Terjadinya gagal ginjal akut pada anak memang bukannya sebuah kasus baru. Kasus yang dikenal juga dengan istilah gagal ginjal akut progresif atipikal (GGAPA) ini menjadi perhatian karena risiko perburukan yang sangat cepat bila tidak dikenali dan tangani sedini mungkin.
Fungsi ginjal yang utama adalah menyaring limbah sisa metabolisme dari dalam darah dan membuangnya melalui urine. Ketika terjadi gagal ginjal, limbah akan menumpuk di dalam tubuh dan menimbulkan beberapa gangguan kesehatan, bahkan dapat membahayakan nyawa.
Gagal ginjal akut pada anak sebenarnya sama dengan kondisi yang terjadi pada orang dewasa. Gagal ginjal akut pada anak terjadi secara tiba-tiba dan perburukannya dapat berlangsung dalam beberapa hari saja. Oleh karena itu, deteksi dan penanganan dini gagal ginjal akut pada anak perlu dilakukan.
Penyebab Gagal Ginjal Akut pada Anak
Secara umum, ada beberapa kondisi atau penyakit yang dapat memicu gagal ginjal akut, antara lain:
- Gangguan aliran darah ke ginjal, baik karena infeksi, dehidrasi berat, atau perdarahan hebat
- Penyumbatan di sepanjang saluran kemih yang bisa disebabkan oleh batu ginjal, gumpalan darah di saluran kemih, dan kanker saluran kemih
- Efek samping konsumsi obat-obatan tertentu yang dapat menyebabkan toksisitas pada ginjal
- Sindrom hemolitik uremik, yaitu penyumbatan pada pembuluh darah di ginjal
- Glomerulonefritis atau peradangan pada saluran ginjal
- Kondisi yang dapat mengganggu aliran oksigen dan darah ke ginjal, seperti penyakit jantung dan serangan jantung
Infeksi virus SARS-CoV-2 penyebab COVID-19 yang sempat dicurigai menjadi penyebab terjadinya GGAPA. Hal ini bermula dari sebuah penelitian di India yang menemukan insiden gagal ginjal akut sebagai salah satu komplikasi dari infeksi COVID-19 yang banyak terjadi pada anak-anak.
Namun, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia telah menyatakan bahwa gagal ginjal akut misterius pada anak tidak berkaitan dengan COVID-19. Gagal ginjal akut pada anak di Indonesia tidak hanya dialami oleh anak-anak yang pernah terinfeksi COVID-19 atau memiliki gangguan ginjal bawaan sebelumnya.
Temuan kristal tajam dalam ginjal anak-anak yang menderita GGAPA menguatkan bukti adanya cemaran dietilen glikol dan etilen glikol dalam obat sirup sebagai penyebab kondisi ini. Kristal ini akan terbentuk sebagai proses akhir metabolisme etilen glikol dan dietilen glikol yang melebihi batas normal.
Gejala Gagal Ginjal Akut pada Anak
Mengenali gejala gagal ginjal akut pada anak sedini mungkin dapat menjadi kunci sukses pengobatan. Berikut ini adalah beberapa tanda dan gejala gagal ginjal akut yang perlu diketahui:
- Menurunnya frekuensi buang air kecil dan volume urine yang lebih sedikit
- Penumpukan cairan sehingga menyebabkan pembengkakan di tungkai, pergelangan, atau punggung kaki
- Demam
- Nyeri perut
- Sesak napas
- Lelah, lesu, dan tampak pucat
- Gangguan irama jantung
- Nyeri dada
- Kejang atau koma pada kondisi yang serius
Sementara itu, pada kondisi gagal ginjal akut pada anak yang penyebabnya masih misterius ditemukan juga gejala lain berupa:
- Jumlah urine berkurang atau bahkan sama sekali tidak kencing selama 6–8 jam saat siang hari
- Warna urine pekat atau kecokelatan
- Diare
- Batuk
- Pilek
- Muntah
Pengobatan Gagal Ginjal Akut pada Anak
Anak yang mengalami gagal ginjal akut biasanya perlu menjalani rawat inap di rumah sakit. Lama perawatan tergantung pada keparahan kondisi dan seberapa cepat ginjal dapat pulih.
Pengobatan gagal ginjal akut tergantung pada penyebab yang mendasarinya. Beberapa pengobatan yang bisa diberikan oleh dokter adalah:
Cairan infus
Jika gagal ginjal akut disebabkan oleh kekurangan cairan dalam darah, dokter mungkin merekomendasikan pemberian cairan melalui infus.
Obat-obatan
Berikut ini adalah obat-obatan yang dapat diberikan oleh dokter untuk mengobati gagal ginjal akut:
- Diuretik untuk mengatasi kelebihan cairan
- Fenoldopam untuk meningkatkan aliran darah di ginjal sehingga akan menambah produksi urine
- Obat untuk mengontrol kalium dan fosfor guna mencegah akumulasi mineral tersebut di dalam darah
- Fomepizole sebagai antidot untuk keracunan etilen glikol
Dialisis
Jika kerusakan ginjal yang dialami cukup parah, anak yang menderita gagal ginjal akut memerlukan hemodialisis atau cuci darah. Ini adalah prosedur untuk menggantikan fungsi ginjal yang rusak sampai ginjal pulih kembali.
Selama pemulihan, dokter juga mungkin merekomendasikan diet atau pola makan khusus untuk mengurangi beban ginjal. Pola makan tersebut dilakukan dengan membatasi konsumsi makanan yang tinggi akan fosfor, kalium, dan garam.
Jika anak Anda mengalami gejala yang mengarah pada gagal ginjal akut, jangan menunda untuk segera memeriksakannya ke dokter. Pengobatan yang dilakukan sejak dini dapat mencegah komplikasi yang bahkan berujung dengan transplantasi ginjal.