Hormon testosteron sering disebut hormon pria. Hormon ini berpengaruh besar terhadap beberapa aspek kehidupan pria, termasuk fungsi seksual. Meski disebut hormon pria, testosteron juga ada di dalam tubuh wanita.
Testosteron merupakan hormon yang bisa ditemukan pada pria dan wanita. Pada pria, hormon testosteron diproduksi di testis. Hormon ini berperan terhadap libido, pembentukan massa otot, ketahanan energi, dan perkembangan organ seksual pada anak laki-laki saat pubertas.
Sementara itu, hormon testosteron di dalam tubuh wanita dihasilkan di ovarium. Bersama dengan hormon seks wanita, yaitu estrogen, hormon testosteron berperan memproduksi sel darah baru, meningkatkan libido, dan memengaruhi hormon perangsang pelepasan sel telur yang berperan dalam sistem reproduksi wanita.
Kadar Normal Hormon Testosteron dalam Tubuh
Kadar hormon testosteron dalam tubuh pria dan wanita berbeda. Pada pria, kadar hormon testosteron normalnya berkisar antara 250–1.100 ng/dL (nanogram per desiliter) dengan kadar rata-rata 680 ng/dL. Ada pula penelitian yang menunjukkan bahwa kadar hormon testosteron yang optimal untuk pria berkisar antara 400–600 ng/dL.
Hormon ini meningkat selama masa pubertas dan mencapai puncaknya ketika pria berusia sekitar 20 tahun. Setelah berusia 30 tahun ke atas, kadar hormon ini akan berkurang sekitar 1% tiap tahunnya. Jadi, ketika pria mencapai usia 65 tahun lebih, kadar hormon testosteron normal mereka berkisar antara 350–450 ng/dL.
Pada wanita dewasa, hormon ini diproduksi di dalam ovarium dalam jumlah yang kecil, yaitu antara 8–60 ng/dL.
Dampak Kekurangan Hormon Testosteron
Menurunnya kadar hormon testosteron pada pria bisa disebabkan oleh:
- Usia
- Infeksi dan cedera pada testis
- Masalah pada tiroid atau kelenjar pituitari
- Diabetes tipe 2
- Efek samping obat tertentu
- Kelainan genetik
- Stres
- Terlalu banyak mengonsumsi alkohol
Ketika kadar hormon testosteron menurun, pria akan mengalami berbagai gejala berikut:
- Ketidaksuburan
- Berkurangnya hasrat seksual
- Berkurangnya frekuensi ereksi
- Berkurangnya rambut pada tubuh
- Tulang menjadi lebih rapuh
- Meningkatnya lemak tubuh dan kolesterol
- Berkurangnya kekuatan atau massa otot
- Merasa kepanasan disertai kemerahan pada wajah atau hot flashes
- Mudah lelah
- Timbulnya pembesaran kelenjar payudara
- Cenderung merasa depresi atau sedih yang berujung pada menurunnya kualitas hidup
- Gangguan tidur
- Penurunan rasa percaya diri, berkurangnya motivasi, serta memiliki masalah pada memori dan konsentrasi
Sementara pada wanita, kekurangan hormon ini dapat mengurangi libido atau gairah untuk melakukan hubungan seksual.
Untuk mengetahui apakah kadar hormon testosteron Anda normal atau tidak dan apakah gejala di atas benar-benar disebabkan oleh menurunnya kadar hormon testosteron, Anda dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan ke dokter.
Dampak Kelebihan Hormon Testosteron
Di sisi lain, ada pula pria atau wanita yang memiliki kadar hormon testosteron di atas angka normal. Kondisi ini dapat menormalkan tekanan darah dan mengurangi risiko terjadinya obesitas dan serangan jantung pada pria.
Namun, di sisi lain, kelebihan hormon testosteron pada pria bisa mengakibatkan hal berikut ini:
- Risiko lebih tinggi melakukan perilaku menyimpang, seperti aktivitas seksual berlebihan (hiperseks) atau kriminalitas
- Risiko lebih tinggi untuk mengonsumsi minuman beralkohol dan merokok
- Risiko terjadinya cedera karena perilaku impulsif meningkat
Pada wanita, kelebihan hormon testosteron dapat memengaruhi penampilan fisik, seperti:
- Kelebihan rambut di tubuh, terutama di wajah
- Timbul jerawat
- Mengalami kebotakan yang biasanya terjadi pada pria
- Klitoris membesar
- Ukuran payudara mengecil
- Peningkatan massa otot
- Suara menjadi lebih berat seperti pria
- Siklus menstruasi tidak teratur
- Perubahan mood
Beberapa pakar kesehatan merekomendasikan pemantauan kadar hormon testosteron tiap 5 tahun, dimulai sejak pria berusia 35 tahun. Jika diketahui memiliki kadar hormon yang terlalu sedikit atau mengalami gejala rendahnya kadar hormon testosteron, dokter mungkin akan menganjurkan terapi hormon.
Penelitian menyebutkan bahwa perubahan gaya hidup, seperti rutin berolahraga intensitas tinggi dan berhenti merokok, dapat menjaga kadar hormon testosteron tetap normal sekaligus mengatasi penurunan kadar hormon ini.
Sementara itu pada wanita, perawatan agar testosteron tetap normal perlu disesuaikan dengan penyebabnya. Umumnya, penanganan kondisi ini meliputi pengobatan medis dan perubahan gaya hidup.
Pria dan wanita sangat disarankan untuk menjalani pola makan dan kebiasaan hidup sehat agar kadar hormon testosteron tetap stabil. Jika mengalami gejala-gejala di atas, segera konsultasikan kepada dokter untuk mendapatkan penanganan yang sesuai.