Ada beberapa jenis cacat mata bawaan yang dapat terjadi pada janin. Sebagian bayi yang terlahir dengan kondisi ini biasanya tidak mengalami masalah yang serius pada mata. Namun, pada kasus tertentu, cacat mata bawaan bisa juga menyebabkan gangguan penglihatan pada bayi.
Cacat bawaan atau kelainan kongenital merupakan penyakit yang disebabkan oleh gangguan pembentukan organ atau jaringan tubuh janin, sehingga ia terlahir dengan gangguan bentuk atau fungsi organ tertentu. Salah satu organ yang dapat mengalami cacat bawaan adalah mata.
Penyakit cacat mata bawaan pada bayi bisa disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari kelainan genetik, paparan radiasi atau zat kimia tertentu selama di dalam kandungan, pola hidup ibu yang tidak sehat, efek samping obat-obatan yang dikonsumsi ibu, hingga penyakit tertentu yang diderita ibu.
Jenis Cacat Mata Bawaan pada Bayi Baru Lahir
Meski cacat mata bawaan tergolong jarang terjadi, kondisi ini tetap perlu diwaspadai karena berpotensi mengganggu penglihatan. Berikut adalah jenis cacat mata bawaan pada bayi baru lahir yang perlu Anda ketahui:
1. Katarak kongenital
Katarak kongenital adalah penyakit cacat mata bawaan yang menyebabkan kekeruhan lensa mata pada bayi. Penyakit mata bawaan ini dapat membuat cahaya yang masuk ke mata bayi terhalang, sehingga penglihatan bayi menjadi buram. Kondisi ini bisa terjadi hanya pada salah satu mata atau kedua mata bayi.
Namun, tidak semua katarak kongenital bisa mengganggu penglihatan bayi. Kondisi ini umumnya baru menimbulkan masalah pada penglihatan jika sudah parah.
Meski demikian, katarak kongenital yang ringan juga bisa menjadi semakin memburuk dan menyebabkan bayi tidak bisa melihat apabila tidak mendapatkan penanganan.
2. Glaukoma kongenital
Glaukoma kongenital adalah penyakit cacat mata bawaan pada bayi yang terjadi ketika saraf mata bayi mengalami kerusakan dan pembengkakan akibat peningkatan tekanan di dalam bola matanya.
Bayi yang terlahir dengan cacat mata bawaan ini biasanya mengalami beberapa gejala berupa mata yang sering berair, tampak bengkak, kornea mata tampak keruh, dan bayi sering menutup mata karena sensitif terhadap cahaya.
Penyakit yang bersifat turunan ini dapat membuat bayi mengalami gangguan penglihatan. Bila tidak segera ditangani, kondisi ini bisa menyebabkan kebutaan pada bayi.
Untuk menangani penyakit cacat mata bawaan ini, dokter dapat melakukan operasi pada mata bayi. Namun, jika operasi tidak dapat segera dilakukan, dokter dapat memberikan obat-obatan tetes mata atau obat minum pada bayi guna mengurangi tekanan pada bola matanya.
3. Retinopathy of prematurity (ROP)
Retinopathy of prematurity (ROP) merupakan gangguan mata yang banyak dialami oleh bayi prematur. Semakin kecil berat badan bayi ketika dilahirkan atau semakin awal bayi dilahirkan, semakin tinggi pula risikonya untuk terkena ROP.
Kondisi ini berpotensi membuat retina bayi berkembang secara tidak normal, sehingga fungsinya terganggu dan menimbulkan gangguan penglihatan atau bahkan kebutaan.
Penanganan ROP tergantung tingkat keparahannya. Pada ROP yang masih tergolong ringan, pengobatan mungkin tidak diperlukan karena kondisi ini bisa membaik dengan sendirinya.
Namun, bila ROP yang diderita bayi sudah tergolong parah, penanganan yang tepat adalah tindakan operasi. Beberapa metode yang bisa dilakukan untuk menangani ROP yang parah adalah bedah laser dan bedah beku atau krioterapi.
4. Congenital dacryocystocele
Congenital dacryocystocele merupakan cacat mata bawaan yang terjadi akibat adanya penyumbatan pada kelenjar air mata. Kondisi ini menyebabkan penumpukan air mata pada saluran air mata yang seiring waktu akan membentuk sebuah kantung di sekitar kelenjar air mata.
Penyakit mata pada bayi ini biasanya akan membaik sendiri dan tidak membutuhkan penanganan khusus. Namun, jika terjadi peradangan atau infeksi pada mata, kondisi ini perlu diobati oleh dokter.
Untuk mengobati dacrocystocele yang terinfeksi, dokter dapat meresepkan antibiotik untuk bayi. Namun, jika tidak membaik atau semakin parah, dokter biasanya akan mengatasi kondisi ini dengan operasi.
5. Mata juling
Mata juling pada bayi yang baru lahir biasanya merupakan hal yang normal dan tidak perlu dikhawatirkan. Menginjak usia 4–6 bulan, mata bayi seharusnya akan mulai fokus pada suatu benda dan tidak terlihat juling lagi.
Namun, jika mata bayi tetap terlihat juling setelah usianya sudah di atas 6 bulan, bisa jadi mata juling tersebut disebabkan oleh cacat mata bawaan. Mata juling pada bayi bisa disebabkan faktor genetik serta kelainan pada saraf atau otot mata yang membuat posisi mata bayi tampak tidak sejajar.
Mata juling pada bayi merupakan jenis cacat mata bawaan yang perlu ditangani dengan cara operasi.
6. Anoftalmia dan mikroftalmia
Anoftalmia merupakan cacat mata bawaan ketika bayi lahir tanpa satu atau kedua bola mata. Sementara, mikroftalmia merupakan gangguan perkembangan mata yang membuat salah satu atau kedua mata bayi memiliki ukuran abnormal atau sangat kecil.
Bayi dengan mikroftalmia mungkin masih bisa melihat walaupun penglihatannya terbatas.
Hingga saat ini belum ada penanganan khusus yang bisa dilakukan untuk mengatasi kedua jenis cacat mata bawaan ini. Namun, prosedur bedah kosmetik atau pemasangan bola mata prostetik dapat dilakukan guna memperbaiki bentuk rongga mata, sekaligus mendukung perkembangan tulang wajah bayi.
7. Coloboma
Coloboma adalah cacat mata bawaan yang terjadi akibat tidak terbentuknya jaringan mata atau sekitar mata. Bayi yang terlahir dengan coloboma bisa kehilangan bagian mata tertentu, seperti iris, lensa mata, kornea, kelopak mata, saraf mata, atau retina.
Pengobatan yang bisa dilakukan untuk mengatasi penyakit mata ini bervariasi, tergantung bagian mata mana yang hilang dan tingkat keparahannya.
Jika sudah berat atau mengganggu penglihatan, dokter dapat menangani coloboma dengan operasi atau menyarankan penggunaan alat bantu, seperti lensa mata atau kacamata khusus, kelak saat bayi sudah berusia lebih tua.
Berbagai jenis cacat mata bawaan yang telah disebutkan di atas sebaiknya jangan disepelekan. Jika bayi mengalami cacat mata bawaan, kondisi ini sebaiknya segera diperiksakan ke dokter mata agar dapat ditangani lebih awal.
Untuk mengurangi risiko terjadinya cacat mata bawaan pada bayi, penting juga bagi ibu hamil untuk melakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin ke dokter kandungan, terutama bila ada riwayat penyakit kongenital atau penyakit mata bawaan di dalam keluarga.