Hingga saat ini, penyakit saraf masih menjadi salah satu penyebab disabilitas dan kematian yang paling umum di dunia. Ada berbagai jenis penyakit saraf yang bisa dialami seseorang, tergantung pada usia dan faktor pemicunya.
Penyakit saraf adalah semua gangguan yang terjadi pada sistem saraf tubuh, meliputi otak dan sumsum tulang belakang (sistem saraf pusat), serta saraf yang menghubungkan sistem saraf pusat dengan seluruh organ tubuh (sistem saraf perifer).
Sistem saraf dalam tubuh bisa mengalami gangguan akibat berbagai faktor, mulai dari cedera, infeksi, tumor, gangguan sistem imun, hingga gangguan peredaran darah. Ketika terjadi penyakit pada sistem saraf, penderitanya bisa kesulitan untuk bergerak, berbicara, berpikir, bahkan hilang ingatan.
Berbagai Jenis Penyakit Saraf
Beberapa gangguan yang mungkin terjadi pada sistem saraf antara lain:
1. Meningitis
Meningitis atau radang selaput otak adalah salah satu jenis penyakit saraf yang kerap terjadi, terutama pada bayi, anak-anak, dan remaja. Peradangan pada selaput otak ini umumnya disebabkan oleh infeksi virus atau bakteri, tetapi bisa juga terjadi akibat penyakit non-infeksi, seperti alergi obat atau sarkoidosis.
Penderita meningitis biasanya mengalami beberapa gejala, seperti sakit kepala yang hebat, demam tinggi, dan leher kaku. Apabila penyakit ini tidak ditangani dengan cepat dan tepat, meningitis bisa mengakibatkan kerusakan permanen pada otak dan memicu komplikasi, seperti kejang, gagal ginjal, dan bahkan kematian.
2. Stroke
Stroke merupakan salah satu penyakit tidak menular penyebab kematian terbesar di dunia, termasuk di Indonesia.
Penyakit saraf ini terjadi karena terganggunya pasokan darah ke otak akibat penyumbatan atau pecahnya pembuluh darah. Kondisi tersebut menyebabkan jaringan otak tidak mendapatkan oksigen dan nutrisi yang cukup untuk menjalankan fungsinya dengan baik.
Ketika sel-sel otak mulai rusak, penderita stroke dapat mengalami beberapa gejala, seperti mati rasa pada wajah, kesulitan berbicara, berjalan, dan melihat, sakit kepala yang hebat, bahkan kelumpuhan.
3. Multiple Sclerosis
Penyakit sklerosis ganda atau multiple sclerosis adalah jenis penyakit saraf yang mengenai otak dan sumsum tulang belakang. Meski bisa diderita oleh semua usia, penyakit ini paling umum menyerang orang berusia 20–40 tahun.
Multiple sclerosis bisa memengaruhi penglihatan, gerakan lengan atau kaki, dan keseimbangan tubuh penderitanya. Gejala awal yang bisa dirasakan adalah kelelahan, kesemutan, mati rasa, penglihatan kabur, dan otot kaku.
Penyebab multiple sclerosis sejauh ini belum diketahui secara pasti. Namun, penyakit ini diduga terjadi akibat penyakit autoimun. Dalam kasus ini, sistem kekebalan tubuh menyerang zat lemak yang melapisi saraf di otak dan sumsum tulang belakang.
4. Epilepsi
Epilepsi atau yang biasa disebut dengan ayan adalah penyakit saraf akibat aktivitas listrik otak yang tidak normal. Penyakit ini bisa menyebabkan penderita mengalami kejang yang berulang tanpa pemicu yang jelas.
Belum diketahui secara pasti apa yang menyebabkan kondisi tersebut, tetapi epilespsi diduga terkait dengan adanya cedera kepala, kekurangan kadar oksigen darah, demam tinggi, dan pengaruh minuman beralkohol.
Kejang yang dialami penderita epilepsi biasanya berupa gerakan tangan dan kaki yang tak terkendali dan berulang, kehilangan kesadaran, serta kebingungan
5. Bell’s Palsy
Bell’s palsy adalah penyakit saraf yang menyebabkan kelemahan atau kelumpuhan sementara pada otot-otot di wajah. Bell’s palsy terjadi akibat peradangan pada saraf yang mengendalikan otot wajah.
Pada Bell’s palsy, satu sisi wajah penderitanya akan menjadi kaku, sehingga ia kesulitan tersenyum atau menutup mata. Dalam sebagian besar kasus, gejala penyakit ini bersifat sementara dan akan hilang setelah beberapa minggu.
Selain yang disebutkan di atas, tumor otak atau tumor sumsum tulang belakang, ALS, neuropati perifer, penyakit Parkinson, penyakit saraf motorik, dan penyakit Alzheimer juga termasuk jenis penyakit saraf yang bisa terjadi.
Penyakit saraf merupakan penyakit yang cukup berbahaya yang bisa memengaruhi kualitas hidup penderitanya, bahkan dapat mengancam nyawa. Jadi, jika Anda mengalami salah satu gejala atau berisiko tinggi terkena penyakit saraf, berkonsultasilah dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.