Jika kisah Alice in Wonderland sudah banyak dikenal, sindrom Alice in Wonderland mungkin masih terdengar asing. Di balik namanya yang unik, sindrom ini dapat menjadi salah satu prediktor terjadinya migrain.
Sindrom Alice in Wonderland, yang juga dikenal sebagai sindrom Todd atau dismetropsia, merupakan kondisi yang menyebabkan perubahan persepsi dan disorientasi.
Penderita sindrom ini bisa tiba-tiba merasa tubuh atau bagian tubuhnya menjadi lebih kecil atau lebih besar, atau merasa letak suatu benda menjadi sangat jauh atau sangat dekat, padahal kenyataannya tidak demikian.
Tak hanya memengaruhi penglihatan, sindrom Alice in Wonderland juga bisa memengaruhi persepsi terhadap waktu. Penderitanya bisa merasakan waktu berjalan lebih cepat atau lebih lambat.
Berbagai Penyebab Sindrom Alice in Wonderland
Penyebab sindrom Alice in Wonderland masih belum diketahui secara pasti. Namun, sindrom ini diduga berkaitan dengan beberapa kondisi berikut:
- Sakit kepala, seperti migrain, sakit kepala cluster, atau sakit kepala tegang
- Penyakit infeksi, misalnya mononukleosis atau herpes simpleks
- Gangguan pada otak, seperti stroke atau tumor otak
- Stres
- Gangguan kejiwaan, seperti depresi dan skizofrenia
- Epilepsi
- Efek samping obat-obatan
Dari berbagai penyebab di atas, migrain diyakini menjadi penyebab sindrom Alice in Wonderland yang paling umum pada orang dewasa. Sementara pada anak-anak, kondisi ini sering disebabkan oleh penyakit infeksi.
Kondisi-kondisi di atas dapat menyebabkan gangguan pada aliran darah di bagian otak yang berperan mengolah persepsi seseorang dalam melihat lingkungan sekitar.
Gejala Sindrom Alice in Wonderland
Gejala sindrom Alice in Wonderland dapat berbeda pada tiap penderita. Gejala umumnya berlangsung selama beberapa menit hingga beberapa jam, serta bisa berulang. Beberapa gejala yang dapat dirasakan oleh penderita sindrom Alice in Wonderland adalah:
- Bagian tubuh atau benda-benda di sekitarnya terlihat lebih besar, lebih kecil, lebih jauh, atau lebih dekat daripada kondisi aslinya
- Garis lurus terlihat bengkok atau bergelombang
- Benda yang diam terlihat bergerak
- Benda 3 dimensi tampak datar
- Warna terlihat lebih terang
- Waktu seperti berjalan lebih cepat atau lebih lambat
- Sering mendengar bunyi aneh atau bising yang tidak dimengerti dari mana asalnya
Selain gejala-gejala di atas, dapat juga muncul gejala yang tidak terlalu khas, seperti mual, gelisah, dan pusing.
Langkah Penanganan dan Pencegahan Sindrom Alice in Wonderland
Hingga saat ini, belum ada pemeriksaan yang bisa mendiagnosis secara pasti sindrom Alice in Wonderland. Namun, dokter akan melakukan pemeriksaan untuk mengetahui kemungkinan adanya penyakit lain dengan gejala yang serupa. Beberapa pemeriksaan yang dapat dilakukan adalah tes darah, EEG, maupun MRI.
Sindrom Alice in Wonderland umumnya tidak membutuhkan pengobatan khusus dan dapat membaik dengan sendirinya. Namun, mengobati kondisi yang dicurigai menjadi penyebab sindrom Alice in Wonderland dapat mencegah gejala muncul kembali.
Karena sindrom Alice in Wonderland sering disebabkan oleh migrain, mengurangi munculnya serangan migrain juga dapat mencegah terjadinya sindrom ini. Hal itu dapat dilakukan dengan beberapa cara berikut ini:
- Mengonsumsi banyak buah dan sayur
- Makan dalam porsi kecil tetapi sering (5–6 kali per hari)
- Mengurangi konsumsi makanan olahan, makanan yang banyak mengandung penyedap (MSG), serta minuman yang mengandung pemanis buatan
- Membatasi konsumsi minuman beralkohol
- Melakukan meditasi dan terapi relaksasi untuk mengelola stres
Meski tidak berbahaya dan dapat membaik dengan sendirinya, sindrom Alice in Wonderland dapat menyebabkan disorientasi dan mengganggu aktivitas sehari-hari. Oleh karena itu, periksakan diri ke dokter jika Anda merasakan gejala sindrom Alice in Wonderland. Dokter akan menentukan penyebab dan memberikan penanganan yang sesuai.
Ditulis oleh:
dr. Andi Marsa Nadhira