Anemia gravis adalah jenis anemia yang berat. Kondisi ini ditandai dengan kadar hemoglobin yang sangat rendah, yaitu kurang dari 8 g/dL, sehingga penderitanya biasanya membutuhkan transfusi darah.
Pada anemia gravis, sel-sel dalam tubuh tidak mendapatkan cukup oksigen untuk menjalankan fungsinya secara normal. Akibatnya, penderita tidak hanya mengalami gejala anemia yang berat, tetapi juga berisiko mengalami komplikasi serius, seperti kerusakan organ tubuh.
Gejala Anemia Gravis
Gejala anemia gravis umumnya sama dengan gejala anemia biasa. Namun pada kondisi ini tingkat keparahan gejala sudah semakin berat. Berikut ini adalah beberapa gejala yang bisa dialami oleh orang yang menderita anemia gravis:
- Sesak napas
- Lemas atau kelelahan
- Jantung berdebar kencang
- Pusing
- Nyeri di dada, perut, dan sendi
- Kulit terlihat lebih pucat
- Tangan dan kaki dingin
Gejala di atas mungkin timbul secara perlahan dan awalnya tidak disadari oleh penderita.
Penyebab Anemia Gravis
Tiga hal utama yang bisa menyebabkan anemia gravis adalah penurunan produksi sel darah merah, hancurnya sel darah merah, dan hilangnya volume darah dalam jumlah banyak. Berikut adalah penjelasannya:
Penurunan produksi sel darah merah
Terjadinya penurunan produksi sel darah merah pada penderita anemia gravis umumnya dipicu oleh penyakit yang berat dan berjalan dalam waktu lama, misalnya kanker, HIV/AIDS, gagal ginjal stadium 5, atau hipotiroidisme.
Namun, penurunan produksi sel darah merah juga bisa terjadi akibat kekurangan nutrisi yang parah, terutama nutrisi yang dibutuhkan untuk memproduksi sel darah merah. Kondisi yang paling sering terjadi adalah anemia defisiensi besi.
Selain itu, kerusakan yang terjadi pada sumsum tulang belakang juga bisa membuat tubuh tidak mampu lagi menghasilkan sel darah merah dengan optimal. Kondisi ini bisa terjadi akibat infeksi, penyakit autoimun, efek samping obat-obatan, atau paparan zat kimia beracun.
Hancurnya sel darah merah
Anemia gravis juga bisa terjadi ketika sel darah merah dihancurkan lebih cepat daripada sel yang dibentuk oleh tubuh. Hal seperti ini bisa dialami oleh penderita penyakit autoimun atau penyakit yang disebabkan oleh kelainan genetik, seperti thalasemia.
Kehilangan darah secara berlebihan
Selain gangguan pada sel darah merah, anemia gravis juga bisa terjadi akibat pendarahan berat. Contoh faktor luar yang bisa menyebabkan perdarahan adalah kecelakaan yang membuat pembuluh darah putus. Sedangkan contoh faktor dalam yang bisa menyebabkan perdarahan adalah pecahnya pembuluh darah akibat varises esofagus atau diseksi aorta.
Pengobatan Anemia Gravis
Jika anemia gravis telah mencapai kadar hemoglobin < 7 g/dL, dokter akan mendahulukan pemberian transfusi darah agar kondisi penderita bisa stabil. Setelah itu, dokter akan menangani penyakit yang mendasari terjadinya anemia gravis.
Sebagai contoh, apabila anemia gravis disebabkan oleh perdarahan, penanganan untuk menghentikan perdarahan harus dilakukan secepatnya.
Jika anemia gravis disebabkan oleh hancurnya sel darah merah yang dipicu penyakit autoimun, dokter akan memberikan obat imunosupresan untuk menekan sistem kekebalan tubuh, serta memberikan suplemen zat besi dan asam folat guna merangsang proses produksi sel darah merah.
Selain itu, penderita anemia gravis juga mungkin membutuhkan transplantasi atau cangkok sumsum tulang jika sumsum tulang belakangnya tidak bisa lagi memproduksi sel darah merah yang sehat.
Anemia gravis merupakan kondisi serius yang harus ditangani dan dicari tahu penyebabnya. Jika tidak diobati dengan tepat dan sedini mungkin, anemia gravis berisiko menimbulkan komplikasi berbahaya, mulai dari gagal jantung hingga kematian.
Oleh karena itu, jangan sepelekan gejala anemia gravis. Apabila Anda mengalami gejala-gejalanya, segera periksakan diri ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.