan untuk memotong tumor berukuran kecil di laring dengan bantuan endoskop yang dimasukkan melalui mulut sehingga tidak membutuhkan sayatan dari luar. Pemotongan dapat dilakukan dengan laser atau alat bedah khusus yang dimasukkan bersama endoskop.
2. Laringektomi parsial
Laringektomi parsial dilakukan dengan membuat sayatan di leher pasien untuk memotong bagian laring yang terserang kanker. Setelah kanker diangkat, dokter akan membuat lubang sementara di leher untuk membantu pasien bernapas dan berbicara selama proses pemulihan.
3. Laringektomi total
Laringektomi total dilakukan untuk memotong seluruh bagian laring. Kelenjar getah bening di sekitar laring juga akan diangkat jika telah terserang kanker. Setelah itu, dokter akan membuat lubang permanen pada leher untuk membantu pasien bernapas.
Pasien yang menjalani laringektomi total tidak dapat bicara dengan normal seperti sebelumnya. Namun, pasien dapat menjalani beberapa terapi untuk melatih cara lain dalam berkomunikasi atau menggunakan bahasa isyarat.
Komplikasi Kanker Laring
Ada sejumlah komplikasi yang bisa terjadi pada penderita kanker laring. Komplikasi ini dapat terjadi akibat kanker laring itu sendiri atau tindakan pengobatannya. Beberapa komplikasi tersebut adalah:
- Malnutrisi
- Kehilangan suara
- Kerongkongan menyempit
- Disfagia atau sulit menelan
- Gangguan pada fungsi lidah dalam mengecap rasa
- Terbentuknya jaringan parut di kerongkongan
- Mulut kering
- Daya tahan tubuh melemah
Pencegahan Kanker Laring
Beberapa upaya pencegahan yang dapat dilakukan untuk mengurangi risiko terserang kanker laring adalah:
- Berhenti merokok dan mengonsumsi minuman beralkohol
- Mengonsumsi makanan kaya antioksidan, seperti stroberi, kacang-kacangan, dan bayam
- Menggunakan alat pelindung diri saat bekerja atau beraktivitas di tempat yang berisiko menyebabkan paparan senyawa berbahaya