Abortus inkomplit adalah salah satu jenis keguguran yang terjadi pada usia kehamilan kurang dari 20 minggu. Ketika abortus inkomplit terjadi, jaringan janin yang telah mati tidak keluar sepenuhnya dari rahim, sehingga bisa menyebabkan perdarahan terus berlanjut.
Pasien dengan abortus inkomplit umumnya mengalami nyeri perut, perdarahan hebat, dan terbukanya mulut rahim. Selain itu, kondisi ini juga ditandai dengan jaringan janin yang masih berada di dalam rahim. Abortus inkomplit harus segera mendapatkan penanganan agar tidak menyebabkan perdarahan berkepanjangan dan infeksi.
Penyebab Abortus Inkomplit
Faktor utama yang menyebabkan abortus inkomplit adalah perkembangan janin yang tidak normal akibat kelainan atau masalah genetik. Pada kebanyakan kasus, kondisi ini terjadi pada trimester pertama kehamilan.
Namun, jika abortus inkomplit terjadi pada trimester kedua atau di antara minggu ke-13–20 masa kehamilan, penyebabnya bisa jadi berhubungan dengan riwayat kesehatan ibu hamil. Berikut adalah beberapa gangguan kesehatan pada ibu hamil yang dapat menyebabkan abortus inkomplit:
- Penyakit kronis, seperti diabetes, hipertensi, lupus, penyakit tiroid, atau penyakit ginjal
- Penyakit infeksi, seperti toxoplasmosis, rubella, atau cytomegalovirus (CMV)
- Gangguan pada rahim, seperti leher rahim yang lemah atau kelainan bentuk rahim
- Efek samping obat-obatan, seperti obat antiinflamasi nonsteroid, misoprostol, methotrexate, dan retinoid
Selain itu, menjalani pola hidup dan gaya hidup yang tak sehat, seperti merokok, mengonsumsi minuman beralkohol, dan menyalahgunakan NAPZA, juga dapat memicu keguguran.
Penanganan Abortus Inkomplit
Prinsip penanganan abortus inkomplit adalah memastikan rahim bersih dari jaringan janin yang masih tersisa. Hal ini dilakukan untuk menghindari komplikasi berat, seperti perdarahan hebat dan infeksi.
Ada tiga metode penanganan abortus inkomplit yang mungkin akan disarankan oleh dokter, yaitu:
Menunggu sisa janin keluar secara alami
Saat Anda mengalami abortus inkomplit, sisa jaringan janin yang tertinggal di dalam rahim dapat keluar secara alami dalam waktu 1–2 minggu.
Namun, menunggu sisa jaringan janin keluar secara alami berisiko menyebabkan perdarahan hebat. Oleh karena itu, beberapa dokter mungkin akan menyarankan Anda untuk melakukan metode penanganan lainnya.
Menggunakan obat
Dokter dapat memberikan obat untuk mempercepat proses pengeluaran sisa jaringan janin dari dalam rahim. Tingkat keberhasilan cara ini cukup tinggi, yaitu sekitar 80–99%, terutama jika kehamilan masih di trimester pertama.
Obat tersebut dapat digunakan dengan cara diminum atau dimasukkan ke dalam vagina. Efek samping yang mungkin dirasakan oleh Anda ketika menggunakan obat ini adalah mual, muntah, atau diare.
Menjalani kuret
Dilatasi dan kuretase (kuret) merupakan salah satu metode penanganan abortus inklomplit dengan tingkat keberhasilan sekitar 97–98%. Pada prosedur ini, leher rahim dilebarkan, kemudian sisa jaringan janin dikeluarkan dengan prosedur penyedotan (suction curettage).
Biasanya, dokter akan menyarankan prosedur ini jika Anda memang memerlukan penanganan segera. Metode ini dapat menghentikan perdarahan dan mencegah infeksi yang dikhawatirkan bisa mengancam nyawa.
Kebanyakan kasus keguguran disebabkan oleh kelainan genetik pada janin, sehingga kejadiannya mungkin tidak bisa diprediksi. Apabila Anda mengalami keguguran, diskusikan dengan dokter mengenai penanganan yang sesuai.
Jika Anda pernah mengalami abortus inkomplit, Anda tetap memiliki peluang untuk hamil kembali. Jadi, jangan berkecil hati. Anda dapat berkonsultasilah dengan dokter jika sudah siap untuk hamil kembali, guna mendapatkan saran terbaik dalam mempersiapkan kehamilan.