Gejala muntaber dapat disebabkan oleh peradangan saluran cerna akibat infeksi kuman. Keluhan paling umum dari muntaber adalah muntah dan diare. Namun, kondisi ini terkadang disertai gejala lain yang berbahaya sehingga memerlukan penanganan segera.
Penyebab umum dari gejala muntaber adalah infeksi virus yang meliputi norovirus, rotavirus, atau adenovirus. Namun, penyakit ini juga bisa disebabkan oleh infeksi parasit atau bakteri, seperti Escherichia coli dan Salmonella.
Kenali Beragam Gejala Muntaber
Muntaber dapat ditularkan melalui banyak cara, seperti kontak langsung dengan penderita saat berjabat tangan, mengonsumsi makanan atau air yang terkontaminasi kuman, serta tidak mencuci tangan setelah dari kamar mandi atau sebelum makan.
Setelah terinfeksi kuman penyebab muntaber, ada beberapa gejala yang dapat muncul, yaitu:
1. Diare
Gejala utama dari muntaber adalah diare. Peradangan akibat infeksi menyebabkan usus tidak dapat menyerap air dengan baik. Kelebihan air ini akan membuat tekstur feses lebih cair sehingga memicu diare. Selain itu, gejala ini terkadang juga disertai sakit perut atau kram perut.
2. Mual dan muntah
Tak hanya diare, gejala utama muntaber lainnya adalah mual dan muntah. Kondisi ini membuat tubuh rentan mengalami kekurangan cairan dan nutrisi sehingga penderitanya berisiko mengalami dehidrasi dan gangguan elektrolit.
3. Demam
Demam merupakan respons alami tubuh saat menghadapi peradangan akibat infeksi kuman penyebab muntaber. Kondisi ini biasanya ditandai dengan suhu tubuh yang meningkat dan keringat yang berlebihan.
4. Sakit kepala
Selain demam, gejala muntaber juga sering kali disertai dengan sakit kepala. Kondisi ini juga bisa menyebabkan nyeri di sekitar area mata. Tak jarang sakit kepala yang muncul menyebabkan penurunan kesadaran hingga pingsan.
5. Lemas
Penderita muntaber juga akan merasa lemas akibat gejala muntah dan diare yang menyebabkan asupan nutrisi tidak terpenuhi dengan baik. Hal ini membuat tubuh kekurangan energi sehingga terasa lemas, apalagi jika dipaksa beraktivitas.
Salah satu keadaan yang perlu Anda waspadai ketika mengalami muntaber adalah dehidrasi akibat banyaknya cairan yang keluar lewat muntah dan diare. Segeralah berobat ke dokter bila sudah muncul tanda-tanda dehidrasi, seperti:
- Mulut dan bibir kering
- Kulit kering
- Mata cekung
- Ubun-ubun cekung pada anak usia berusia di bawah 2 tahun
- Rasa haus yang berlebihan
- Frekuensi buang air kecil dan jumlah urine yang berkurang
Cara Mengatasi dan Mencegah Muntaber
Muntaber biasanya bisa sembuh dengan sendirinya tanpa membutuhkan obat-obatan khusus. Hanya saja penyakit ini dapat menguras banyak cairan dan elektrolit dalam tubuh, sehingga penting untuk memenuhi kebutuhan cairan tubuh agar tidak mengalami dehidrasi.
Selain air putih, Anda juga bisa mengonsumsi minuman elektrolit untuk menjaga keseimbangan elektrolit dalam tubuh. Konsumsi minuman tersebut juga dipercaya dapat mengatasi mual.
Penderita muntaber yang menunjukkan gejala dehidrasi berat memerlukan perawatan di rumah sakit melalui pemberian cairan intravena atau infus. Dokter juga akan memantau status elektrolit dalam tubuh.
Ketika mengalami muntaber, Anda perlu beristirahat dengan cukup dan mengonsumsi makanan ringan dan lembut seperti bubur dan sup maupun konsumsi obat muntaber alami. Selain itu, hindari mengonsumsi obat antimuntah dan diare tanpa rekomendasi dari dokter.
Selain mengetahui cara mengatasi muntaber, penting juga memahami cara mencegah muntaber. Berikut ini adalah beberapa langkah yang dapat Anda lakukan:
- Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir
- Hindari konsumsi makanan mentah
- Konsumsi makanan sehat dan bergizi
- Jaga kebersihan lingkungan rumah dan benda yang sering disentuh, seperti gagang pintu
Dengan mengenali gejala muntaber dan melakukan berbagai tindakan pencegahan di atas, Anda pun akan terhindar dari penularan muntaber. Namun, bila Anda mengalami gejala yang telah disebutkan di atas, terlebih disertai dengan gejala dehidrasi, segera periksakan diri dokter agar dapat segera dilakukan penanganan.