Jerawat hiperandrogen adalah jerawat yang muncul akibat kelebihan hormon androgen dalam tubuh. Jerawat yang disebabkan kelebihan hormon ini biasanya timbul lebih parah dan lebih susah hilang. Meski begitu, jerawat ini tetap bisa diatasi.
Keadaan hiperandrogen adalah berlebihnya produksi hormon androgen oleh ovarium dan kelenjar adrenal. Hormon ini normalnya lebih banyak ditemukan pada laki-laki. Idealnya, wanita cukup membutuhkan 1% hormon androgen dalam tubuhnya.
Jika kadar hormon ini berlebih, wanita dapat mengalami berbagai macam gejala seperti menstruasi tidak teratur, hirsutisme, hidradenitis suppurativa, dan kebotakan. Namun, gejala yang paling banyak timbul berupa hirsutisme dan jerawat hiperandrogen.
Jerawat Hiperandrogen pada Wanita Usia Produktif
Selain disebabkan oleh kadar hormon androgen yang berlebihan, jerawat juga bisa terjadi ketika kadar hormon ini normal, tapi kelenjar minyak lebih sensitif terhadapnya. Pasalnya, hormon androgen dapat meningkatkan produksi kelenjar minyak. Produksi minyak berlebihan lama-kelamaan akan menyebabkan jerawat.
Jerawat hiperandrogen sebenarnya bisa dialami oleh pria maupun wanita. Namun, wanita cenderung lebih rentan mengalami kondisi ini. Bahkan, 10–20% wanita usia reproduktif diduga memiliki kelebihan hormon androgen. Kadar hormon wanita yang berubah-ubah sepanjang bulan juga membuat jerawat lebih mudah timbul.
Jerawat hiperandrogen biasanya tersebar di area pipi, dagu, rahang, dan leher bagian atas. Jerawat ini cenderung lebih dalam dan susah hilang, serta biasanya bertambah parah menjelang menstruasi.
Beberapa kondisi pada wanita yang dapat memicu munculnya jerawat hiperandrogen, yaitu:
- PCOS (polycystic ovarian syndrome)
- Obesitas dan sindrom metabolik
- Penggunaan obat-obatan yang memicu jerawat, seperti testosteron dan kortikosteroid
- Penyakit kelenjar adrenal, seperti hiperplasia adrenal kongenital dan tumor kelenjar adrenal
- Penyakit kelenjar pituitari, seperti sindrom Cushing, gigantisme, dan prolaktinoma.
Penanganan Jerawat Hiperandrogen
Jerawat hiperandrogen tidaklah cukup diatasi dengan pembersih atau masker wajah seperti jerawat pada umumnya. Penelitian menunjukkan bahwa penggunaan terapi hormonal kombinasi yang biasa ditemukan di kontrasepsi oral kombinasi dapat menjadi cara efektif dan aman untuk mengatasi jerawat hiperandrogen.
Namun, perlu diingat bahwa kontrasepsi oral kombinasi ada berbagai macam dengan isi yang berbeda-beda pula. Ada yang berisi progestin, Etinilestradiol, Levonorgestrel, Norgestimate, Desogestrel, Drospirenon, dan Siproteron asetat (CPA).
Terapi hormonal kombinasi yang ampuh mengatasi jerawat hiperandrogen adalah yang mengandung kombinasi Etinilestradiol dan Siproseton asetat (CPA).
Terapi hormonal dengan kombinasi tersebut berperan dalam mengurangi aktivitas kelenjar minyak (sebum) di kulit agar tidak memproduksi minyak berlebih, sehingga dapat mengurangi bahkan menyembuhkan jerawat hiperandrogen.
Namun, dibutuhkan waktu setidaknya 3 bulan untuk dapat melihat hasil yang signifikan, tentunya juga dengan pemakaian rutin sesuai dosis serta cara minum yang benar atas rekomendasi dokter disesuaikan kondisi pasien yang berbeda-beda.
Dampak Jerawat Hiperandrogen secara Fisik dan Psikis
Jerawat hiperandrogen tidak boleh dianggap sepele, karena kondisi ini biasanya juga diiringi oleh gejala hiperandrogen lainnya yang bisa menimbulkan beragam masalah kesehatan, baik fisik maupun mental. Secara fisik, dampak yang bisa timbul akibat hiperandrogen atau tingginya kadar hormon androgen adalah:
- Jerawat yang parah
- Hirsutisme
- Kebotakan
- Hidradenitis suppurativa
- Menstruasi tidak teratur dan infertilitas
- Pembesaran klitoris
- Obesitas
- Diabetes tipe 2
Sementara itu, dampak negatif hiperandrogen dari segi mental adalah menurunnya rasa percaya diri serta gangguan mood. Bahkan, sebagian wanita yang menderita kondisi ini juga bisa mengalami depresi dan gangguan kecemasan.
Masalah fisik dan psikis akibat jerawat hiperandrogen juga bisa berdampak pada kehidupan sosial penderitanya. Tidak sedikit penderita jerawat hiperandrogen yang mendapat ejekan dari temannya, merasa minder, sulit menjalin hubungan dengan orang baru, bahkan sampai menolak untuk bersosialisasi.
Jika tidak segera diatasi, beban mental ini dapat menumpuk dan menimbulkan depresi berat, bahkan sampai muncul keinginan untuk bunuh diri.
Jerawat hiperandrogen bisa timbul karena berbagai macam penyakit. Di samping keluhan jerawat itu sendiri, penyakit yang mendasari timbulnya jerawat ini juga perlu diatasi. Oleh sebab itu, keluhan ini perlu diperiksakan ke dokter.
Jika Anda mengalami jerawat membandel, terutama yang disertai dengan gejala hiperandrogen, seperti menstruasi tidak teratur dan rambut rontok, sebaiknya periksakan diri ke dokter agar jerawat sekaligus penyebab yang mendasarinya bisa ditangani dengan tepat.