Kekurangan zat besi pada bayi sering kali tidak terdeteksi. Oleh karena itu, Anda perlu mengenali apa saja gejala bayi kekurangan zat besi agar kondisi ini dapat diketahui sedini mungkin. Pasalnya, jika dibiarkan, tumbuh kembang bayi bisa terganggu.
Gejala bayi kekurangan zat besi akan terjadi apabila asupan zat besi yang didapatkan tidak sesuai dengan kebutuhannya. Zat besi berperan besar dalam menyebarkan oksigen yang dibutuhkan seluruh jaringan tubuh untuk tumbuh dan berkembang. Jadi bila kebutuhan zat besi bayi tidak terpenuhi, dampaknya akan sangat besar.
Kebutuhan zat besi akan meningkat drastis ketika bayi mulai memasuki usia MPASI. Itulah sebabnya di masa tersebut Anda perlu lebih memperhatikan kandungan zat besi dalam MPASI Si Kecil. Selain itu, Anda juga perlu mengetahui gejala bayi kekurangan zat besi agar lebih waspada terhadap kondisi ini.
Gejala Bayi Kekurangan Zat Besi
Kekurangan zat besi pada bayi bisa berdampak negatif terhadap kecerdasan, perilaku, dan kemampuan ototnya. Bahkan tak hanya itu, bayi yang kekurangan zat besi juga lebih rentan terkena infeksi dan keracunan timbal.
Berikut ini adalah beberapa gejala bayi kekurangan zat besi:
1. Kulit pucat
Salah satu gejala bayi kekurangan zat besi adalah kulit pucat. Kulit dapat terlihat pucat karena saat tubuh kekurangan asupan zat besi, kadar hemoglobin dalam sel darah merah akan menurun. Efeknya, kulit kehilangan rona merahnya, sehingga menjadi terlihat lebih pucat.
2. Terlihat lelah
Gejala bayi kekurangan zat besi berikutnya adalah tampak lelah. Kelelahan dapat terjadi karena kurangnya asupan zat besi dapat membuat kadar hemoglobin dalam tubuh menurun.
Kondisi ini membuat pasokan oksigen ke jaringan tubuh terhambat, sehingga jantung perlu bekerja lebih keras untuk mengalirkan darah ke seluruh tubuh. Selain itu, sel-sel tubuh juga jadi kekurangan oksigen untuk menghasilkan energi. Akhirnya, bayi jadi lebih mudah kelelahan.
3. Berat badan sulit naik
Jika bayi kekurangan zat besi, tubuhnya akan berusaha lebih keras untuk memperoleh oksigen. Hal ini bisa menguras energi bayi, sehingga kekuatannya untuk menyusu juga berkurang. Jika seperti itu, berat badannya akan sulit untuk naik, bahkan bisa turun.
4. Rewel
Meski memerlukan penelitian lebih lanjut, kekurangan asupan zat besi diduga dapat menurunkan produksi hormon dopamin, yaitu hormon yang menimbulkan perasaan bahagia, sehingga bayi menjadi lebih mudah cemas dan rewel.
Rewel juga bisa menjadi bentuk dari gejala bayi kekurangan zat besi yang lain, misalnya sakit kepala dan infeksi yang berulang. Bayi belum bisa mengungkapkan keluhan ini dengan kata-kata dan hanya bisa menangis.
Selain gejala-gejala di atas, gejala bayi kekurangan zat besi juga bisa berupa tangan dan kaki yang terasa lebih dingin dan lembap, serta napas yang lebih cepat.
Cara Mencukupi Kebutuhan Zat Besi Bayi
Untuk mencukupi kebutuhan zat besi bayi, ada beberapa langkah yang bisa Anda lakukan, yaitu:
Memberikan ASI dan susu formula yang cukup
Jika Si Kecil masih berusia di bawah 6 bulan, pastikan kebutuhan ASI-nya tercukupi. Tanda bayi mendapatkan ASI yang cukup adalah bayi terlihat dapat menelan ASI dengan baik, tampak tenang saat menyusu, terlihat puas, dan tampak riang setelah selesai menyusu.
Apabila Si Kecil minum susu formula, pastikan susu formula yang Anda berikan mengandung zat besi sesuai dengan kebutuhannya.
Memberikan asupan makanan yang mengandung zat besi
Jika Si Kecil sudah menginjak usia 6 bulan dan siap untuk mengonsumsi MPASI, berikan ia aneka jenis makanan yang mengandung zat besi. Contohnya adalah kacang merah, daging, ayam, ikan, dan bayam.
Jika khawatir tidak bisa memastikan kandungan zat besi pada MPASI yang Anda buat sendiri, Anda bisa memberikan Si Kecil bubur bayi instan. Jangan khawatir akan kualitas bubur instan yang banyak dijual di pasaran, karena produk-produk ini dipastikan sudah melalui uji kelayakan makanan dan mengandung zat besi yang sesuai kebutuhan bayi.
Memberikan makanan yang mengandung vitamin C
Tak hanya memberikan makanan yang mengandung zat besi, Anda juga harus memberikan Si Kecil makanan yang mengandung nutrisi lainnya, seperti vitamin C. Vitamin C merupakan asupan nutrisi yang penting karena kehadirannya dapat membantu proses penyerapan zat besi dalam tubuh.
Anda mungkin bertanya apakah sebaiknya bayi diberikan suplemen zat besi agar kebutuhan nutrisi ini selalu tercukupi. Jawabannya adalah bisa saja. Suplemen zat besi bisa diresepkan oleh dokter jika Si Kecil memiliki berat badan rendah, lahir secara prematur, atau menderita kondisi medis tertentu.
Namun, jika kondisi Si Kecil sehat, sebaiknya cukupi asupan zat besinya dari makanan saja. Kelebihan zat besi bisa menimbulkan efek samping yang membahayakan bayi. Jadi, konsultasikan kepada dokter sebelum memberikan suplemen zat besi kepada bayi Anda.
Itulah beberapa gejala bayi kekurangan zat besi. Apabila Si Kecil mengalaminya, segera periksakan ia ke dokter. Jika terdeteksi dan ditangani sedini mungkin, kekurangan zat besi tidak akan sampai memengaruhi tumbuh kembang bayi.