Berkurangnya produksi ASI perah menjadi salah satu kehawatiran yang kerap dialami ibu menyusui. Namun, ada beberapa cara meningkatkan jumlah ASI perah yang dapat Busui coba lakukan agar asupan nutrisi Si Kecil melalui ASI bisa selalu terpenuhi.
Pemberian ASI perah melalui botol umumnya dilakukan oleh ibu menyusui yang tidak selalu bisa bersama dengan bayinya, baik karena bekerja atau sedang memiliki banyak aktivitas.
Selain itu, pemberian ASI perah juga bisa menjadi pilihan ketika ibu menyusui mengalami masalah pada payudara, misalnya puting lecet, yang membuat aktivitas menyusui secara langsung sulit dilakukan.
Meski demikian, proses memerah ASI mungkin tidak selalu berjalan lancar. Produksi ASI bisa saja berkurang dan stok ASI perah tidak lagi cukup untuk memenuhi kebutuhan bayi, padahal bayi masih membutuhkan ASI sebagai asupan nutrisi utamanya.
Prinsip Produksi ASI
ASI diproduksi sesuai permintaan. Ini artinya semakin sering payudara dikosongkan, semakin banyak pula ASI yang akan dihasilkan. Produksi ASI dipengaruhi oleh beberapa hormon, yaitu:
Hormon prolaktin
Prolaktin terbentuk secara alami di tubuh wanita menjelang persalinan dan setelah melahirkan. Ketika puting ibu dihisap oleh bayi, payudara akan merangsang otak untuk melepaskan hormon prolaktin.
Dengan demikian, semakin sering ibu menyusui, semakin banyak hormon prolaktin yang dihasilkan sehingga produksi ASI bisa terus berlangsung.
Hormon oksitosin
Kelancaran ASI juga dipengaruhi oleh hormon oksitosin. Oksitosin mampu memicu rangsangan pada payudara yang membuat ASI mengalir keluar dari puting saat diperah dan membantu bayi untuk mendapatkan ASI dengan mudah.
Hormon oksitosin bekerja ketika bayi mengisap payudara. Hormon ini juga muncul ketika ibu melihat, menyentuh, mencium bayi, atau saat mendengar bayinya menangis.
Hormon prolaktin dan oksitosin juga dipengaruhi oleh kondisi psikologis, suasana hati, dan pola pikir ibu. Inilah alasan mengapa masalah psikologis seperti stres berat, depresi, atau gangguan cemas pada ibu menyusui bisa menyebabkan kinerja hormon-hormon tersebut terganggu, sehingga ASI tidak keluar dengan lancar.
Cara Meningkatkan Jumlah ASI Perah
Sebagian ibu menyusui mungkin tidak mengalami masalah dalam produksi ASI ketika memerah ASI. Namun, tak sedikit pula ibu yang kesulitan memerah ASI karena jumlah ASI perah yang dihasilkan kurang banyak.
Oleh karena itu, guna meningkatkan jumlah ASI perah dan mendukung kelancaran produksi ASI, Busui bisa mencoba beberapa cara berikut ini:
1. Lebih sering memerah ASI
Untuk melancarkan produksi ASI, Busui bisa memerah atau memompa ASI lebih sering agar payudara terus memproduksi ASI. Busui bisa melakukannya secara rutin, misalnya setiap 2 jam sekali selama 15 menit.
Bila perlu, Busui bisa membuat jadwal agar kegiatan memerah ASI bisa dilakukan secara teratur. Jika jadwal tersebut terlewat, coba untuk tetap memerah ASI meski hanya beberapa menit daripada tidak sama sekali.
2. Berikan ASI kepada bayi sambil memerah
Saat menyusui bayi di sebelah kanan, cobalah memerah payudara sebelah kiri atau sebaliknya. Memerah sambil menyusui membuat produksi ASI pada payudara yang diperah bisa keluar lebih deras.
3. Perah ASI setelah menyusui bayi
Terkadang, payudara masih terasa penuh, bahkan setelah bayi selesai disusui. Agar pengosongan payudara lebih optimal, Busui bisa melanjutkan untuk memerah ASI setelah sesi menyusui. Payudara yang kosong optimal akan memberikan sinyal ke tubuh agar memproduksi lebih banyak ASI.
