Makanan berlemak sering dianggap sebagai salah satu penyebab kegemukan dan pemicu munculnya penyakit kardiovaskular. Meskipun demikian, tidak semua makanan berlemak perlu dihindari karena ada juga lemak baik yang diperlukan oleh tubuh.
Konsumsi makanan berlemak tetap diperlukan untuk menjaga kesehatan tubuh. Pasalnya, lemak merupakan sumber energi utama tubuh, selain karbohidrat dan protein. Tidak hanya itu, lemak juga bermanfaat dalam proses penyerapan vitamin yang larut dalam lemak, yaitu vitamin A, D, dan E.
Namun, Anda harus lebih bijak dalam mengonsumsi makanan berlemak agar terhindar dari berbagai gangguan kesehatan, termasuk penyakit jantung dan stroke.
Makanan Berlemak yang Baik untuk Kesehatan
Makanan berlemak yang baik untuk kesehatan adalah makanan yang mengandung lemak tak jenuh. Lemak tak jenuh baik dikonsumsi karena dapat membantu pertumbuhan sel-sel baru, meningkatkan kolesterol baik (HDL), serta mengurangi risiko terjadinya penyakit jantung dan stroke.
Berikut adalah beberapa contoh makanan berlemak yang baik untuk kesehatan:
1. Kacang
Kacang merupakan salah satu makanan berlemak yang baik untuk dikonsumsi. Hal ini karena kacang mengandung asam lemak tak jenuh tunggal yang dapat melindungi kesehatan jantung dan pembuluh darah.
Selain itu, kacang juga mengandung nutrisi lain yang diperlukan oleh tubuh, seperti serat, protein, vitamin, dan mineral.
2. Ikan
Selain kacang, ikan juga termasuk dalam makanan berlemak yang baik untuk dikonsumsi. Ini karena kandungan asam lemak omega-3 pada ikan berguna untuk meningkatkan kesehatan otak dan mencegah munculnya penyakit kardiovaskular.
3. Minyak zaitun
Makanan berlemak tinggi selanjutnya adalah minyak zaitun. Jenis lemak baik yang terdapat di minyak zaitun ialah asam lemak tak jenuh tunggal. Bila dikonsumsi dalam jumlah tepat, minyak zaitun dapat menurunkan risiko terjadinya penyakit jantung dan meningkatkan kolesterol baik (HDL).
Makanan Berlemak yang Buruk untuk Kesehatan
Di sisi lain, ada pula makanan berlemak yang bisa membuat Anda terserang penyakit jantung dan stroke. Jenis lemak yang bisa menyebabkan Anda terkena kedua penyakit tersebut adalah lemak jenuh dan lemak trans. Oleh karena itu, Anda perlu membatasi konsumsi kedua jenis lemak tersebut agar terhindar dari risiko terkena penyakit jantung dan pembuluh darah.
Beberapa contoh makanan berlemak yang buruk untuk kesehatan adalah:
1. Produk olahan susu
Beberapa produk olahan susu, seperti keju, es krim, dan yogurt, merupakan makanan berlemak yang perlu dibatasi konsumsinya. Ini karena beberapa produk olahan susu tersebut mengandung lemak jenuh yang bisa menyebabkan naiknya kadar kolesterol jahat (LDL) dalam darah.
2. Kue-kue yang dipanggang
Kue-kue yang dipanggang, seperti cookies dan pie, juga termasuk makanan berlemak yang buruk untuk dikonsumsi. Pasalnya, kue-kue tersebut biasanya terbuat dari minyak sayur yang banyak mengandung lemak trans.
3. Makanan yang digoreng
Makanan-makanan yang dimasak dengan cara digoreng menggunakan teknik deep frying, seperti kentang goreng dan ayam goreng, juga bisa mengandung banyak lemak trans yang tidak baik untuk kesehatan.
Batas Konsumsi Lemak Per Hari
Lemak tetap perlu dikonsumsi untuk menambah energi dan membantu penyerapan vitamin yang diperlukan oleh tubuh. Hanya saja, Anda perlu mengetahui batasan konsumsi makanan berlemak agar terhindar dari penyakit jantung.
Di Indonesia, Kementerian Kesehatan telah mengeluarkan rekomendasi batasan konsumsi gula, garam, dan lemak. Batasan konsumsi ini disingkat dengan istilah G4G1L5 agar lebih mudah diingat oleh banyak orang.
Maksud G4G1L5 yang disarankan oleh pemerintah adalah batasi konsumsi gula sebanyak 4 sendok makan per hari, garam sebanyak 1 sendok teh per hari, dan lemak sebanyak 5 sendok makan per hari. Menurut batasan ini, Anda hanya diperbolehkan mengonsumsi lemak maksimal 5 sendok makan per hari atau sekitar 72 gram.
Mengonsumsi makanan berlemak melebihi batasan tersebut berisiko menimbulkan penumpukan lemak yang bisa meningkatkan risiko terjadinya kegemukan serta terkena penyakit jantung dan pembuluh darah.
Jika ingin mengetahui lebih lanjut jumlah dan jenis makanan berlemak yang boleh dikonsumsi sesuai kondisi kesehatan Anda, sebaiknya konsultasikan dengan dokter.