Chinese restaurant syndrome merupakan serangkaian gejala yang dialami oleh seseorang setelah mengonsumsi makanan yang mengandung zat aditif monosodium glutamat (MSG) secara berlebihan. Gejala ini bisa meliputi sakit kepala sampai nyeri otot.
Chinese restaurant syndrome, yang juga dikenal dengan istilah gejala kompleks MSG, merupakan serangkaian gejala akibat konsumsi MSG secara berlebihan. Gejala ini pertama kali diketahui di tahun 1986 pada seseorang yang mengonsumsi makanan di restoran Cina, yang umumnya menggunakan MSG dalam setiap masakannya.
MSG mengandung garam natrium dari asam amino glutamat yang diisolasi dari rumput laut atau fermentasi jagung, kentang, dan beras. Tujuan pemberian MSG adalah untuk meningkatkan rasa masakan agar menjadi umami (gurih).
Chinese restaurant syndrome berbeda dengan reaksi alergi akibat konsumsi MSG. Gejala alergi tersebut biasanya muncul pada beberapa orang yang sensitif terhadap bahan makanan tambahan atau zat aditif.
Gejala Chinese Restaurant Syndrome
Tak hanya di restoran Cina, MSG juga sering digunakan di seluruh dunia sebagai bahan tambahan untuk meningkatkan rasa masakan. Selain itu, MSG juga sering kali dijadikan sebagai pengganti garam pada makanan.
Hal tersebut karena jumlah natrium dalam 100 miligram MSG hanya ⅓ daripada kadar natrium dalam 100 miligram garam. Dampaknya, konsumsi garam dapat ditekan untuk mencegah hipertensi, penyakit jantung, dan penyakit ginjal.
Mengonsumsi MSG memang boleh saja, tetapi jika berlebihan justru akan menimbulkan gejala Chinese restaurant syndrome, seperti:
- Wajah memerah
- Tubuh berkeringat
- Gatal-gatal pada kulit
- Nyeri punggung
- Sakit kepala
- Ada tekanan pada wajah
- Kesemutan di wajah, leher, atau bagian tubuh lain
- Nyeri dada
- Jantung berdebar
- Mual
- Sakit perut
- Diare
- Nyeri otot
Chinese restaurant syndrome juga pernah dilaporkan menimbulkan gejala berupa penumpukan cairan (edema) pada bagian dalam tenggorokan yang menggantung di langit-langit mulut (uvula). Edema pada uvula ini bahkan menyentuh pangkal lidah dan membuat penderitanya kesulitan untuk berbicara atau menelan.
Cara Mengatasi dan Mencegah Chinese Restaurant Syndrome
Gejala dari Chinese restaurant syndrome ini biasanya ringan dan tidak memerlukan pengobatan tertentu. Namun, Anda dapat mengonsumsi acetaminophen jika mengalami sakit kepala setelah mengonsumsi makanan yang mengandung MSG dalam kadar yang tinggi.
Selain itu, minum air putih yang banyak juga dapat membantu mengeluarkan kadar MSG yang berlebih dari sistem tubuh Anda dan meredakan gejalanya.
Sebenarnya, gejala kompleks MSG dapat dicegah dengan membatasi asupan MSG dalam makanan Anda. Konsumsi MSG sebaiknya tidak lebih dari 6 gram per hari atau setara dengan 1,5 sendok teh per hari.
Namun, konsumsi MSG sebaiknya dihindari jika Anda memiliki alergi atau sensitif terhadap bahan tambahan makanan. Periksalah label kemasan produk makanan atau minuman sebelum membeli. Selain itu, Anda dapat menanyakan kepada pelayan restoran untuk memastikan makanan yang Anda pesan tidak mengandung MSG.
Dalam memilih makanan kemasan, ada beberapa bahan yang sebaiknya Anda hindari jika tidak ingin mengonsumsi MSG, yaitu:
- Monosodium glutamat
- Ekstrak ragi
- Ekstrak kedelai
- Keju
- Protein nabati terhidrolisis
- Ragi terhidrolisis
- Tomat
- Ragi yang diautolisis
Selain itu, beragam produk makanan olahan, seperti makanan beku, campuran rempah-rempah, saus sambal, sosis, dan kaldu bubuk, juga mengandung MSG yang cukup tinggi, sehingga harus dihindari jika tubuh Anda sensitif terhadap zat tambahan makanan.
MSG juga dapat ditemukan secara alami pada berbagai bahan makan yang kaya akan protein, misalnya unggas, daging, dan makanan laut, serta sayur-sayuran, seperti jamur dan brokoli.
Jika Anda ingin bertanya lebih lanjut tentang Chinese restaurant syndrome, atau memiliki sakit tenggorokan, batuk, sakit kepala, atau nyeri perut setelah mengonsumsi makanan ber-MSG, jangan ragu untuk konsultasi ke dokter. Konsultasi dapat dilakukan kapan saja dan di mana saja melalui Chat Bersama Dokter.