Obat tetes telinga kerap digunakan untuk mengatasi berbagai masalah pada telinga. Jenisnya pun beraneka ragam dan memiliki tujuan penggunaan yang berbeda-beda. Oleh karena itu, obat tetes telinga perlu digunakan dengan tepat dan sesuai penyebab gangguan pada telinga.
Gangguan telinga merupakan kondisi yang umum dialami banyak orang. Kondisi ini dapat disebabkan oleh berbagai hal dan dapat menimbulkan rasa nyeri pada telinga, bahkan hilangnya kemampuan mendengar.
Gangguan pada telinga dapat diatasi dengan beragam cara, salah satunya menggunakan obat tetes telinga. Namun, jenis obat ini sebaiknya digunakan sesuai penyebab gangguan di telinga, agar pengobatan bisa efektif.
Berbagai Jenis Obat Tetes Telinga dan Fungsinya
Berikut ini adalah beberapa jenis obat tetes telinga beserta fungsinya yang dapat Anda gunakan:
1. Obat tetes telinga kortikosteroid
Obat tetes telinga steroid atau kortikosteroid umumnya digunakan untuk meredakan rasa sakit, kemerahan, gatal, dan bengkak pada telinga akibat peradangan atau alergi. Contoh obat tetes telinga yang tergolong kortikosteroid adalah fluocinolone atau bethametason.
2. Obat tetes telinga antibiotik
Obat tetes telinga jenis ini digunakan untuk mengobati sekaligus meredakan gejala infeksi bakteri pada telinga. Kondisi ini ditandai dengan gatal di telinga, rasa sakit, pembengkakan dan kemerahan di daun atau saluran telinga, bahkan keluarnya cairan dari telinga.
Obat tetes telinga infeksi yang mengandung antibiotik akan diresepkan oleh dokter apabila infeksi telinga tidak membaik setelah 3 hari, keluar cairan dari telinga, atau penderita berusia di bawah 2 tahun. Contoh obat tetes telinga antibiotik adalah ciprofloxacin dan ofloxacin.
3. Obat tetes telinga antijamur
Obat tetes telinga antijamur digunakan untuk mengatasi infeksi telinga akibat jamur. Jenis obat ini mengandung clotrimazole, fluconazole, atau miconazole. Obat ini juga tidak dijual secara bebas di pasaran dan perlu diresepkan oleh dokter.
Infeksi jamur di telinga umumnya ditandai dengan gatal, sakit, dan kemerahan di telinga, serta kotoran telinga yang berwarna putih kental disertai bintik-bintik hitam. Meski kondisi ini sangat jarang terjadi, orang dengan imunodefisiensi lebih rentan menderita infeksi tersebut.
4. Obat tetes telinga pelunak kotoran
Obat tetes telinga juga bisa digunakan untuk melunakkan kotoran telinga, sehingga bisa lebih mudah dikeluarkan dan tidak menyumbat saluran telinga. Berbagai bahan yang umumnya terkandung pada obat tetes telinga jenis ini meliputi:
- Gliserin
- Karbamid peroksida
- Larutan garam atau saline
- Asam asetat
Dalam satu obat tetes telinga bisa saja mengandung campuran antara jenis-jenis obat di atas, misalnya antibiotik dengan kortikosteroid. Penggunaan obat tetes telinga kombinasi ini biasanya disesuaikan dengan kondisi medis yang dialami.
Obat tetes telinga umumnya aman dan efektif untuk menghilangkan kotoran telinga atau megobati penyakit pada telinga. Namun, gunakanlah obat tetes telinga dengan benar sesuai petunjuk dari dokter agar obat ini bisa bekerja dengan optimal.
Bila Anda mengalami keluhan pada telinga, sebaiknya periksakan diri ke dokter. Pasalnya, gejala dari berbagai masalah telinga hampir mirip. Dengan berobat ke dokter, penyebabnya bisa ditentukan dan diobati dengan obat tetes telinga yang tepat.