4. Perah ASI dari kedua payudara secara bersamaan
Untuk hasil perah yang lebih maksimal, perah kedua payudara dalam waktu bersamaan. Menggunakan dua corong pompa juga membuat waktu memerah menjadi lebih efisien.
Gunakan bra menyusui atau bra khusus memompa ASI (model ini memiliki celah di bagian tengah) untuk menyelipkan corong pompa. Menggunakan bra khusus membuat Busui tidak perlu memegangi corong pompa, sehingga kedua tangan tetap bebas.
5. Perah dengan teknik power pumping
Power pumping adalah teknik meniru frekuensi menyusu bayi yang sedang dalam masa growth spurt (percepatan pertumbuhan). Selama masa growth spurt, bayi akan lebih sering menyusu dan lebih lama durasi menyusunya.
Power pumping dilakukan dengan cara berikut:
- Perah kedua payudara selama 20 menit, kemudian istirahat selama 10 menit.
- Perah kedua payudara selama 10 menit, kemudian istirahat selama 10 menit.
- Perah kedua payudara kembali selama 10 menit.
Power pumping dilakukan bukan untuk menggantikan jadwal pompa biasa, namun sebagai sesi tambahan. Idealnya, power pumping dilakukan pada malam hari karena jumlah hormon prolaktin lebih tinggi pada malam hari.
Perlu diingat bahwa power pumping hanya disarankan untuk ibu menyusui yang mengalami penurunan produksi ASI. Ibu menyusui yang produksinya lancar dan sudah cukup, disarankan untuk tetap menyusui seperti biasa dan tidak mencoba melakukan power pumping.
6. Usahakan untuk tetap menyusui bayi secara langsung
Hampir semua ibu menyusui memilih memberikan ASI perah karena alasan harus bekerja atau tidak bisa selalu berada di dekat bayinya. Akan tetapi, saat sedang bersama bayi, Busui sebaiknya tetap menyusui secara langsung.
Isapan bayi merupakan salah satu cara alami yang paling efektif untuk merangsang produksi ASI. Menyusui langsung juga bisa merangsang bayi agar tetap lancar menyusui melalui puting.
Jika bayi terlalu sering diberikan ASI melalui botol, hal ini dikhawatirkan dapat membuatnya mengalami bingung puting.
7. Kelola stres
Stres dan kelelahan dapat membuat produksi ASI berkurang atau proses menyusui terganggu. Oleh karena itu, Busui perlu mengelola stres dengan baik agar produksi ASI tetap lancar.
Jika Busui sedang kelelahan, janganlah ragu untuk meminta bantuan pada pasangan, keluarga, atau kerabat untuk menjaga Si Kecil atau melakukan pekerjaan rumah tangga selagi Busui beristirahat.
8. Konsumsi makanan bernutrisi dan banyak minum air putih
Selama masa menyusui, tubuh ibu akan membutuhkan lebih banyak nutrisi, energi, dan air. Agar proses menyusui dan produksi ASI lancar, Busui perlu makan dan minum yang cukup.
Usahakan untuk lebih banyak mengonsumsi makanan, terutama buah dan sayuran. Busui juga bisa mencoba makan makanan yang dapat meningkatkan produksi ASI atau booster ASI.
Selain itu, Busui juga perlu cukup minum air putih agar terhindar dari dehidrasi. Untuk mencukupi kebutuhan cairan tubuh, Busui perlu minum air putih setidaknya 8–10 gelas air putih setiap harinya.
Perlu dipahami pula bahwa hasil ASI perah yang sedikit belum tentu karena produksi ASI Busui memang sedikit. Bisa jadi hal ini dikarenakan Busui belum teratur memerah ASI.
Produksi ASI perah juga mungkin berkurang karena payudara Busui tidak cocok dengan jenis pompa ASI yang digunakan, ukuran corong tidak sesuai, ada bagian pompa yang rusak, atau cara memerah ASI yang kurang benar.
Jika jumlah ASI perah Busui masih saja kurang meski sudah mencoba cara meningkatkan jumlah ASI perah di atas, konsultasikanlah hal tersebut ke dokter.
Untuk meningkatkan produksi ASI perah, dokter dapat memberikan saran terkait cara memerah ASI dan memberikan suplemen atau obat tertentu untuk meningkatkan produksi ASI jika memang diperlukan.