Obat pusing di apotek dapat digunakan sebagai salah satu cara mengatasi keluhan pusing. Beberapa obat ini dapat dibeli secara bebas, tetapi ada pula yang harus dibeli dengan resep dokter. Untuk mengetahui apa saja pilihan obat pusing yang tersedia di apotek, mari simak artikel berikut ini.
Pusing sering ditandai dengan sensasi seperti melayang atau berputar. Keluhan ini paling sering muncul ketika kurang tidur atau setelah melakukan aktivitas yang terlalu berat. Namun, pusing juga bisa timbul akibat kondisi medis atau penyakit tertentu, misalnya vertigo, anemia, mabuk perjalanan, dehidrasi, infeksi, dan hipoglikemia.
Meski umumnya bisa mereda dengan sendirinya, pusing bisa membuat tubuh tidak seimbang atau bahkan menyebabkan pingsan yang dapat membuat penderitanya terjatuh dan berisiko melukai diri sendiri.
Oleh karena itu, pusing yang tidak tertahankan atau tidak kunjung hilang dengan cara sederhana, seperti banyak minum dan istirahat yang cukup, umumnya memerlukan pengobatan, salah satunya dengan mengonsumsi obat pusing di apotek.
Beragam Obat Pusing di Apotek
Berikut ini adalah beberapa pilihan obat pusing di apotek yang bisa digunakan:
1. Dimenhydrinate
Dimenhydrinate termasuk obat pusing di apotek yang dapat dibeli secara bebas. Obat ini biasanya digunakan untuk mengatasi sekaligus mencegah mual dan pusing akibat mabuk perjalanan.
Dimenhydrinate tersedia dalam bentuk tablet maupun sirop. Untuk orang dewasa, dosis obat ini adalah 50–100 mg dimenhydrinate, setiap 4–6 jam sekali.
Meski dimenhydrinate dapat dibeli tanpa resep dokter, penggunaan obat ini perlu disesuaikan dengan pentunjuk yang ada di kemasan obat. Sama halnya dengan obat pada umumnya, dimenhydrinate juga dapat menimbulkan efek samping berupa mulut kering, penglihatan buram, kantuk, dan diare.
2. Diphenhydramine
Diphenhydramine merupakan jenis obat antihistamin yang umumnya digunakan untuk meredakan gejala alergi, demam, dan flu. Namun, obat ini juga bisa digunakan untuk mencegah serta mengobati pusing, mual, dan muntah karena mabuk perjalanan.
Bila ingin mencegah mabuk perjalanan dengan obat tersebut, Anda dianjurkan untuk mengonsumsinya 30 menit sebelum melakukan perjalanan. Dosis diphenhydramine untuk dewasa adalah 25–50 mg setiap 6–8 jam sekali.
Obat pusing ini memang dapat dibeli secara bebas di apotek. Meski bisa dibeli sendiri, Anda harus mengonsumsi diphenhydramine sesuai petunjuk yang ada di dalam kemasan dan tidak dikonsumsi untuk jangka panjang guna mencegah efek samping seperti mulut kering, sembelit, sakit kepala, serta gelisah.
3. Scopolamine
Scopolamine juga merupakan golongan obat antikolinergik yang dapat digunakan untuk mencegah serta mengobati pusing dan mual akibat mabuk perjalanan. Di apotek lokal, obat ini tersedia dalam bentuk tablet maupun kaplet. Namun, beberapa toko obat juga menjualnya dalam bentuk obat tempel.
Meski obat pusing ini tersedia di apotek, tetapi Anda perlu membelinya dengan resep dokter. Selain itu, bila hendak menggunakan obat tempel yang dijual bebas, Anda disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu.
Pasalnya, penggunaan obat scopolamine dapat menimbulkan efek samping, seperti mengantuk, mulut kering, penglihatan kabur, rasa lelah, ruam, dan nyeri ketika buang air kecil.
4. Betahistine
Betahistine merupakan obat pusing di apotek yang perlu dibeli dengan resep dari dokter. Obat ini banyak digunakan untuk mengatasi gejala vertigo, seperti pusing berputar maupun telinga berdenging.
Efek samping yang mungkin timbul setelah mengonsumsi obat ini meliputi mual, kembung, asam lambung naik, dan sakit kepala.
5. Diazepam
Diazepam merupakan jenis obat benzodiazepine, yaitu golongan obat penenang yang kerap digunakan untuk mengobati pusing akibat gangguan kecemasan, serangan panik, maupun sindrom putus alkohol.
Mengingat obat pusing ini merupakan golongan obat penenang, penggunaannya harus berdasarkan resep dokter dan di bawah pengawasannya guna menghindari penyalahgunaan obat dan efek samping yang berat.
6. Alprazolam
Sama halnya dengan diazepam, alprazolam juga merupakan golongan obat penenang yang kerap digunakan untuk mengatasi pusing. Pemakaian obat ini juga harus berdasarkan resep dan anjuran dari dokter.
Alprazolam dapat menimbulkan efek samping, seperti kantuk, sakit kepala, mulut kering, maupun nafsu makan hilang. Bahkan, pada beberapa kasus, konsumsi obat ini juga mungkin menyebabkan halusinasi, kulit dan mata menguning, kejang, serta sulit bernapas.
7. Diuretik
Obat pusing di apotek yang selanjutnya adalah diuretik. Obat golongan ini umumnya diberikan untuk pusing yang disebabkan oleh kelainan di telinga bagian dalam, yaitu penyakit Meniere.
Cara kerja obat pusing ini adalah dengan membuang kelebihan garam dan air dalam tubuh melalui urine untuk mengurangi kelebihan cairan dan tekanan yang terjadi pada telinga bagian dalam.
Penggunaan diuretik untuk meredakan pusing tidak boleh sembarangan dan perlu berdasarkan resep serta anjuran dari dokter. Pasalnya, diuretik bisa menimbulkan efek samping seperti sakit kepala, dehidrasi, atau kram otot.
Itulah beragam obat pusing di apotek yang dapat dibeli sendiri maupun memerlukan resep dokter. Meski ada yang bisa dibeli tanpa resep dokter, sebaiknya gunakan obat tersebut dengan bijak karena beberapa obat di atas tidak boleh digunakan secara sembarangan, terutama pada anak-anak dan ibu hamil.
Sebelum mengonsumsi obat pusing di apotek, sebaiknya konsultasikan ke dokter terlebih dahulu agar dokter dapat meresepkan obat pusing yang sesuai dengan penyebab dan keparahan gejala yang Anda alami.