Kebotakan dini bisa terjadi sebelum usia 21 tahun. Meski tidak berbahaya, kondisi yang bisa disebabkan oleh berbagai hal ini dapat menurunkan kepercayaan diri penderitanya. Pencegahan yang dilakukan umumnya efektif dalam mencegah terjadinya kebotakan dini.
Kebotakan merupakan kondisi yang ditandai dengan kerontokan rambut parah. Umumnya, kebotakan bisa dialami pada orang lanjut usia karena kadar hormon yang mulai berubah dan menyebabkan rambut menipis.
Tak hanya pada lansia, kebotakan pun bisa terjadi pada usia muda. Kondisi yang dinamakan sebagai kebotakan dini ini lebih sering disebabkan oleh faktor keturunan. Namun, Anda tidak perlu khawatir karena kebotakan dini bisa dicegah dengan menerapkan beberapa perubahan kecil yang bisa dimulai dari sekarang.
Penyebab Kebotakan Dini
Kebotakan dini sering kali membuat penderitanya merasa cemas karena dapat membuat penampilan jadi kurang menarik, sehingga menurunkan kepercayaan diri. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui penyebab kebotakan dini agar pencegahan yang tepat pun dapat dilakukan.
Nah, berikut ini adalah beberapa faktor yang dapat menyebabkan kebotakan dini:
1. Faktor keturunan
Penyebab kebotakan dini yang paling umum adalah genetik atau faktor keturunan. Jika memiliki anggota keluarga yang mengalami kebotakan, kemungkinan Anda menderita kebotakan dini pun akan makin meningkat.
Dalam bahasa medis, kebotakan dini karena faktor keturunan disebut sebagai alopesia androgenetik. Kondisi ini ditandai dengan pola kebotakan khas, yaitu penipisan rambut dan mundurnya garis batas rambut di dahi. Alopesia androgenetik bisa terjadi sejak usia remaja dan bertahap seiring bertambahnya usia.
2. Perubahan hormon
Kebotakan dini juga bisa terjadi karena perubahan hormon, seperti hormon androgen atau hormon seks pada pria. Hormon ini memiliki banyak fungsi, termasuk mengatur pertumbuhan rambut.
Kebotakan pada pria ini terjadi akibat peningkatan kadar dihydrotestosterone (DHT). Hal ini menyebabkan gangguan pada siklus pertumbuhan rambut dan kerusakan pada folikel rambut, sehingga membuat rambut mengalami kebotakan.
Sementara pada wanita, hormon androgen dapat menyebabkan kebotakan dini yang dimulai dari bagian tengah kepala.
3. Stres
Stres fisik maupun psikologis dapat menyebabkan kebotakan di usia muda. Saat stres, tubuh akan mengeluarkan hormon kortisol. Hormon inilah yang menjadi penyebab pertumbuhan rambut terhambat, sehingga memicu terjadinya kebotakan dini. Namun, kebotakan dini yang disebabkan stres akan membaik saat sumber stres sudah teratasi.
4. Kekurangan nutrisi
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kekurangan nutrisi dapat menyebabkan kebotakan dini. Adapun nutrisi yang dapat memengaruhi pertumbuhan rambut adalah zat besi, zinc, vitamin D, vitamin B6, dan vitamin B12.
Jika nutrisi-nutrisi tersebut tidak terpenuhi, rambut pun tidak akan ternutrisi dengan baik dan mengalami kerontokan parah. Hal tersebut menjadi pemicu kebotakan dini.
5. Kebiasaan penataan rambut yang kurang tepat
Kebiasaan menata rambut yang kurang tepat, termasuk mengikat rambut secara kencang, bisa menyebabkan kerontokan yang disebut alopecia traksi. Jika dibiarkan berlarut, kondisi tersebut dapat memicu kebotakan dini.
Selain itu, mewarnai rambut juga dapat menyebabkan rambut rontok parah hingga terjadinya kebotakan dini.
6. Penyakit tertentu
Pada kasus tertentu, kebotakan dini bisa disebabkan oleh penyakit, salah satunya adalah alopecia areata. Alopecia areata adalah penyakit autoimun yang menyerang folikel rambut dan menyebabkan terjadinya kerontokan dan kebotakan.
Selain itu, tinea capitis atau penyakit akibat infeksi jamur di kulit kepala juga bisa menyebabkan kerontokan permanen yang dapat memicu terjadinya kebotakan dini, serta timbulnya bekas luka di kulit kepala.
7. Konsumsi obat-obatan tertentu
Konsumsi obat-obatan tertentu dapat menganggu siklus normal pertumbuhan rambut, sehingga menimbulkan kerontokan hingga kebotakan dini. Beberapa obat yang dapat memengaruhi siklus pertumbuhan rambut adalah obat untuk penyakit jantung, depresi, dan tekanan darah tinggi.
Jika kebotakan dini disebabkan oleh efek obat-obatan, kondisi ini biasanya akan teratasi setelah pengobatan selesai dijalani. Anda bisa menyampaikan pada dokter tentang efek samping obat berupa kebotakan dini yang terjadi, supaya dokter dapat memberikan alternatif pengobatan yang sesuai.
Pencegahan Kebotakan Dini
Kebanyakan kebotakan dini memang disebabkan oleh faktor genetik. Namun, masih ada beberapa upaya pencegahan yang mudah dan dapat Anda lakukan saat ini juga untuk membuat rambut tetap sehat dan terhindar dari kebotakan.
Berikut beberapa pencegahan kebotakan dini yang bisa dilakukan:
- Pilih produk perawatan rambut tepat, serta sesuai dengan jenis dan permasalahan rambut.
- Gunakan sisir bergigi jarang dan jangan menyisir rambut dalam keadaan basah.
- Konsumsi makanan yang baik untuk kesehatan rambut.
- Batasi penataan rambut dengan alat bersuhu panas atau zat kimia, seperti mencatok, mengeriting, atau mengecat rambut.
- Tidur yang cukup
- Kelola stres dengan bijak.
- Jangan merokok
Kebanyakan kasus kebotakan dini memang tidak berbahaya, tetapi kondisi ini dapat memengaruhi kepercayaan diri seseorang, bahkan menggangu kehidupan sosial dan produktivitasnya.
Oleh karena itu, upaya pencegahan perlu dilakukan. Namun, jika berbagai cara di atas masih tak cukup efektif dalam mencegah kebotakan dini, jangan ragu untuk memeriksakan diri Anda ke dokter guna mengetahui penyebab dan mendapatkan penanganan yang sesuai.