Seseorang yang menderita dysania sulit untuk beranjak dari tempat tidurnya meski alarm telah berbunyi berkali-kali. Mereka bukan malas tetapi merasa “berat” untuk meninggalkan tempat tidur, walaupun sudah terbangun sejak 1 atau 2 jam sebelumnya.
Dysania bukanlah penyakit, melainkan gejala dari kondisi medis tertentu. Dysania akan membuat seseorang enggan beranjak dari tempat tidur karena merasa lelah. Dysania bisa disebabkan oleh berbagai macam hal, dan salah satunya adalah depresi.
Berbagai Penyebab Dysania
Dysania bisa menjadi gejala dari beberapa kondisi medis berikut:
1. Depresi
Seseorang yang sedang mengalami depresi bisa mengalami dysania. Hal ini karena saat depresi, sering terjadi perubahan suasana hati, terutama rasa sedih, kehilangan energi, dan kelelahan. Hal-hal inilah yang dapat memicu terjadinya dysania.
2. Sindrom kelelahan kronis
Dysania bisa menjadi gejala dari sindrom kelelahan kronis. Saat mengalami sindrom kelelahan kronis, seseorang akan tetap merasa lelah meski telah beristirahat dengan cukup. Tak heran jika penderita sindrom kelelahan kronis merasa sulit untuk meninggalkan tempat tidur, walaupun telah terbangun.
3. Anemia
Penderita anemia juga mungkin akan mengalami dysania. Hal ini karena saat anemia, jumlah sel darah marah dan kadar hemoglobin kurang, sehingga tubuh kekurangan nutrisi dan pasokan oksigen. Akibatnya, muncullah dysania.
4. Sleep apnea
Dysania juga bisa menjadi gejala dari sleep apnea. Gangguan pernapasan saat tidur ini dapat menyebabkan tidur tidak nyenyak di malam hari. Efeknya, Anda tetap merasa lelah begitu terbangun dari tidur. Rasa enggan untuk beranjak dari tempat tidur di pagi hari pun akhirnya muncul.
5. Penyakit jantung
Anda yang menderita penyakit jantung juga bisa mengalami dysania. Hal ini karena penderita penyakit jantung akan mengalami sejumlah kondisi yang menyebabkan mereka rentan mengalami gangguan tidur.
Beberapa kondisi tersebut adalah nyeri dada yang dapat menyebabkan kesulitan untuk tidur nyenyak, rasa tidak nyaman jika berbaring di tempat tidur, dan efek penggunaan obat. Akibatnya, penderita penyakit jantung akan mengalami kelelahan yang berlebihan, sehingga rentan mengalami dysania.
Cara Mengatasi Dysania
Dysania merupakan gejala dari gangguan kesehatan tertentu. Maka untuk mengatasi dysania, perlu ditemukan penyebabnya terlebih dulu. Selain itu, Anda juga dapat menerapkan kebiasaan tidur yang baik, dengan cara:
1. Buat jadwal tidur
Anda disarankan untuk membuat jadwal tidur dan patuhi jadwal tersebut. Cara termudah adalah dengan tidur dan bangun pada waktu yang sama setiap harinya.
2. Hindari konsumsi kafein
Hindarilah konsumsi kafein, terutama saat sore atau malam hari menjelang tidur. Konsumsi kafein dikaitkan dengan penurunan kualitas tidur yang mungkin menyebabkan Anda mengalami kelelahan di pagi hari.
3. Batasi tidur siang
Tidur siang yang terlalu lama dapat menyebabkan Anda sulit tidur di malam hari. Jadi, batasi waktu tidur siang Anda, yaitu tidak lebih dari 30 menit.
4. Lakukan olahraga secara rutin
Olahraga ringan dapat membantu meningkatkan energi, sekaligus membantu Anda memperoleh tidur yang berkualitas. Namun, disarankan untuk menghindari olahraga menjelang waktu tidur.
5. Hindari bermain gadget
Saat memasuki jam tidur, jauhkan semua gadget. Bermain gadget menjelang tidur dapat membuat Anda menjadi sulit tidur, yang akhirnya akan mengganggu pola tidur Anda.
Dysania tidak bisa dianggap sepele, karena dapat memengaruhi kualitas hidup Anda dan bisa saja menjadi tanda adanya penyakit yang serius dan berlanjut menjadi clinomania. Jika Anda masih juga sulit untuk bangun tidur meski sudah mencoba berbagai cara di atas, berkonsultasilah ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.