Ekolalia adalah kondisi yang menyebabkan penderitanya mengulang kata dan suara yang diucapkan orang lain. Kondisi ini kerap kali membuat penderitanya mengalaminya kesulitan untuk berkomunikasi dengan efektif.
Ekolalia atau echolalia sebenarnya cukup umum terjadi pada anak berusia di bawah 3 tahun yang sedang belajar berbicara. Namun, jika ekolalia masih berlanjut setelah anak berusia 3 tahun atau terjadi pada orang dewasa, hal ini bisa menjadi tanda adanya gangguan atau kondisi medis tertentu.
Gejala Ekolalia
Gejala utama dari ekolalia adalah pengulangan kata dan suara yang didengar penderitanya. Pengulangan ini bisa terjadi secara langsung setelah mendengar kata maupun suara, atau bisa juga tertunda selama beberapa jam atau beberapa hari.
Selain itu, ada juga beberapa tanda maupun gejala ekolalia lainnya yang dialami oleh penderita gangguan ini, yaitu:
- Lebih banyak diam
- Frustasi saat berbicara
- Mudah tersinggung atau marah, terutama ketika ditanya
- Kecemasan bahkan depresi
Penyebab Ekolalia dan Faktor Risikonya
Penyebab ekolalia masih belum diketahui secara pasti. Namun, sebuah penelitian menunjukkan bahwa ekolalia diduga terjadi akibat gangguan pada lobus frontal. Lobus frontal merupakan bagian otak besar yang berperan dalam mengelola keterampilan kognitif, gerakan sadar, serta bahasa, termasuk pengucapan kata atau kalimat.
Ekolalia bisa terjadi dalam jangka waktu tertentu atau bahkan seumur hidup. Kondisi ini seringkali menjadi salah satu gejala autisme pada anak.
Tidak hanya terjadi pada anak dengan autisme, ekolalia juga bisa dialami oleh orang dewasa yang memiliki kondisi medis tertentu, seperti:
- Afasia
- Kebingungan atau delirium
- Kelumpuhan
- Demensia
- Ensefalitis
- Skizofrenia
- Epilepsi
- Gangguan neurodegeneratif
- Gangguan autoimun
- Latah
- Gangguan intelektual
Ekolalia berbeda dengan sindrom Tourette. Penderita sindrom Tourette melakukan gerakan atau ucapan berulang yang di luar kendali.
Cara Mengobati Ekolalia
Sebelum menentukan pengobatan, dokter atau tenaga ahli akan mendiagnosis ekolalia terlebih dahulu dengan melakukan pemeriksaan, termasuk melakukan tanya jawab. Setelah diketahui penyebab dan keparahan kondisi ekolalia, barulah dokter bisa memberikan rencana pengobatan yang sesuai.
Penanganan ekolalia biasanya merupakan kombinasi beberapa metode pengobatan berikut ini:
Terapi wicara
Terapi wicara merupakan salah satu cara efektif untuk mengobati ekolalia, terutama pada orang dengan autisme. Salah satu teknik wicara yang biasanya digunakan adalah cues-pause-point.
Pada teknik ini, terapis akan meminta penderita ekolalia untuk menjawab pertanyaan dengan benar setelah dipersilakan. Jawaban bisa diberikan dengan memegang kartu yang berisikan jawaban yang benar.
Obat-obatan
Obat antidepresan atau antiansietas juga dapat diresepkan dokter untuk mengatasi gejala atau komplikasi yang muncul akibat ekolalia. Pengobatan ini bukan untuk mengatasi ekolalia, melainkan untuk mencegah kondisi ini bertambah parah, terutama jika penderita ekolalia sedang mengalami stres, cemas, atau depresi.
Selain itu, dokter juga dapat memberikan obat-obatan lain yang sesuai dengan penyebab ekolalia, seperti pengobatan untuk stroke, epilepsi, atau gangguan autoimun.
Perawatan di rumah
Melakukan perawatan di rumah (home care) bisa membantu mengembangkan keterampilan komunikasi penderita ekolalia. Orang tua dianjurkan untuk selalu mengajarkan kosa kata sederhana kepada anak dengan ekolalia. Ini dilakukan agar anak dapat belajar berkomunikasi dengan lebih efektif.
Untuk mencegah ekolalia permanen pada anak, orangtua disarankan untuk selalu mengajak dan mendorong anak untuk berkomunikasi setiap hari.
Ekolalia memang wajar terjadi pada anak yang sedang belajar bicara. Namun, apabila ekolalia tetap ada setelah anak berusia lebih dari 3 tahun, sebaiknya bawa anak ke dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.