Abortus atau yang lebih sering disebut keguguran adalah kematian janin dalam kandungan sebelum usia kehamilan mencapai 20 minggu. Anda mungkin belum tahu macam-macam abortus yang bisa terjadi selama kehamilan. Apa sajakah itu? Simak ulasannya berikut ini.
Umumnya, abortus dianggap terjadi karena terdapat kesalahan pada kehamilan atau kesehatan ibu. Padahal faktanya, 2 dari 3 abortus terjadi karena adanya kelainan pada kromosom janin yang membuat ia tidak bisa tumbuh dan akhirnya gugur dari kandungan.
Mengenal Macam-Macam Abortus
Di dunia medis, abortus atau keguguran dibedakan menjadi beberapa macam, yaitu:
1. Abortus komplet
Pada jenis keguguran ini, mulut rahim terbuka lebar dan seluruh jaringan janin keluar dari rahim. Ketika abortus komplet terjadi, Ibu hamil akan mengalami perdarahan vagina serta nyeri perut seperti sedang melahirkan. Biasanya, abortus komplet terjadi pada usia kehamilan kurang dari 12 minggu. Abortus jenis ini juga tidak memerlukan kuretase.
2. Abortus inkomplet
Abortus inkomplet adalah jenis keguguran yang terjadi saat jaringan janin sudah keluar sebagian. Umumnya, perdarahan serta nyeri perut akan berlangsung lama dan baru bisa berhenti setelah seluruh jaringan telah keluar atau dilakukan kuretase.
3. Abortus insipiens
Pada abortus insipiens, terjadi perdarahan disertai nyeri perut, tetapi jaringan janin masih utuh berada di dalam rahim. Meski begitu, keguguran tetap tidak dapat dihindari karena mulut rahim sudah terbuka.
4. Ancaman abortus
Ancaman abortus sebenarnya bukan keguguran. Pada kondisi ini, mulut rahim masih tertutup dan janin masih hidup di dalam rahim. Perdarahan dari vagina dan nyeri perut yang dialami pun masih tergolong ringan. Walau risiko terjadinya keguguran memang lebih besar, namun kemungkinan untuk menyelamatkan kehamilan masih ada.
5. Abortus tak terduga
Pada abortus tak terduga, janin telah meninggal, tetapi ibu tidak menyadarinya karena tidak ada keluhan. Kemungkinan lain, bakal janin memang tidak berkembang sejak awal (blighted ovum). Kondisi ini biasanya baru disadari ketika melakukan kontrol kehamilan dan denyut jantung janin tidak terlihat pada pemeriksaan ultrasonography.
6. Abortus berulang
Abortus berulang merupakan diagnosis untuk keguguran yang terjadi sebanyak 3 kali atau lebih secara berturut-turut. Kemungkinan terjadinya abortus berulang sangat kecil. Oleh sebab itu, jika Anda mengalami kondisi ini, sebaiknya konsultasikan kepada dokter kandungan untuk mencari tahu penyebabnya.
Macam-macam abortus di atas bisa terjadi pada siapa saja selama kehamilan trimester pertama. Namun, untuk menurunkan risiko keguguran, Anda disarankan untuk menjaga kehamilan dengan mengonsumsi makanan bergizi seimbang, menghindari asap rokok dan minuman beralkohol, membiasakan olahraga ringan, serta mengelola stres dengan baik.
Selain itu, jangan lupa juga untuk rutin memeriksakan kehamilan ke dokter agar kondisi janin dan kesehatan Anda tetap terpantau dengan baik.