Keloid adalah bekas luka yang tumbuh menebal, menonjol, dan melebar. Bekas luka ini biasanya muncul setelah proses penyembuhan luka operasi atau cedera. Keloid tidak berbahaya, tetapi dapat memengaruhi penampilan dan menyebabkan stres pada penderitanya.
Keloid dapat menyerang bagian kulit mana saja, tetapi paling sering ditemukan di dada, bahu, telinga, dan pipi. Ukuran keloid akan berkembang menjadi lebih besar atau lebih lebar daripada luka di bagian tersebut.
Keloid umumnya berwarna kemerahan atau lebih gelap dari kulit di sekitarnya. Meski tidak berbahaya, keloid yang terlihat dan berukuran besar dapat mengganggu penampilan, terutama jika tumbuh di telinga atau wajah. Untuk mengatasinya, dokter bisa memberikan obat suntik atau melakukan operasi.
Penyebab Keloid
Penyebab timbulnya keloid belum diketahui secara pasti. Namun, ada dugaan kondisi ini terjadi akibat proses penyembuhan luka yang terganggu. Keloid juga diduga diturunkan secara genetik. Dengan kata lain, seseorang dapat terkena keloid bila salah satu atau kedua orang tuanya memiliki kondisi yang serupa.
Keloid paling sering muncul akibat faktor atau kondisi berikut:
- Operasi
- Suntik vaksinasi
- Gigitan serangga
- Jerawat
- Luka gores
- Luka bakar
- Cacar air
- Tindik, misalnya tindik telinga
Faktor risiko keloid
Risiko seseorang memiliki keloid lebih tinggi jika memiliki beberapa faktor berikut:
- Usia antara 20–30 tahun
- Kulit berwarna gelap
- Riwayat luka keloid pada keluarga
Gejala Keloid
Keloid bisa muncul beberapa bulan atau beberapa tahun setelah mengalami cedera atau sembuh dari penyakit kulit. Bentuk keloid yang umum terjadi adalah:
- Benjolan yang menebal dengan bentuk tidak teratur, biasanya pada bekas luka di telinga, bahu, pipi, atau dada
- Benjolan yang tidak ditumbuhi rambut
- Tekstur benjolan lunak, keras, atau kenyal
- Benjolan berwarna kemerahan atau kecokelatan
- Benjolan terasa gatal dan menimbulkan rasa tidak nyaman.
Kapan harus ke dokter
Lakukan pemeriksaan ke dokter jika keloid mengganggu penampilan hingga menyebabkan stres. Pemeriksaan juga perlu dilakukan apabila keloid disertai gatal yang parah, berdarah, mudah terluka, mengganggu pergerakan, atau ada rasa panas seperti terbakar.
Diagnosis Keloid
Dokter umumnya dapat mendiagnosis keloid hanya dengan melakukan pemeriksaan fisik. Akan tetapi, gejala keloid umumnya sama dengan penyakit kulit lain, misalnya reaksi alergi terhadap anting emas. Oleh karena itu, dokter akan melakukan biopsi kulit untuk memastikan diagnosis.
Biopsi kulit dilakukan dengan mengambil sampel jaringan keloid untuk selanjutnya diperiksa di laboratorium. Apabila pasien dipastikan menderita keloid, dokter akan menentukan langkah perawatan yang sesuai.
Pengobatan Keloid
Pengobatan keloid bertujuan untuk meratakan atau menghilangkan bekas luka. Sebagai penanganan awal secara mandiri, obat keloid atau obat penghilang bekas luka bisa digunakan untuk membantu menyamarkan keloid ringan.
Jika tidak manjur, penanganan akan dilakukan dengan memberikan obat suntik, lembaran silikon, atau operasi. Berikut adalah penjelasannya:
Suntik kortikosteroid
Sebagian besar keluhan keloid bisa mengecil setelah dokter memberikan suntikan kortikosteroid. Namun, keloid bisa tumbuh kembali dalam 5 tahun. Oleh sebab itu, dokter akan menyuntikkan kortikosteroid secara bertahap atau menggabungkannya dengan metode lain agar hasilnya lebih efektif.
Lembaran silikon
Keloid dapat diobati dengan menempelkan lembaran silikon medis khusus pada keloid yang baru terbentuk. Lembaran silikon juga dapat ditempelkan di luka yang muncul akibat cedera dan pada luka setelah operasi pengangkatan keloid. Hal ini untuk mencegah keloid timbul kembali.
Operasi
Jika beberapa metode pengobatan di atas tidak efektif menangani keloid, dokter dapat menyarankan pasien untuk menjalani operasi. Beberapa metode operasi tersebut adalah:
-
Operasi pengangkatan keloid
Operasi pengangkatan keloid dapat disarankan oleh dokter bila keloid berukuran besar atau tidak kunjung hilang. Pada kasus tertentu, operasi pengangkatan keloid dapat dikombinasikan dengan prosedur medis lain, misalnya terapi radiasi. -
Cryosurgery
Cryosurgery bertujuan untuk membekukan dan menghancurkan keloid menggunakan cairan nitrogen bersuhu rendah. Metode ini umumnya efektif untuk mengatasi keloid yang berukuran kecil. Cryosurgery dapat dilakukan sebelum operasi keloid atau suntik kortikosteroid. -
Terapi laser
Terapi laser bertujuan untuk mengecilkan ukuran dan memudarkan warna keloid. Pengobatan ini juga bermanfaat untuk mengurangi rasa gatal pada keloid. -
Terapi radiasi
Terapi ini dilakukan dengan memaparkan sinar-X berkekuatan rendah untuk mengecilkan atau menghilangkan jaringan keloid. Terapi radiasi juga dapat dilakukan untuk meminimalkan jaringan parut yang terbentuk setelah operasi keloid. -
Terapi ligasi
Terapi ligasi dapat dilakukan jika benang bedah dapat dikaitkan di sekitar keloid. Benang bedah tersebut akan secara bertahap mengikat keloid sehingga membuatnya terkelupas. Terapi ini biasanya memerlukan waktu 2–3 minggu.
Komplikasi Keloid
Keloid biasanya tidak menimbulkan komplikasi yang serius bagi kesehatan. Akan tetapi, keloid yang muncul di area sendi dapat mengganggu pergerakan sendi tersebut. Selain itu, keloid yang terbentuk di area yang tidak tertutup pakaian, misalnya di wajah, dapat mengganggu penampilan dan menurunkan rasa percaya diri.
Keloid besar yang tidak diobati juga berisiko meningkatkan risiko terbentuknya kista atau abses di dalamnya.
Pencegahan Keloid
Keloid bisa dicegah dengan merawat luka dengan baik, serta tidak menggaruk atau mengorek luka yang belum sembuh. Jika Anda rentan terkena keloid, ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mencegahnya, yaitu:
- Tidak membuat lubang anting, tindikan, atau tato
- Segera merawat luka dengan baik walaupun luka tersebut ringan
- Berhati-hati ketika bercukur agar kulit tidak tergores