Ada berbagai penyebab bayi lahir prematur, mulai dari infeksi selama kehamilan hingga gaya hidup tidak sehat yang dijalani ibu hamil. Agar bisa mencegah dan mewaspadainya, Anda perlu mengetahui apa saja penyebab bayi lahir prematur.
Kelahiran prematur masih menjadi penyebab utama gangguan sistem saraf dan kematian bayi di seluruh dunia. Risiko kelahiran prematur bisa meningkat karena berbagai kondisi. Namun, risiko ini bisa diminimalkan dengan persiapan dan perawatan kehamilan yang baik.
Penyebab Bayi Lahir Prematur
Persalinan dianggap prematur ketika ibu hamil melahirkan di usia kehamilan 37 minggu atau kurang dari itu. Ada beberapa kondisi yang bisa menyebabkan bayi lahir prematur, yaitu:
1. Infeksi
Penyebab bayi lahir prematur yang sering terjadi adalah infeksi pada alat kelamin maupun saluran kemih ibu hamil. Meski terjadi di luar rahim, infeksi ini masih bisa mengancam nyawa bayi.
Contoh infeksi yang bisa menyebabkan bayi lahir prematur meliputi:
- Infeksi Rubella
- Toksoplasmosis
- Herpes simpleks
- Infeksi bakteri vagina
- Korioamnionitis
- Infeksi saluran kemih
- Infeksi Streptokokus grup B (GBS)
- Trikomoniasis
- Klamidia
Infeksi pada kehamilan sangat berbahaya bagi janin yang sedang tumbuh dan bisa menyebabkan ketuban pecah dini, sehingga meningkatkan risiko terjadinya persalinan prematur.
Jika tidak segera ditangani, bayi yang lahir prematur akibat infeksi mungkin akan mengalami cacat fisik atau intelektual.
2. Penyakit tertentu
Ibu hamil yang menderita penyakit kronis, seperti diabetes, penyakit jantung, gangguan ginjal, dan tekanan darah tinggi (hipertensi), memiliki risiko lebih tinggi mengalami persalinan prematur.
Selain itu, beberapa kondisi selama kehamilan juga bisa menjadi faktor penyebab bayi lahir prematur, seperti:
- Solusio plasenta, yaitu kondisi ketika plasenta lepas dari dinding rahim sebelum bayi lahir sehingga terjadi perdarahan dan terhambatnya suplai oksigen serta nutrisi ke bayi
- Inkompetensi serviks, yaitu kondisi leher rahim yang lemah sehingga bisa terbuka sewaktu-waktu sebelum kehamilan cukup bulan
- Operasi di rongga perut selama mengandung, misalnya akibat radang usus buntu
3. Gaya hidup yang tidak sehat
Gaya hidup tidak sehat juga dapat memicu terjadinya prematur, seperti:
- Merokok saat hamil
- Mengonsumsi minuman beralkohol atau obat-obatan terlarang saat hamil
- Mengalami kelebihan berat badan atau kekurangan berat badan karena asupan nutrisi yang tidak tepat, baik sebelum dan selama kehamilan
4. Penyebab lain
Ada beberapa kondisi yang membuat ibu hamil lebih berisiko melahirkan prematur, yaitu:
- Hamil kembar
- Hamil dengan jarak kurang dari 6 bulan dari kehamilan sebelumnya
- Kehamilan melalui bayi tabung
- Riwayat aborsi atau keguguran beberapa kali
- Riwayat persalinan prematur
- Trauma atau mengalami cedera saat hamil
- Stres berat
- Berusia kurang dari 17 atau lebih dari 35 tahun saat hamil
Terlepas dari berbagai penyebab bayi lahir prematur di atas, sebenarnya persalinan prematur bisa dialami siapa saja. Bahkan, beberapa ibu hamil bisa melahirkan bayi prematur tanpa harus memiliki faktor risikonya.
Namun, jangan khawatir, karena risiko bayi lahir prematur dapat diminimalkan dengan rutin menjalani pemeriksaan kehamilan dan menerapkan gaya hidup sehat.
Jika Anda masih merencanakan kehamilan, lakukan konsultasi program hamil ke dokter untuk memeriksakan kesehatan dan mempersiapkan kondisi tubuh Anda.
Selama hamil, lakukanlah pemeriksaan ke dokter secara rutin sejak awal kehamilan hingga melahirkan. Jika mengalami keluhan yang dirasa tidak normal, segera periksakan ke dokter meski belum jadwalnya untuk melakukan pemeriksaan rutin.