Remaja merupakan salah satu kelompok usia yang rentan terkena anemia. Penyebab anemia pada remaja umumnya adalah kekurangan asupan zat besi. Kondisi ini dapat dicegah dengan mengonsumsi makanan bergizi, seperti daging merah, telur, dan kacang merah.
Anemia atau kurang darah adalah kondisi ketika jumlah sel darah merah dalam tubuh rendah. Kondisi ini sebenarnya dapat dialami siapa saja. Namun, pada remaja, khususnya remaja perempuan, memiliki risiko lebih tinggi terkena anemia.
Anemia pada remaja bisa terjadi ketika tidak tercukupinya kebutuhan nutrisi tertentu di tengah pertumbuhan yang pesat dan dimulainya periode menstruasi. Berbagai kondisi medis yang memengaruhi sel darah merah juga bisa menjadi penyebabnya.
Remaja yang mengalami anemia akan menunjukkan gejala, seperti kulit dan bibir pucat, sakit kepala, serta mudah lelah. Sementara itu, pada kasus anemia berat, gejala yang muncul bisa berupa sesak napas, detak jantung cepat, serta bengkak di kaki dan tangan.
Penyebab Anemia pada Remaja
Ada berbagai penyebab anemia pada remaja yang perlu diketahui, yaitu:
1. Rendahnya asupan zat besi
Jenis anemia yang paling sering dialami remaja adalah anemia defisiensi besi. Kondisi ini bisa terjadi saat remaja kekurangan zat besi dalam tubuh. Padahal, zat besi bermanfaat untuk memproduksi hemoglobin, yaitu protein dalam sel darah merah yang mengikat oksigen.
2. Kekurangan vitamin B12 dan folat
Anemia pada remaja juga dapat disebabkan oleh kekurangan asupan vitamin B12 dan folat. Kedua nutrisi ini sangat dibutuhkan tubuh dalam proses pembentukan sel darah merah.
3. Perdarahan
Penyebab anemia pada remaja lainnya adalah kehilangan sel darah merah akibat perdarahan, biasanya pada remaja perempuan yang memiliki periode menstruasi panjang dan tidak diiringi dengan konsumsi nutrisi yang cukup.
Selain itu, konsumsi obat antiradang nonsteroid (NSAID) dalam jangka panjang, pascatrauma, pascaoperasi, demam berdarah, dan wasir yang parah, juga mungkin menimbulkan perdarahan yang menjadi penyebab anemia pada remaja.
4. Kelainan bentuk sel darah merah
Kelainan bentuk sel darah merah juga bisa menyebabkan anemia pada remaja. Salah satu jenis anemia yang diakibatkan bentuk sel darah merah abnormal adalah anemia sel sabit. Kondisi ini terjadi karena faktor genetik, yaitu ketika bentuk sel darah merah yang seharusnya bulat menjadi seperti bulan sabit.
Bentuk sel darah merah yang menyerupai huruf C ini membuat sel darah rentan tersangkut di pembuluh darah dan menyebabkan peradangan, sehingga bisa menimbulkan kerusakan jaringan, bahkan pembekuan darah yang berbahaya
5. Penyakit tertentu
Beberapa penyakit kronis dan infeksi juga bisa memicu anemia pada remaja. Ini karena jenis penyakit tersebut bisa merusak atau menyebabkan produksi sel darah merah berkurang.
Beberapa jenis penyakit autoimun, seperti lupus, rheumatoid artritis, dan sindrom Sjogren, juga sering dikaitkan sebagai penyebab anemia karena diduga bisa membuat sistem imun justru menghancurkan sel darah merah sehingga jumlahnya berkurang.
Sementara penyakit lain, seperti malaria, talasemia, leukemia, defisiensi G6PD, dan infeksi virus Eipsten-Barr (EBV), juga bisa menyebabkan kerusakan sel darah merah sehingga sel mati lebih cepat dibandingkan waktu pembentukannya.
Cara Mencegah Anemia pada Remaja
Sebelumnya telah disebutkan bahwa anemia pada remaja umumnya terjadi karena kurangnya asupan gizi di tengah perkembangan tubuh yang pesat. Berikut ini adalah beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mencegah anemia pada remaja:
- Mencukupi kebutuhan zat besi dari makanan, seperti daging merah, daging ayam, ikan, tahu, telur, sereal, dan kacang polong.
- Mengonsumsi buah dan sayuran tinggi kandungan vitamin C, seperti jeruk, jambu merah, dan brokoli, untuk membantu proses penyerapan zat besi
- Menghindari konsumsi kopi dan teh pada waktu makan, karena jenis minuman ini bisa membuat tubuh sulit menyerap zat besi
- Memantau siklus menstruasi, termasuk lama waktu perdarahan dan banyaknya darah yang keluar
Selain itu, remaja juga perlu menjaga kesehatan tubuh dengan rutin melakukan olahraga, mencukupi asupan cairan, tidur yang cukup, dan mengelola stres dengan baik, misalnya dengan meluangkan waktu untuk menjalani hobi.
Jika remaja terdiagnosis anemia, ia akan disarankan dokter untuk mengonsumsi suplemen dengan kandungan nutrisi tertentu, seperti zat besi, vitamin B12, dan folat. Sementara itu, untuk kasus anemia pada remaja yang disebabkan penyakit, dokter akan mengobati kondisi medis yang mendasarinya terlebih dahulu.
Penyebab anemia pada remaja dan gejalanya penting untuk dikenali sejak dini sebagai langkah pencegahan. Di sisi lain, peran aktif orang tua juga diperlukan untuk memantau tumbuh kembang anaknya dan mencegah adanya gangguan kesehatan pada remaja.
Jika anak remaja Anda memiliki gejala anemia seperti, bibir dan kulit pucat, serta mudah lelah, sebaiknya segera lakukan pemeriksaan ke dokter untuk memastikan diagnosis dan mendapatkan penanganan terbaik.