Rasa cokelat yang manis membuatnya sangat digemari oleh anak-anak. Terlebih, ada jenis cokelat yang memang dapat memberikan sejumlah manfaat kesehatan. Namun, apakah ini berarti cokelat boleh diberikan ke anak usia berapa pun?
Cokelat dibuat dari biji kakao yang berasal dari pohon kakao (Theobroma cacao L). Setelah diolah menjadi camilan, cokelat dengan penambahan gula dan bahan lain umumnya menjadi minim nutrisi serta tinggi gula, garam, dan lemak.
Cokelat biasanya diolah menjadi dua jenis, yaitu cokelat hitam dan cokelat susu. Dari kedua jenis cokelat ini, cokelat hitam dinilai lebih sehat dan memiliki manfaat bagi kesehatan, seperti menjaga mood tetap baik, meningkatkan fungsi otak, dan mencegah beragam penyakit kronis.
Meski begitu, manfaat ini hanya berlaku untuk orang dewasa. Hingga saat ini, belum ada bukti klinis yang menyatakan bila cokelat memiliki manfaat untuk anak-anak.
Jadi, Kapan Anak Boleh Makan Cokelat?
Sebenarnya, tidak ada acuan usia pasti untuk memperkenalkan cokelat kepada anak. Namun, sebaiknya Bunda tidak memberikan cokelat kepada anak jika usianya masih di bawah 2 tahun.
Anjuran ini bukan tanpa sebab, lho. Soalnya, cokelat merupakan salah satu jenis makanan yang mengandung kafein. Jika dalam bentuk cemilan olahan, biasanya cokelat juga telah ditambahkan dengan pemanis buatan.
Cemilan manis yang dikonsumsi dalam jumlah berlebihan dapat meningkatkan risiko terjadinya sejumlah masalah kesehatan, seperti kerusakan gigi dan obesitas pada anak. Jika dikonsumsi terus-menerus, sejumlah kondisi, termasuk kolesterol tinggi dan diabetes tipe 2 juga bisa berkembang di kemudian hari.
Sering ngemil makanan manis, termasuk cokelat dan permen, juga sering menjadi alasan di balik sulitnya anak untuk mengonsumsi jenis makanan lain yang penting untuk tumbuh kembangnya. Akhirnya, ini akan menyulitkan anak untuk terbiasa konsumsi makanan sehat saat ia dewasa kelak.
Selain itu, kandungan kafein yang ada di dalam coklat juga berpotensi menimbulkan beragam gejala jika dikonsumsi dalam jumlah yang terlalu banyak. Gejala dan efek yang bisa terjadi adalah sebagai berikut:
- Gugup
- Gelisah
- Sakit kepala
- Sakit perut
- Sulit konsentrasi
- Sulit tidur
Gejala dan efek-efek tersebut tentunya dapat mengganggu proses tumbuh kembangnya, termasuk proses belajarnya dan kestabilan emosinya.
Beberapa merek cemilan cokelat juga tersedia dengan campuran kacang untuk memperkaya rasa. Nah, seperti yang kita ketahui, kacang termasuk dalam makanan yang berisiko tinggi menimbulkan reaksi alergi bagi anak-anak. Jadi, pengenalannya pun perlu hati-hati dan tidak boleh dikonsumsi secara berlebihan.
Coklat memang boleh diberikan kepada anak, tetapi batasi porsinya ya, Bun. Daripada sering memberikan Si Kecil makanan manis, lebih baik sajikan beragam camilan sehat, seperti irisan buah, yoghurt, oatmeal, dan sandwich dengan selai favoritnya.
Selain itu, pastikan juga dalam menu makanan anak selalu terdapat sayuran, ikan, daging, dan telur agar kebutuhan nutrisinya tercukupi.
Apabila setelah diberikan cokelat Si Kecil mengalami reaksi alergi, seperti gatal-gatal, bengkak di wajah atau mata, sakit perut, atau nyeri dada, segera konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.