Mirror syndrome merupakan salah satu komplikasi kehamilan yang dapat mengintai ibu hamil. Gejala kondisi ini hampir mirip dengan preeklamsia. Meski kasus mirror syndrome sangat jarang terjadi, tetapi dapat berakibat fatal dan mengancam nyawa bila terlambat terdeteksi.
Mirror syndrome dikenal juga sebagai Ballantyne syndrome atau triple edema, yaitu kondisi ketika janin mengalami pembengkakan karena kelebihan cairan. Di saat yang sama, tubuh ibu hamil juga mengalami pembengkakan akibat preeklamsia.
Karena gangguan tersebut dialami oleh ibu hamil dan janin secara bersamaan, kondisi ini disebut juga mirror syndrome atau sindrom cermin.
Gejala Mirror Syndrome
Gejala dan tanda mirror syndrome pada ibu hamil memang sulit dibedakan dengan kondisi preeklamsia. Berikut ini adalah beberapa gejala dan tandanya:
- Tekanan darah tinggi
- Pertambahan berat badan secara berlebihan dalam waktu singkat
- Pembengkakan di wajah, tangan, dan kaki
- Anemia
- Protein dalam urine atau proteinuria
Tanda mirror syndrome pada ibu hamil berupa tekanan darah tinggi, anemia, dan proteinuria, biasanya akan terdeteksi saat ibu hamil melakukan pemeriksaan fisik dan laboratorium yang umumnya dilakukan selama kontrol kehamilan.
Sementara itu, tanda mirror syndrome pada janin hanya akan terdeteksi melalui pemeriksaan USG, yang biasanya juga dilakukan saat melakukan pemeriksaan kehamilan rutin. Oleh karena itu, pemeriksaan kehamilan secara rutin sangat penting dilakukan guna mendeteksi mirror syndrome lebih awal.
Penyebab Mirror Syndrome
Penyebab mirror syndrome masih belum diketahui secara pasti. Akan tetapi, kondisi ini sering dikaitkan dengan hydrops fetalis, yaitu kondisi ketika janin mengalami penumpukan cairan di bawah kulit, perut, jantung, atau paru-parunya.
Kondisi hydrops fetalis juga diketahui sebagai salah satu faktor yang meningkatkan kemungkinan ibu hamil menderita preeklamsia. Bila kedua hal ini berlangsung secara bersamaan, maka terjadilah mirror syndrome.
Meski penyebab hydrops fetalis belum diketahui secara pasti, tetapi ada berbagai faktor yang diduga bisa meningkatkan risikonya. Beberapa faktor tersebut meliputi:
- Infeksi selama kehamilan
- Inkompatibilitas rhesus, yaitu perbedaan golongan darah resus ibu dan janin
- Kelainan kongenital, misalnya sindrom Turner dan kelainan jantung bawaan
- Twin-to-twin transfusion syndrome (TTS), yaitu kelainan pada kehamilan bayi kembar
Pada kondisi TTS, janin kembar identik harus berbagi aliran darah dari satu plasenta sehingga aliran darah di antara kedua janin menjadi tidak sama. Salah satu janin jadi kekurangan pasokan darah, sedangkan lainnya justru kelebihan.
Pengobatan mirror syndrome sangat bervariasi, tergantung pada penyebab hydrops fetalis dan tingkat keparahan preeklamsia pada ibu hamil.
Jika preeklamsia yang dialami ibu hamil sudah sangat serius, persalinan lebih awal mungkin dilakukan untuk menyelamatkan nyawa ibu. Setelah dilahirkan, bayi akan dirawat di ruang NICU untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.
Guna mencegah terjadinya mirror syndrome, sebaiknya Bumil menjaga kesehatan diri dan janin dengan mengonsumsi makanan sehat, minum vitamin prenatal, dan rutin melakukan pemeriksaan kehamilan. Jika Bumil mengalami keluhan apa pun selama hamil, jangan ragu untuk segera memeriksakan diri ke dokter, ya.