Munculnya benjolan di anus bisa menimbulkan rasa tidak nyaman, terutama saat duduk dan berjalan. Kondisi ini dapat disebabkan oleh berbagai masalah kesehatan, mulai dari yang ringan hingga berbahaya. Penanganan benjolan di anus pun perlu disesuaikan dengan penyebabnya.

Anus adalah lubang di bagian bawah saluran pencernaan. Bagian ini terdiri atas kulit dan jaringan usus bagian dalam, termasuk kelenjar lendir, pembuluh darah, kelenjar getah bening, dan ujung saraf yang sensitif.

Kenali 7 Penyebab Benjolan di Anus dan Cara Mengatasinya - Alodokter

Ketika bagian-bagian tersebut mengalami iritasi, infeksi, atau penyumbatan, benjolan bisa terbentuk. Benjolan yang muncul di anus umumnya terasa nyeri, keras, dan mengeluarkan cairan. Namun, ada kalanya benjolan tersebut tidak menimbulkan keluhan sama sekali.

Berbagai Penyebab Benjolan di Anus

Ada beberapa kondisi atau penyakit yang dapat menyebabkan benjolan di anus, yaitu:

1. Ambeien

Ambeien atau wasir merupakan penyebab benjolan di anus yang umum terjadi. Ada dua jenis ambeien, yaitu ambeien dalam dan ambeien luar. Gejala dan tanda yang muncul bisa sedikit berbeda, tergantung pada jenis ambeien yang dialami.

Disebut ambeien dalam karena benjolan yang muncul berada di dalam anus, tepatnya di liang rektum. Umumnya, ambeien dalam tidak menimbulkan keluhan nyeri karena tidak banyak terdapat saraf di liang rektum.

Sedangkan, lokasi benjolan pada ambeien luar berada di luar rektum atau di sekitar lubang anus. Selain benjolan, penyakit ini ditandai dengan nyeri atau gatal pada anus dan BAB berdarah.

Penyakit yang juga disebut hemoroid ini disebabkan oleh pembengkakan atau pembesaran pembuluh darah di sekitar anus.

Kondisi ini dapat disebabkan oleh berbagai hal, misalnya kehamilan, kebiasaan mengejan keras saat BAB, sering duduk maupun berdiri terlalu lama, seks anal, obesitas, dan sering mengangkat beban berat.

2. Perianal hematoma

Perianatal hematoma ditandai dengan benjolan kecil berwarna keunguan atau hitam di bagian luar anus. Kondisi ini disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah di anus, yang biasanya terjadi karena mengejan saat BAB atau mengangkat beban berat.

Benjolan di anus yang disebabkan perianal hematoma bisa berukuran hingga sebesar bola bisbol dan terasa nyeri serta bengkak di sekitar anus.

3. Kutil anus

Kondisi ini disebabkan oleh infeksi human papillomavirus (HPV). Pada banyak kasus, kutil anus tidak menimbulkan keluhan atau nyeri, terutama jika ukurannya kecil.

Oleh karena itu, penderitanya sering kali tidak menyadari bahwa ada benjolan di anus. Jika ukurannya besar, kutil anus dapat menimbulkan gatal dan mengeluarkan lendir atau darah.

4. Abses anus

Abses anus adalah kondisi menyakitkan saat terdapat sekumpulan bisul atau benjolan berisi nanah di anus. Kondisi ini bisa disebabkan oleh lecet pada anus yang mengalami infeksi, infeksi menular seksual, dan penyumbatan pada kelenjar di anus.

Jenis abses yang paling umum terjadi adalah abses perianal. Ciri-cirinya adalah benjolan yang berwarna merah dan terasa hangat saat disentuh.

5. Sembelit

Sembelit atau kesulitan buang air besar karena tinja yang keras dan kering dapat membuat area anus terasa bengkak, sehingga memberi kesan bahwa ada benjolan di anus. Sembelit umumnya disebabkan oleh pola makan rendah serat dan kekurangan cairan.

6. Moluskum kontagiosum

Penyakit ini adalah infeksi kulit yang disebabkan oleh virus moluskum kontagiosum. Virus dapat menyebar ke anus melalui kontak seksual, bersentuhan dengan kulit yang terinfeksi, atau berbagi seprai maupun handuk dengan penderita.

Gejalanya berupa benjolan kecil berwarna merah muda atau putih dengan lubang atau cekungan kecil di tengahnya. Meski tidak berbahaya dan terkadang tidak menimbulkan gejala, benjolan di anus akibat penyakit ini bisa memakan waktu berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun untuk hilang.

7. Kanker anus

Kanker anus terjadi ketika sel-sel abnormal yang bersifat ganas terbentuk di jaringan anus. Kebanyakan kanker anus disebabkan oleh infeksi HPV.

Namun, kanker ini juga dapat dipicu oleh berbagai faktor, seperti kebiasaan merokok, bergonta-ganti pasangan, melakukan seks anal, menderita penyakit gangguan imun seperti HIV, atau pernah menderita kanker di area vagina.

Selain terdapat benjolan di anus, gejala lain dari kanker anus adalah pendarahan dari anus, nyeri, gatal, dan perubahan pola BAB.

Cara Mengatasi Benjolan di Anus

Untuk mengetahui penyebab benjolan di anus secara pasti, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dengan cara memasukkan jari ke dalam anus untuk mengetahui kondisi benjolan yang muncul.

Pemeriksaan penunjang, seperti anoskopi, sigmoidoskopi, dan kolonoskopi, juga dilakukan jika benjolan di anus dicurigai ada kaitannya dengan gangguan saluran pencernaan.

Setelah penyebab benjolan di anus diketahui, barulah dokter dapat menentukan jenis pengobatan yang tepat. Berikut ini adalah pilihan pengobatan sesuai kondisi benjolan di anus:

  • Obat pereda nyeri, untuk meredakan rasa nyeri yang muncul
  • Obat untuk meredakan pembengkakan
  • Obat laksatif, untuk melunakkan tinja dan melancarkan buang air besar
  • Antibiotik, untuk mengatasi infeksi
  • Krim atau salep, untuk memberikan efek mati rasa atau mengurangi iritasi
  • Operasi, untuk mengangkat benjolan
  • Radiasi dan kemoterapi

Kebanyakan kasus benjolan di anus dapat pulih dengan pengobatan yang tepat. Jadi, Anda disarankan untuk berkonsultasi ke dokter begitu menemukan adanya benjolan di anus.

Anda perlu segera memeriksakan diri ke dokter bila benjolan di anus disertai demam, perdarahan, nyeri hebat, bernanah, atau perubahan tekstur dan pola BAB. Jangan tunda untuk memeriksakan diri ke dokter agar dapat dilakukan penanganan yang tepat.