Keloid di wajah bisa terjadi ketika penyembuhan luka yang terjadi di area wajah menebal dan melebar. Meskipun tidak berbahaya, kondisi ini sering kali mengganggu penampilan sehingga perlu ditangani dengan tepat.
Keloid bisa terjadi pada bagian kulit mana pun yang mengalami luka, termasuk di area wajah. Kondisi ini terjadi ketika produksi kolagen selama proses penyembuhan luka terjadi secara berlebih sehingga jaringan parut tumbuh melebihi ukuran luka. Wajah yang mengalami luka jenis sayatan, luka bakar, dan luka operasi, lebih berisiko mengalami keloid di wajah.
Keloid di wajah memang tidak mudah untuk dihilangkan. Meski demikian, terdapat beragam pengobatan yang bisa dilakukan, mulai dari mengoleskan lembaran gel silikon hingga operasi pengangkatan keloid.
Penyebab Keloid di Wajah
Kulit normalnya akan memproduksi jaringan parut di atas luka sebagai salah satu proses penyembuhan luka. Namun, pada suatu kondisi, jaringan parut tumbuh melebihi luka sehingga bekas luka terlihat menebal dan memiliki tekstur yang kasar atau dikenal dengan istilah keloid.
Meski tidak diketahui pasti penyebab keloid di wajah, beberapa faktor diyakini berperan dalam terbentuknya kondisi ini, seperti faktor genetik, lingkungan, dan warna kulit.
Ada beberapa kondisi yang dapat menimbulkan keloid di wajah, seperti luka bakar, luka bekas tindik, luka bekas cacar air, luka bekas operasi, luka bekas jerawat, dan luka gores.
Meski dapat menyerang siapa pun, keloid umumnya lebih sering terjadi pada orang yang berusia kurang dari 30 tahun.
Penanganan Keloid di Wajah
Keloid di wajah memang sulit untuk dihilangkan, tetapi terdapat sejumlah penanganan yang bisa dilakukan untuk memudarkan bekas luka ini. Dokter bisa saja merekomendasikan lebih dari satu jenis pengobatan keloid untuk mendapatkan hasil yang maksimal dan mengurangi risiko keloid muncul lagi setelah selesai dilakukan penanganan.
Berikut ini beberapa penanganan keloid di wajah yang biasa dilakukan:
1. Plester atau gel silikon
Penanganan keloid di wajah yang paling umum adalah dengan menggunakan plester atau gel silikon. Selain untuk mengobati keloid, pengobatan ini juga dapat digunakan untuk mempercepat proses penyembuhan luka yang masih baru serta mencegah tumbuhnya keloid.
Meski demikian, efektivitas plester atau gel silikon dalam mengatasi keloid masih memerlukan penelitian lebih lanjut.
2. Suntik kortikosteroid
Jika Anda memiliki keloid di wajah dengan ukuran yang kecil, dokter mungkin akan menyarankan Anda untuk melakukan pengobatan dengan cara suntik kortikosteroid. Prosedur ini biasanya akan diulang setiap bulan selama 6 bulan.
Meski dikenal ampuh untuk menghilangkan keloid, suntik kortikosteroid bisa menimbulkan sejumlah efek samping, seperti penipisan kulit dan perubahan warna kulit.
3. Terapi laser
Terapi laser biasanya dilakukan untuk mengobati keloid dengan ukuran yang lebih besar. Metode ini juga bermanfaat untuk meredakan rasa gatal di area timbulnya keloid.
Terapi laser dilakukan dalam beberapa sesi yang diulang setiap 4–8 minggu sekali. Dokter biasanya melakukan terapi ini bersamaan dengan pengobatan lainnya, seperti suntik kortikosteroid.
Sama halnya dengan suntik kortikosteroid, terapi laser juga dapat menimbulkan sejumlah efek samping, yaitu perubahan warna kulit serta terbentuknya lepuhan atau koreng pada kulit.
4. Operasi
Selain melakukan terapi, operasi pengangkatan keloid juga sering kali menjadi pilihan dalam pengobatan keloid di wajah. Meski demikian, penting untuk diketahui bahwa keloid biasanya cenderung tumbuh kembali setelah dilakukan prosedur operasi.
Hal ini karena operasi akan menyebabkan luka baru. Nah, keloid bisa saja muncul sebagai hasil dari proses penyembuhan luka baru tersebut.
Untuk mengurangi risiko keloid tumbuh kembali setelah operasi, dokter biasanya memberikan suntik kortikosteroid sebelum operasi dilakukan serta menggunakan teknik operasi khusus maupun perban luka khusus.
5. Terapi radiasi
Terapi radiasi juga dapat dilakukan untuk menangani keloid di wajah. Prosedur ini biasanya dilakukan setelah operasi pengangkatan keloid, terutama pada orang yang rentan mengalami keloid.
Berdasarkan sebuah penelitian, terapi radiasi yang dilakukan pada hari yang sama setelah operasi pengangkatan keloid merupakan pengobatan yang paling efektif untuk mengatasi kondisi ini.
Itulah beberapa pengobatan yang dapat menjadi pilihan untuk mengobati keloid di wajah. Untuk mendapatkan hasil yang maksimal, penanganan keloid di wajah perlu disesuaikan dengan kondisi kulit, keparahan keloid, serta risiko terjadinya keloid pada masing-masing orang.
Jadi, bila Anda memiliki keloid di wajah, terlebih rentan mengalami keloid, jangan ragu untuk mendiskusikannya dengan dokter. Dengan begitu, Anda dapat mengetahui penanganan keloid di wajah yang sesuai dengan kondisi Anda.