Cimino atau arteriovenous fistula adalah operasi kecil untuk menghubungkan salah satu pembuluh darah arteri dengan pembuluh darah vena. Prosedur ini bertujuan untuk membuat akses pembuluh darah guna keperluan cuci darah.
Pembuluh darah arteri bertugas mengalirkan darah dari jantung ke seluruh tubuh, sedangkan pembuluh darah vena berfungsi membawa darah dari seluruh tubuh kembali ke jantung.
Prosedur cimino dilakukan pada penderita gagal ginjal kronis yang harus menjalani cuci darah berulang dalam jangka panjang.
Indikasi Cimino
Ada tiga jenis akses pembuluh darah untuk keperluan cuci darah, yaitu arteriovenous graft, kateter vena sentral, dan arteriovenous fistula atau cimino. Dari ketiga jenis akses pembuluh darah tersebut, cimino merupakan pilihan terbaik untuk pasien yang akan menjalani cuci darah atau hemodialisis.
Beberapa kelebihan cimino dibandingkan akses pembuluh darah lainnya adalah:
- Risiko infeksi dan penggumpalan darah yang lebih kecil
- Aliran darah yang dihasilkan cimino paling sesuai dengan mesin cuci darah
- Cimino bertahan lebih lama daripada akses pembuluh darah lain
Peringatan Cimino
Ada beberapa hal yang harus diketahui sebelum menjalani arteriovenous fistula atau cimino, yaitu:
- Fistula atau saluran antara arteri dan vena yang dibuat pada cimino membutuhkan waktu 1–4 bulan sebelum bisa digunakan untuk cuci darah. Oleh sebab itu, cimino harus dilakukan minimal 6 bulan sebelum cuci darah.
- Lokasi pembuatan fistula tergantung pada tangan mana yang dominan digunakan oleh pasien. Pada pasien yang dominan menggunakan tangan kiri, fistula akan dibuat di tangan kanan. Sebaliknya, fistula akan dibuat di tangan kiri pada pasien yang dominan menggunakan tangan kanan.
- Pada beberapa kasus, jarum dapat gagal terpasang ke fistula karena belum siap untuk digunakan. Jika hal ini terjadi, fistula membutuhkan beberapa minggu lagi sampai siap dipakai untuk cuci darah.
- Pemasangan jarum yang gagal pada fistula juga bisa disebabkan oleh adanya masalah di dalam fistula, sehingga harus dilakukan operasi.
Sebelum Cimino
Sebelum melakukan prosedur cimino, dokter akan memetakan pembuluh darah pasien dengan bantuan alat ultrasonografi (USG) Doppler. USG dilakukan untuk mengetahui kondisi aliran darah serta pembuluh darah vena dan arteri yang akan disatukan.
Melalui USG Doppler, dokter dapat memilih lokasi pembuluh darah yang tepat untuk prosedur cimino.
Prosedur Cimino
Prosedur cimino dilakukan dengan terlebih dahulu memberikan bius lokal atau bius total, tergantung kondisi pasien. Khusus pada pasien anak-anak, bius yang diberikan adalah bius total, sehingga anak akan tertidur selama operasi.
Setelah bius bekerja, dokter akan membuat sayatan di pergelangan tangan atau di siku bagian dalam sepanjang 2–4 sentimeter.
Selanjutnya, dokter akan menghubungkan pembuluh vena dengan pembuluh arteri di dekatnya. Saluran yang terbentuk dari pembuluh vena dan arteri ini disebut dengan fistula.
Setelah fistula terbentuk, dokter akan menjahit bekas sayatan, kemudian menutupnya dengan perban. Biasanya, keseluruhan prosedur cimino berlangsung selama 2 jam.
Setelah Cimino
Pasien dibolehkan pulang ke rumah setelah prosedur Cimino selesai, tetapi hindari mengangkat beban berat menggunakan tangan yang baru menjalani operasi. Hal ini bertujuan untuk mencegah perdarahan pada fistula.
Penting untuk diingat, tangan yang menjalani prosedur cimino tidak boleh menerima suntikan, pengambilan darah, dan pengukuran tekanan darah. Area fistula juga harus dijaga agar tetap kering sampai sembuh.
Dokter akan menyarankan pasien untuk melakukan beberapa hal di bawah ini setelah menjalani cimino:
- Mengatur jadwal istirahat yang cukup
- Memosisikan lengan lebih tinggi daripada jantung
- Menjaga luka bekas operasi tetap kering sampai benar-benar sembuh
- Mengonsumsi obat-obatan yang diresepkan dokter
- Melakukan latihan dengan meremas bola karet untuk membantu “pematangan” fistula
- Memeriksakan diri ke dokter secara berkala, agar dokter bisa mengetahui bila fistula telah siap digunakan
Komplikasi Cimino
Cimino merupakan prosedur yang aman. Namun, pada beberapa kasus, prosedur ini dapat menimbulkan komplikasi, seperti:
- Infeksi, yang bisa ditandai oleh demam, menggigil, serta nyeri dan kemerahan di area fistula
- Gangguan pembekuan darah, yang dapat ditandai oleh pembengkakan di lengan dan menurunnya suhu kulit di area fistula
- Gangguan aliran darah di sekitar area fistula, yang ditandai dengan tangan mati rasa, dingin atau lemas, serta ujung jari nyeri dan membiru
- Perdarahan yang masih terjadi lebih dari 20 menit setelah cuci darah selesai