Berbeda dengan masa subur wanita, masa subur pria dapat diukur melalui kuantitas dan kualitas sperma, serta beberapa faktor lain yang dapat memengaruhi kesuburan. Apa saja? Yuk, simak ulasan berikut ini!
Di kalangan awam, kebanyakan orang hanya menganggap masalah kesuburan adalah urusan perempuan. Padahal, pria juga memiliki masa-masa subur yang akan menentukan sukses atau tidaknya proses kehamilan. Hanya saja, masa subur pria berbeda dengan masa subur wanita yang sudah lebih umum dikenal.
Hanya saja, masa subur pria berbeda dengan masa subur wanita yang sudah lebih umum dikenal. Pada pria, selama masih menghasilkan sperma dengan kualitas baik dan dalam jumlah yang cukup, maka hal itu bisa dianggap masih dalam masa subur.
Jadi, Kapan Masa Subur Pria?
Pada pria, selama masih menghasilkan sperma dengan kualitas baik dan dalam jumlah yang cukup, serta dapat membuahi sel telur dengan cara alami, maka hal itu bisa dianggap masih dalam masa subur. Akan tetapi, bagaimana sesungguhnya kualitas sperma pria yang subur?
Masa subur pria memang dapat diukur melalui spermanya. Berikut ini adalah beberapa indikasi yang bisa menentukan seberapa subur seorang pria.
- Kuantitas sperma
Jumlah sperma dalam sekali ejakulasi sangat berpengaruh kepada kemungkinan keberhasilan membuahi sel telur pasangannya. Idealnya, sekali ejakulasi, seorang pria dapat mengeluarkan hingga 15 juta sel sperma per mililiter. Jika lebih sedikit dari jumlah tersebut, maka kemungkinan bisa terjadi pembuahan sel telur juga akan menurun.
- Pergerakan sperma
Pergerakan sperma atau motilitas yang baik harus memiliki gerakan yang gesit untuk mencapai dan membuahi sel telur. Sebelum membuahi sel telur, sperma harus tetap hidup saat berenang menyeberangi leher rahim, rahim, dan saluran tuba. Agar kemungkinan pembuahan bisa terjadi, setidaknya 40 persen sperma harus memiliki kemampuan bergerak yang baik.
- Struktur sperma
Normalnya, bentuk sperma terdiri atas kepala yang berbentuk oval dan berekor panjang. Bentuk tersebut mendukung pergerakan sperma menuju sel telur. Pria yang subur memiliki lebih dari 50 persen sperma berbentuk normal. Struktur sperma yang baik akan membantu meningkatkan peluang untuk terjadinya pembuahan, alias kehamilan.
- Hormon
Kesuburan pria erat hubungannya dengan hormon testosteron. Rendahnya hormon seks utama pada pria ini dapat menjadi salah satu penyebab masalah kesuburan pada pria.
Beberapa Hal Lain yang Berdampak kepada Kesuburan Pria
Secara teori masa subur pria berlangsung selama kualitas dan kuantitas spermanya terjaga. Untuk itu, perlu diperhatikan hal-hal yang dapat memengaruhi kualitas sperma, di antaranya:
- Usia
Kehidupan modern membuat sebagian orang memutuskan untuk menunda memiliki anak. Padahal, tingkat kesuburan dan kualitas sperma pria akan menurun seiring bertambahnya usia. Secara umum, masa subur pria kian menurun saat mencapai usia 40-an.
- Makanan dan olahraga
Kesuburan pria juga berkaitan erat dengan pola makan dan aktivitas fisik. Menerapkan pola makan sehat dengan variasi gizi seimbang serta rajin berolahraga, dapat membantu menjaga kualitas sperma tetap prima. Anda bisa menambahkan beragam makanan penambah sperma dalam menu harian Anda. Makanan penyubur sperma seperti ikan, sayuran, dan biji-bijian utuh akan membuat sperma lebih aktif dan meningkatkan peluang kesuburan pria.
- Gaya hidup
Selain usia, gaya hidup juga berpengaruh kepada kualitas dan kesehatan sperma. Pada pria perokok, spermanya akan mengalami kerusakan akibat zat-zat yang terkandung di dalam rokok. Selain itu, banyak mengonsumsi minuman beralkohol juga berisiko merusak sperma.
- Suhu dan radiasi
Agar tetap subur, testis harus memiliki suhu 1 atau 2 derajat Celsius lebih dingin dibandingkan suhu tubuh. Untuk itu, hindari penggunaan celana dalam yang terlalu ketat, berendam di air hangat, dan mandi air hangat, karena hal itu bisa meningkatkan suhu di sekitar testis sehingga memperlambat produksi sperma. Paparan radiasi dan bahan kimia beracun, seperti timbal dan pestisida, juga dapat mengganggu kesuburan.
- Pastikan bebas penyakit menular seksual
Penyakit menular seksual, seperti klamidia dan gonore, berisiko menghambat proses pembuahan. Klamidia menyebabkan pembengkakan dan rasa sakit pada skrotum.
Dengan menghindari faktor risiko di atas, maka kualitas dan kesehatan sperma diharapkan tetap optimal. Terpeliharanya kualitas sperma otomatis akan meningkatkan tingkat kesuburan pria.
Beberapa penelitian mengklaim bahwa masa subur pria akan meningkat di pagi hari lantaran produksi sperma lebih banyak dibandingkan pada malam hari. Meski begitu, perbedaan jumlah sperma di pagi hari dan malam hari sebenarnya tidak terlalu signifikan. Produksi jumlah sperma di pagi hari bisa mencapai 88 juta, sedangkan pada malam hari 87 juta sperma. Perbedaan jumlah tersebut tidak terlalu memengaruhi proses pembuahan, pasalnya hanya butuh satu 'perenang ulung' untuk melakukan pembuahan.
Jadi, tak perlu khawatir perihal pagi atau malam hari bagi pasangan suami istri yang ingin meningkatkan peluang kehamilan. Berfokuslah pada bagaimana menjaga kualitas dan kuantitas sperma, serta waktu berhubungan seks yang mendekati masa subur wanita.