Osteoporosis merupakan penyakit yang dapat menyerang siapa saja, baik anak-anak maupun orang dewasa. Setidaknya, ada tiga jenis osteoporosis yang dapat terjadi. Ketahui apa saja perbedaan ketiga jenis osteoporosis tersebut dan cara mencegahnya.
Osteoporosis adalah kondisi berkurangnya kepadatan tulang yang dapat menyebabkan tulang menjadi keropos dan mudah patah. Osteoporosis awalnya tidak menimbulkan gejala apa pun sehingga jarang disadari sedari dini. Kondisi ini biasanya baru diketahui saat seseorang mengalami cedera yang menyebabkan patah tulang.
Secara umum, osteoporosis terbagi dalam dua kelompok, yaitu osteoporosis primer dan sekunder. Berikut ini penjelasan lebih detail mengenai jenis osteoporosis:
Jenis Osteoporosis Primer
Osteoporosis primer terbagi lagi ke dalam dua jenis, yaitu osteoporosis idiopatik yang umumnya terjadi pada orang berusia lanjut (lansia) dan osteoporosis juvenile yang terjadi pada anak-anak.
Osteoporosis idiopatik
Osteoporosis idiopatik belum diketahui penyebabnya secara pasti. Namun, kondisi ini sering kali dikaitkan dengan faktor usia atau penuaan. Ada dua tipe osteoporosis idiopatik, yaitu:
- Osteoporosis tipe 1, yaitu osteoporosis yang terjadi pada wanita dengan kadar estrogen yang rendah, biasanya pada wanita menopause
- Osteoporosis tipe 2 atau osteoporosis senilis, yaitu kondisi pengeroposan tulang yang dikaitkan dengan proses penuaan
Osteoporosis juvenile
Osteoporosis juvenile merupakan jenis osteoporosis pada anak-anak atau remaja yang tidak diketahui penyebabnya. Usia penderita osteoporosis ini berkisar antara 1–13 tahun, tetapi rata-rata kasusnya terjadi pada usia 7 tahun. Osteoporosis juvenile tergolong kondisi yang jarang terjadi ketimbang jenis osteoporosis lainnya.
Jenis Osteoporosis Sekunder
Kerapuhan tulang yang terjadi pada osteoporosis sekunder disebabkan oleh adanya faktor lain, baik itu penyakit atau konsumsi obat-obatan tertentu. Faktor yang bisa menyebabkan jenis osteoporosis ini antara lain:
- Penyakit genetik, seperti renal hiperkalsiuria, fibrosis kistik, sindrom Marfan, dan sindrom Ehlers-Danlos
- Gangguan endokrin, seperti diabetes mellitus, sindrom Cushing, akromegali, hipertiroidisme, dan hipogonadisme
- Sindrom malabsorpsi atau kekurangan gizi, seperti anoreksia nervosa, penyakit hati kronis, alkoholisme, serta kondisi kekurangan protein, kalsium, dan magnesium
- Penyakit peradangan, seperti penyakit Crohn, rheumatoid arthritis, spondilitis ankilosa, dan penyakit lupus
- Gangguan hematologi, seperti hemokromatosis, hemofilia, leukemia, limfoma, dan thalassemia
- Obatan-obatan, seperti antikonvulsan, antipsikotik, furosemide, dan penghambat pompa proton
Cara Mencegah Berbagai Jenis Osteoporosis
Agar bisa senantiasa aktif dan memiliki kualitas hidup yang baik, osteoporosis sebaiknya dicegah sejak dini. Berikut ini adalah beberapa langkah yang bisa Anda lakukan untuk mencegah berbagai jenis osteoporosis:
1. Olahraga secara rutin
Otot dan tulang perlu dilatih secara teratur agar kondisinya tetap kuat. Salah satu cara yang bisa Anda lakukan untuk menguatkan otot dan tulang adalah dengan berlatih angkat beban setidaknya 30 menit, 3 kali seminggu.
2. Cukupi kebutuhan kalsium dan vitamin D
Kalsium dan vitamin D merupakan nutrisi penting untuk meningkatkan serta mempertahankan kesehatan tulang. Beberapa makanan tinggi kalsium dan vitamin D yang bisa Anda konsumsi meliputi susu, keju, yoghurt, bayam, kubis, kedelai, hati sapi, kuning telur, serta ikan berlemak, seperti tuna, mackerel, dan salmon.
3. Batasi konsumsi minuman beralkohol
Orang yang sering minum minuman beralkohol memiliki risiko lebih tinggi terkena osteoporosis. Oleh sebab itu, para ahli membatasi konsumsi alkohol pada pria dewasa sebanyak 2 gelas per hari dan wanita dewasa sebanyak 1 gelas per hari. Satu gelas minuman beralkohol setara dengan dengan 350 ml bir atau 125 ml anggur.
4. Hindari kebiasaan merokok
Orang yang aktif merokok juga lebih berisiko mengalami patah tulang akibat osteoporosis, bahkan waktu pemulihannya pun akan lebih lama. Selain itu, kebanyakan wanita yang merokok akan memproduksi estrogen lebih sedikit dan cenderung mengalami menopause lebih awal, sehingga risiko pengeroposan tulang lebih tinggi.
Dengan mengetahui jenis osteoporosis serta cara mencegahnya, Anda diharapkan bisa lebih mengantisipasi penyakit ini. Bila Anda termasuk yang lebih rentan terkena osteoporosis, selain melakukan langkah pencegahan sejak dini, ada baiknya Anda juga melakukan kontrol ke dokter secara rutin.