Tonjolan pada bekas operasi di perut dapat terjadi setelah prosedur operasi yang melibatkan sayatan di bagian perut dilakukan. Dalam istilah medis, kondisi ini disebut dengan hernia insisional. Setidaknya 33% pasien yang menjalani operasi perut berisiko mengalami kondisi ini.
Hernia insisional terjadi pada atau di dekat sayatan bedah. Kondisi ini ditandai dengan menonjolnya usus, organ dalam perut, atau jaringan lain yang dikelilingi oleh kulit dinding perut.
Hernia insisional paling sering terjadi dalam 3–6 bulan setelah operasi di perut. Namun, tonjolan pada bekas operasi di perut juga dapat terjadi berbulan-bulan atau bertahun-tahun kemudian.
Gejala Tonjolan pada Bekas Operasi di Perut
Pada awalnya, Anda bisa melihat benjolan kecil atau pembengkakan di dekat lokasi bekas luka operasi. Benjolan muncul saat Anda batuk atau mengejan, lalu dapat menghilang dengan sendirinya. Namun, seiring berjalannya waktu, benjolan mungkin menjadi lebih besar dan mulai terasa sakit.
Pada sebagian besar kasus, tonjolan pada bekas operasi di perut ini tidak menyebabkan masalah serius. Namun, pada kasus yang jarang terjadi, bagian usus mungkin terperangkap di lubang hernia dan menghalangi jalannya kotoran atau menghentikan suplai darah ke usus, sehingga menyebabkan kondisi gawat darurat.
Selain itu, tonjolan pada bekas operasi di perut yang berukuran besar juga dapat membuat Anda sulit bernapas atau bergerak secara normal.
Penyebab Tonjolan pada Bekas Operasi di Perut
Tonjolan pada bekas operasi perut terjadi jika luka operasi di dinding perut tidak menutup dengan sempurna setelah operasi. Hal ini dapat menyebabkan otot perut menjadi lemah, sehingga memungkinkan jaringan dan organ dalam perut menonjol sebagai hernia.
Ada beberapa hal yang dapat menghambat luka operasi di perut sembuh dengan baik, antara lain:
- Terlalu banyak tekanan pada perut selama masa penyembuhan luka
- Hamil sebelum luka di perut sembuh total
- Terlalu cepat kembali menjalani aktivitas fisik setelah operasi perut
Faktor Risiko Terjadinya Tonjolan pada Bekas Operasi di Perut
Berikut ini adalah beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko terjadinya tonjolan pada bekas operasi di perut:
1. Infeksi luka operasi
Jika tidak dirawat dengan baik, luka jahitan pascaoperasi berisiko mengalami infeksi. Infeksi tidak hanya akan membuat luka jahitan sulit menutup dengan sempurna, tetapi juga berisiko menimbulkan tonjolan pada bekas operasi dan menghambat proses penyembuhan secara keseluruhan.
2. Penyakit penyerta
Beberapa jenis penyakit, seperti gagal ginjal, diabetes, dan penyakit paru-paru, dapat menimbulkan tekanan pada perut dan mengganggu proses penyembuhan luka operasi. Hal ini dapat meningkatkan risiko terbukanya kembali jahitan dan memicu terjadinya tonjolan pada luka bekas operasi di perut.
3. Berat badan berlebih (obesitas)
Berat badan yang berlebihan dapat menghasilkan tekanan pada bekas luka operasi atau jaringan parut yang lebih besar, sehingga meningkatkan risiko terjadinya hernia insisional atau tonjolan pada bekas operasi di perut. Selain itu, kondisi ini juga dapat menghambat proses pemulihan luka.
4. Kebiasaan merokok
Kebiasaan merokok juga dapat meningkatkan risiko munculnya tonjolan pada luka operasi di perut. Hal ini dikarenakan kandungan atau zat kimia dalam rokok dapat menghambat tubuh memperbaiki jaringan yang rusak dan menyebabkan luka operasi sulit sembuh.
Selain berbagai hal di atas, konsumsi obat-obatan tertentu, seperti obat imunosupresan atau steroid, juga dapat meningkatkan risiko hernia insisional atau tonjolan pada bekas operasi di perut.
Penanganan Tonjolan pada Bekas Operasi di Perut
Jika Anda mengalami tonjolan pada bekas operasi di perut, sebaiknya segera konsultasikan ke dokter. Nantinya, dokter akan melakukan serangkaian pemeriksaan, mulai dari pemeriksaan fisik hingga pemeriksaan penunjang, seperti berupa USG perut atau CT scan.
Bila tonjolan di perut berukuran kecil, operasi perbaikan dapat dijadikan pilihan penanganan, tetapi bukan suatu keharusan. Namun, jika tonjolan berukuran cukup besar, ada bagian usus yang terjepit, atau menyebabkan nyeri, dokter akan menyarankan Anda untuk menjalani operasi.
Meski munculnya tonjolan pada bekas operasi di perut dapat dikatakan umum terjadi, kondisi dapat dicegah dengan melakukan perawatan luka operasi yang baik, tidak melakukan aktivitas fisik yang berat selama pemulihan operasi, dan menjalani pola hidup sehat.
Jika selama masa pemulihan Anda mengalami demam atau luka operasi tampak bengkak, bernanah, berbau, atau berdarah, segera kunjungi IGD di rumah sakit terdekat untuk mendapatkan penanganan.
Ditulis oleh:
Sonny Seputra, M.Ked.Klin, Sp.B, FINACS
(Dokter Spesialis Bedah)