Crossfit merupakan olahraga yang dianggap efektif untuk membakar kalori. Namun, sebelum mencoba olahraga ini, ada baiknya bila Anda mengenali manfaat dan risiko crossfit terlebih dahulu. Hal ini penting agar olahraga yang dilakukan aman dan sesuai kebutuhan Anda.
Crossfit kini tengah menjadi tren dan banyak digemari oleh anak muda. Olahraga berintensitas tinggi ini menggabungkan berbagai jenis gerakan, mulai dari kekuatan, kecepatan, ketahanan, lompatan, lari, senam, hingga angkat beban.
Crossfit biasanya dilakukan dalam waktu singkat, yaitu sekitar 5–15 menit selama 3–5 hari per minggu. Meski demikian, olahraga ini tidak boleh dianggap remeh karena dibutuhkan stamina dan daya tahan tubuh yang kuat untuk melakukannya.
Saat menjalani program latihan crossfit, Anda juga perlu menjalani diet sehat, yaitu dengan memperbanyak asupan daging tanpa lemak, buah, sayuran, kacang-kacangan, dan minyak sehat, misalnya minyak zaitun.
5 Manfaat Crossfit untuk Kesehatan Tubuh
Sama seperti jenis olahraga lainnya, crossfit memberikan banyak manfaat untuk tubuh. Olahraga ini baik untuk menjaga kesehatan dan fungsi jantung serta melancarkan aliran darah.
Crossfit juga baik untuk meningkatkan kekuatan dan daya tahan otot, fleksibilitas, kecepatan, serta keseimbangan dan koordinasi tubuh. Berikut ini adalah beberapa manfaat crossfit untuk kesehatan tubuh:
1. Membentuk dan memperkuat jaringan otot
Olahraga crossfit menuntut otot dan sendi untuk terus aktif bergerak, sehingga otot dan sendi pun menjadi bertambah kuat. Latihan crossfit yang dilakukan secara intens juga dapat membakar lebih banyak lemak dalam tubuh.
Dengan demikian, otot tubuh menjadi lebih terbentuk dan tubuh pun tampak lebih kencang serta atletis.
2. Meningkatkan asupan oksigen ke dalam tubuh
Crossfit merupakan olahraga dengan intensitas tinggi (high-intensity power training atau HIPT). Jenis olahraga ini dapat meningkatkan jumlah oksigen yang digunakan saat berolahraga.
Dengan demikian, metabolisme sel-sel tubuh akan lebih lancar dan tubuh bisa mendapatkan lebih banyak energi.
3. Menambah ketangkasan, keseimbangan, dan fleksibilitas tubuh
Gerakan dalam olahraga crossfit sering kali meniru gerakan yang Anda lakukan dalam kehidupan sehari-hari, seperti berjongkok (squat), mengayunkan benda, atau mengangkat beban berat ke atas. Gerakan-gerakan tersebut dapat meningkatkan kelincahan, keseimbangan, dan fleksibilitas tubuh.
4. Membakar kalori
Olahraga Crossfit dapat membantu Anda membakar lebih banyak kalori daripada jenis olahraga lainnya. Pada wanita dengan berat badan 75 kg, sekitar 13–15 kalori dalam tubuh akan terbakar setiap 1 menit melakukan crossfit.
Sedangkan pada pria dengan berat 88,5 kg, sekitar 15–18 kalori akan terbakar per menitnya. Kalori bahkan akan terus terbakar ketika tubuh masih dalam tahap pemulihan setelah berolahraga.
5. Meningkatkan kebugaran tubuh
Jika disertai dengan pola makan sehat, terutama pola makan tinggi protein, olahraga crossfit bisa menyebabkan penurunan berat badan. Kalori akan lebih banyak terbakar jika ditambah dengan sesi latihan dan olahraga yang intens.
Jika dilakukan secara rutin, crossfit bisa menurunkan berat badan sekaligus membuat tubuh menjadi lebih fit.
Beragam Risiko Crossfit yang Perlu Diketahui
Meski cukup efektif untuk menurunkan berat badan dan meningkatkan kebugaran tubuh, crossfit juga berisiko menyebabkan terjadinya cedera. Risiko cedera akibat crossfit bisa meningkat jika gerakan dilakukan dengan cara yang tidak tepat.
Berikut ini adalah beberapa jenis cedera yang bisa terjadi akibat crossfit:
- Nyeri punggung bawah
- Peradangan tendon (tendonitis), terutama tendon yang mengendalikan putaran bahu (rotator cuff) dan tendon di belakang pergelangan kaki
- Cedera lutut
- Radang sendi di sisi luar siku (tennis elbow)
Selain itu, crossfit juga tidak dianjurkan untuk dilakukan oleh ibu hamil, lansia di atas 65 tahun, penderita penyakit jantung, dan orang yang sedang mengalami cedera lutut atau punggung.
Bila Anda baru pertama kali melakukan crossfit, sebaiknya mintalah bimbingan instruktur terlebih dahulu. Selain itu, konsultasikan ke dokter untuk mengetahui apakah olahraga ini cocok untuk Anda atau tidak. Jika tidak, dokter dapat merekomendasikan jenis olahraga lain yang sesuai kebutuhan dan kondisi Anda.