Ruam pada kulit yang tidak kunjung sembuh dapat menjadi salah satu indikasi adanya alergi kulit pada bayi dan anak. Kenali jenis-jenis alergi pada kulit, agar Anda tahu gejala dan pemicu dari alergi kulit yang diderita Si Kecil.
Meskipun umumnya alergi tidak berbahaya, namun alergi kulit pada bayi dan anak tidak bisa dianggap remeh. Kondisi ini dapat menyebabkan beragam gangguan lain jika dibiarkan. Bayi dan anak yang kulitnya mengalami alergi juga dapat menjadi lebih rewel dan kurang tidur akibat rasa gatal.
Jenis Alergi Kulit yang Sering Terjadi pada Bayi dan Anak
Alergi kulit pada bayi dan anak bisa disebabkan oleh dua hal. Pertama, karena kulit bersentuhan langsung dengan zat pencetus alergi (alergen). Kedua, ketika sistem kekebalan tubuh bereaksi dengan melepaskan histamin ke kulit sebagai respons terhadap masuknya alergen ke dalam tubuh.
Beberapa jenis alergi kulit yang sering menimpa bayi dan anak-anak adalah:
1. Gatal-gatal dan bengkak
Gatal-gatal yang dimaksud adalah munculnya bercak atau benjolan berwarna merah dan gatal di permukaan kulit. Gatal-gatal akibat alergi biasanya tidak berlangsung lama, bisa hanya beberapa jam atau beberapa hari, dan dapat sembuh dengan sendirinya.
Alergi kulit juga bisa muncul berupa angioedema. Angioedema adalah pembengkakan pada jaringan di bawah kulit, dan bisa terjadi di berbagai bagian tubuh, seperti di bibir, kelopak mata, atau organ kelamin. Bila terjadi di tenggorokan, angioedema dapat menyebabkan sesak napas.
Gatal-gatal dan agioedema dapat dipicu oleh gigitan atau sengatan serangga, infeksi virus, antibiotik, atau getah tanaman. Selain itu, telur, susu, kedelai, kacang, gandum, dan makanan laut juga bisa menjadi pemicu kondisi ini.
2. Dermatitis kontak
Dermatitis kontak adalah salah satu jenis alergi kulit yang sering terjadi. Keadaan ini dapat muncul akibat kontak langsung dengan zat pemicu alergi. Gejala yang dapat terjadi adalah ruam, gatal yang parah, serta kulit terlihat kering dan bersisik.
Zat pemicu dermatitis kontak sangat beragam, mulai dari sabun, deterjen, parfum, serbuk sari, debu, hingga bulu hewan. Selain itu, kosmetik, bahan kimia, bahan-bahan yang terdapat pada pasta gigi dan obat kumur, obat-obatan yang digunakan pada kulit, dan logam, termasuk jarum untuk tindik telinga bayi, juga bisa menjadi zat pemicu dermatitis kontak.
3. Alergi karena air liur
Jenis alergi pada bayi dan anak berikutnya adalah alergi terhadap air liur yang membasahi mulut dan dagu. Saat terjadi kontak dengan air liur, bayi dan anak yang memiliki alergi ini akan mengalami ruam kemerahan dan munculnya benjolan-benjolan kecil di mulut, dagu, dan dada.
Alergi terhadap air liur kadang tidak disadari oleh orang tua. Ruam dan benjolan kecil yang muncul sering dianggap sebagai reaksi alergi akibat makanan yang dikonsumsi oleh bayi dan anak.
Alergi air liur sebenarnya tidak perlu dikhawatirkan. Namun bila ruam yang muncul terlihat berkerak atau berwarna kuning, Anda perlu segera memeriksanya ke dokter karena ini bisa menandakan adanya infeksi.
4. Eksim
Setidaknya ada 10% anak di dunia yang menderita eksim. Jenis alergi kulit ini dapat terjadi pada bayi dan anak yang menderita alergi makanan, rhinitis alergi, atau asma.
Eksim pada bayi dan anak ditandai dengan munculnya ruam di wajah atau kepala. Ruam ini kemudian menyebar ke dada dan lengan. Selain munculnya ruam, eksim juga sering disertai dengan kulit kering dan menebal, serta infeksi berulang pada kulit.
Penyebab eksim pada bayi dan anak belum diketahui secara pasti, namun hindarilah penggunaan sabun mandi atau deterjen pakaian dengan bahan kimia yang keras, serta handuk atau pakaian yang bahannya kasar pada bayi dan anak, agar eksimnya tidak semakin parah dan untuk mencegah kambuhnya eksim.
Beberapa jenis alergi kulit di atas sering terjadi pada bayi dan anak-anak. Namun dengan mengetahui pencetusnya, Anda dapat melakukan pencegahan terhadap berbagai kondisi tersebut. Bila perlu, lakukanlah pemeriksaan ke dokter untuk mengetahui pemicu alergi serta penanganan yang tepat.